(23)

74 11 3
                                    

╭───────╯•╰───────╮

Setelah mendengar semua perkataan dari anak anak lain yang menyindir Nayeon. Nayeon langsung lari meninggalkan semuanya termasuk Rowoon sekali pun.

"Nayeon!". Teriak Rowoon yang mengejarnya.

Nayeon lari secepat mungkin menuju toilet agar Rowoon tidak dapat menemukannya.

"Rowoon maafin gue, gue gak mau lo lihat keadaan gue yang sekarang". Tangisnya di dalam toilet.

Rowoon yang sedari tadi tidak dapat menemukannya, terpaksa dia harus kembali ke kelasnya.

"Apa yang akan terjadi jika anak kampus tahu kalau nih kampus punya Ayah, bukan punya pemerintah. Tapi mereka semua tidak boleh tahu itu". Monolog Nayeon yang masih berada di dalam toilet.

Di dalam kelas, Rowoon terus keluar masuk kelas dan melihat lihat sekelilingnya. "Nayeon mana sih?". Resahnya dan duduk di kursi depan.

Perlahan dia melihat Nayeon yang berjalan menuju kearahnya. Dia langsung berdiri dan memeluk Nayeon. "Lo kemana aja, gue cari lo kesana kemari tapi gak ketemu". Katanya tanpa melepaskan pelukkannya.

Nayeon terbelalak, dia harus berkata apa kepada Rowoon. Bahkan dia tidak bisa membalas pelukkan yang di berikan Rowoon untuknya.

Perlahan dia melepaskan tangan Rowoon yang merangkul kepalanya lembut. "Gue mau masuk". Lanjutnya dan meninggalkan Rowoon masuk lebih dulu.

Rowoon bingung, tanpa bertanya dia juga masuk dan dengan sigap duduk samping Nayeon.

"Nayeon, lo kenapa sih? Aneh banget?". Tanya Rowoon memandangi Nayeon yang hanya menunduk tanpa menatapnya.

"Nay, gue nanya sama lo". Kata Rowoon yang mengulangi pertanyaannya dengan nada sedikit tinggi.

"Berhenti bertanya dan diamlah!". Bentak Nayeon, tapi sekali ini Nayeon menatap wajah Rowoon.

Dari situ Rowoon bisa merasakan ada yang aneh dengannya. "Nay, lo nangis?". Tanya Rowoon dengan lembut.

"Sudah gue bilang berhenti bertanya!!". Teriaknya yang langsung pergi meninggalkan Rowoon.

"Nay, Nay". Panggil Rowoon yang terus saja mengikutinya.

Entah kemana perginya Nayeon, yang pasti pikirannya saat ini kacau balau.

Tiba saatnya dia disebuah taman kampus, yang dilengkapi dengan kolam serta pepohonan yang menghijau. Nayeon duduk di sana dengan pikiran kosong. Dia rasa hari ini adalah hari yang sangat menyedihkan baginya. Dia terus menangis tanpa dia ketahui kalau Rowoon sudah tiba di belakangnya.

"Nayㅡ". Panggilnya yang duduk di samping Nayeon.

Nayeon langsung mengusap air matanya yang membendung. "Kenapa sih lo selalu ngikuti gue?!". Teriaknya.

Rowoon yang melihatnya langsung memeluknya untuk menenangkannya. Nayeon yang tidak dapat berkata apa apa karena tangisannya yang mengeras saat berada di pelukkan Rowoon.

"Menangislah sekuat yang lo mau Nay". Rowoon terus memeluknya dengan lembut. "Nay, gue minta maaf ya kalau sudah membuat lo ke dalam masalah gue. Bahkan Yerin berani nyakitin lo karena gue Nay, gue penyebab dari semua masalah lo".

|HATE BUT L💋VE| • RONAYWhere stories live. Discover now