34

65 8 3
                                    

╭───────╯•╰───────╮

Rowoon dan Nayeon sudah selesai dengan acara pertunangan mereka. Akan tetapi, masih ada banyak tamu disana.

"Nay, emang lo udah ngomong sama Rowoon kalo lo bukan anak kampung?". Bisik Tzuyu dengan mata sedikit melirik kearah Rowoon.

Nayeon menggeleng pelan. Dan Tzuyu memukul dahinya sambil memejam.

"Kenapa lo gak ngomong? Terus kapan lo mau ngomong sama dia? Pas udah nikah gitu? Yang ada Rowoon langsung ngucap cerei ke lo".

"Yu, gue gak tahu harus mulai dari mana buat ngomongin itu".

"Ya lo jujur aja apa susahnya sih?".

"Ya lo ngomongnya enak, gue yang ngelakuinnya setengah mati".

"Nanti gue bantu deh".

"Ya udah nanti deh gue cari waktu yang pas buat ngomong sama dia".

"Tzuyu". Panggil Hyunjin yang menghampiri mereka.

"Nay, Tzuyunya gue ambil kembali ya. Soalnya mau jalan bentar, hehe". Lanjutnya sambil menarik Tzuyu pelan.

"Iya Njin, gak apa kok. Ya udah, byeee". Lambaian Nayeon yang melihat mereka mulai menjauh.

Nayeon kembali melamunkan perkataan yang tadi diucapkan Tzuyu padanya.

"Tzuyu benar, gue gak mungkin terus berbohong sampai acara pernikahan nanti. Sekarang hanya orang tuanya Rowoon yang datang, orang tua gue gak mungkin hadir karena gue belum cerita apa-apa ke Rowoon. Gimana ya?".

"Nay, kamu gak papa?". Rowoon yang sedari tadi melihatnya melamun lalu menepuk pundahnya pelan.

Setelah melihat Nayeon menggeleng senyum, dia pun duduk disamping Nayeon dan mengusap tangan Nayeon lembut.

"Nay, sekarang kamu tuh tunangan aku. Jadi kalau ada apa-apa cerita sama aku, jangan mendam sendiri. Aku gak suka".

Seketika Nayeon diam, dia berpikir tidak akan menceritakannya saat ini karena ini adalah hari kebahagiaannya dan Rowoon.

"Gak kok, aku baik-baik aja. Kamu gak perlu khawatir". Jawab Nayeon dengan senyumnya yang membuat Rowoon lega.

"Kok aku gak lihat Minho ya dari tadi?". Lanjutnya.

"Gak tahu, aku juga gak lihat. Dari tadi aku sama Tzuyu dan sekarang dia pergi sama Hyunjin".

"Kamu tunggu disini dulu ya, aku mau cari dia bentar". Rowoon beranjak dari sana setelah dapat anggukkan dari Nayeon.

Rowoon mencari Minho yang sedari tadi tidak terlihat di lokasi. Dimana dia sekarang?

"Dugaan gue benar lo disini". Kata Rowoon yang melihat Minho yang berada di teras atas. Hanya ini tempat Minho yang suka menikmati kesendiriannya.

Minho langsung mengusap matanya saat mendengar suara Rowoon yang menghampirinya.

"Lo nangis?". Tanya Rowoon yang memutar tubuh Minho sedikit keras. Karena Minho tidak menghiraukannya yang ada di belakang.

"Ga-gak. Gue gak nangis". Jawabnya yang menunduk dan sesekali air matanya turun kembali.

"Lo bohong Ho sama gue. Sejak kapan lo jadi tertutup, hah?! Lo selalu cerita dan happy sama gue".

"Gue....gue kangen Woon sama dia".

"Di-dia? Dia siapa yang lo maksud?".

"Lo udah ngelupain dia, tapi gue gak".

"Dia siapa, gue gak tahu!".

"Dia, dia orang yang pertama bertengkar dengan gue saat di kampung. Dia juga orang yang buat gue sampai sekarang gak bisa ngelupain".

"Ohhh, Jihyo maksud lo?".

Minho mengangguk dan mendongak perlahan. "Dunia benar-benar tidak adil. Dia mengambil kembali apa yang sudah diutusnya".

"Ho, gue tahu lo sayang sama dia. Gue tahu lo juga gak bisa lupain dia. Tapi lo gak boleh kayak gini. Lo harus bisa bangkit kembali dan cari yang lain".

"Lo gak bakal ngerti gimana perasaan gue, Woon. Jihyo tuh beda banget sama cewek lain. Sama kayak lo, lo mandang Nayeon juga beda dari cewek lain".

"Tapi Ho....".

"Gue belum sempat ngungkapin rasa sama dia, baru juga awal-awal gue mau ngomong sama dia. Lah nyatanya, dia pergi duluan".

"Minho, gue yakin lo bisa nyari tuh cewek yang sama kayak dia".

"Gak bakal ada yang sama, Woon. Meskipun ada, kepribadiannya pasti berbeda".

Rowoon mengangguk sambil nepuk-nepuk punggungnya Minho yang menunduk menahan tangis.

"Gue ngerti kok perasaan lo. Andai gue yang diposisi lo, gue pasti ngelakuin hal yang sama kayak lo".

"Gue kangen sama dia, gue kangen banget....".

Rowoon mengulum bibirnya dan meneguk salivanya karena tidak tahan melihat keadaan sahabatnya yang satu ini.

"Ya udah, turun gih. Semua tamu mau pada pulang, lah lo malah disini. Ayo".

"Lo duluan aja, gue masih mau disini".

"Ya udah, gue tinggal ya".

Rowoon perlahan melangkah meninggalkan Minho yang masih ingin sendiri. Sesekali dia berbalik dan melihat Minho yang masih menangis.

"Baru kali ini gue lihat lo nangis, Ho. Setahu gue lo yang paling tegar diantara gue sama Hyunjin. Cinta lo tulus, sampai-sampai lo masih gak ngerelain dia yang udah tiada 8 bulan yang lalu". Monolognya yang hanya melihat punggung Minho.

"Lo bener-bener buat gue gak bisa lupa sama lo. Maafin gue gak sempat ngungkapin nih rasa karena hidup lo yang gak lama lagi. Gue bener-bener kangen sama lo, Jihyo".

Minho masih yang berhenti menangis disana dengan kesendiriannya.

Sesekali Rowoon berpikir, disatu sisi dia bahagia karena hari pertunangannya dengan Nayeon. Dan juga hubungan Tzuyu sama Hyunjin.

Tapi disatu sisi dia juga ingin menangis melihat Minho yang akhir-akhir ini kurang senyum karena ditinggal Jihyo.



Hidup memang rumit. Ada suka ada duka, ada pertemuan dan ada perpisahan. Bahkan saat sayang-sayangnya ditinggal:) gak tahu deh mau ngomong apa. Intinya gitu:))


█▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀█
HATE BUT LOVE #24
█▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄█


6, Agst 2020💗💗bye bye see you♥️🥰😍

|HATE BUT L💋VE| • RONAYOnde histórias criam vida. Descubra agora