05

1.4K 111 3
                                    

Now Playing : EXO - Lotto

Haii maaf baru bisa update

Happy Reading!

*******

Pikiranku melayang pada kejadian semalam. Apa maksud kak Dito? Aku yakin dia pasti bercanda. Aku menggeleng pelan. Ada ada saja.

Semenjak ia mengirim pesan itu, aku tidak membalasnya lagi. Bahkan sampai sekarang aku tidak membuka ponselku lagi. Aku terlalu jengkel.

Aku melihat kak Raka dari jauh. Dia tidak sendirian. Dia bersama gadis itu, lagi. Pagi pagi mood ku sudah bertambah buruk saja. Mengeratkan peganganku pada tali ransel, aku berjalan sambil menghentak hentakkan kaki ku.

Aku melihat datar ke depan. Saat kak Raka melewatiku, aku tidak menatapnya sama sekali. Samar samar aku melihatnya seperti melirik ke arahku. Aku tidak peduli. Aku sangat kesal pagi ini.

Saat sampai di kelas. Aku langsung membenamkan kepalaku pada lipatan tanganku. Zifa menepuk pundak ku pelan.

"Kenapa, lo?" Tanya nya.

Aku mendongak. Mataku berkaca kaca. Cengeng sekali aku. Jika bang Arsen melihatnya, pasti ia sudah tertawa terbahak bahak.

"Tadi tadi-- HUAAA ZIFAAAAAA."

Aku berteriak kencang sambil menangis. Zifa mencoba menenangkan ku. Teman teman sekelasku lainnya terlihat terkejut. Lalu Zifa menjelaskan bahwa tidak terjadi apa apa.

Aku sesegukan. Mengapa aku jadi sensitif sekali? Ah sudahlah aku tidak peduli.

"Lo kenapa, sih? Kaget tau gue." Zifa mengelus punggung ku.

"Gue mau makan bakso," ucapku. Perutku lapar. Tadi aku tidak sarapan, malas rasanya.

Kami berjalan menuju kantin. Dengan mata ku yang sedikit sembab. Zifa menatapku dengan prihatin.

Dari jauh aku melihat kak Dito berjalan ke arahku. Aku ingin ke kantin dengan jalan yang lain, tapi sayangnya tidak ada jalan lagi. Dengan menunduk aku terpaksa terus berjalan.

"Rara."

Mampus! Kak Dito memanggilku. Aku tidak tau harus bagaimana. Zifa menatapku dengan pandangan bertanya tanya.

"I-iya kak." Sial! Kenapa aku jadi gugup begini?.

"Kenapa pesan gue semalem nggak lo bales?" Tanya nya.

Aku masih menunduk. Merapatkan segala doa agar ada orang yang menyelamatkanku.

"Kak, mending ngobrolnya di kantin aja. Disini banyak orang." Suara Zifa menghentikan pertanyaan kak Dito.

Aku bernapas lega. Setidaknya di kantin tidak terlalu banyak orang yang penasaran.

Kami berjalan menuju kantin. Aku mencari posisi aman, yaitu di sebelah kanan Zifa sedangkan kak Dito di sebelah kiri Zifa.

Setelah sampai di kantin, kami memesan makanan. Aku menunduk takut karena kak Dito terus memperhatikanku.

"Aku ngantuk kak."

Diluar dugaan ku bahwa kak Dito akan kecewa namun sekarang kak Dito malah tersenyum menatapku.

"Iya. Gue ngerti, kok."

Aku menghela napas lega. Aku memakan bakso ku lumayan cepat karena aku lapar. Tadi pagi aku belum sarapan karena bangun kesiangan. Untung saja papa belum berangkat, jadi aku bisa diantar papa.

Love Zone [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang