17

1.1K 100 17
                                    

jebolin notip aku dong, bray :'))

oiya, you can call me maman

btw, mutualan spotify kuy

sorry ya kalo up nya kurang cepet soalnya ai sekolah

buset, gue banyak maunya

.

Now Playing : Stray Kids - Slump

Happy Reading!


🌼


Kemarin setelah obrolan panjang antara aku dan Bang Arsen, tiba-tiba Mama memberitahu ku bahwa aku akan dimasukkan ke kelas tambahan atau les. Aku merutuk dalam hati, ternyata Papa bisa setegas ini.

Dan ternyata hari ini jadwalku les.

Sekarang aku sudah pulang les. Jalan kaki sendirian seperti orang hilang. Dengan mengenakan kaos panjang warna kuning cerah dan celana kain putih milik Mama. Serta menggendong ransel sekolahku yang sudah lusuh karena digunakan seharian.

Aku ingin menangis saja rasanya. Pagi sampai sore sekolah, lalu sepulang sekolah lanjut les. Tas ku sudah seberat karung beras. Walau tak seberat beban hidupku.

"Baru sehari aja udah gini, apalagi kalo setahun," gumamku sambil menendang kerikil.

Di seberang jalan aku melihat minimarket. Aku mengulas senyum lebar. Sambil menengok kiri-kanan untuk memastikan jalanan sepi, aku menyebrang.

Minimarket nampak lumayan ramai di sore hari ini. Aku membenarkan tali ranselku lalu mendorong pintu minimarket. Langkahku langsung menuju ke kulkas. Aku mencari minuman untuk menghilangkan dahagaku.

Aku mengambil minuman isotonik lalu berjalan menuju kasir. Antriannya tak begitu panjang sehingga tak butuh lama aku untuk membayar.

Aku duduk di depan kursi dan membuka minumanku. Aku menghirup aroma minuman isotonik setelah itu tersenyum lebar lantas meminumnya. Menghirup aroma minuman sebelum meminumnya itu adalah kesukaanku.

"Ah, lega." Aku mengusap bibirku lalu meletakkan minuman ke dalam tas.

Netra coklat terangku menyipit ketika aku melihat Kak Dito di seberang jalan dengan tas yang ada di pundaknya. Saat aku melihat seseorang di sampingnya, otomatis netraku membelalak.

"Mampus. Kak Raka ngapain sih harus bareng Kak Dito," gumamku frustasi.

Secepat kilat aku merapikan penampilanku lantas beranjak untuk pergi. Namun semua terlambat ketika suara Kak Dito menghentikan langkahku.

"Rara."

Aku menatapnya canggung seraya menyengir.  Dalam hati aku menangis karena harus terjebak dalam situasi yang menyebalkan seperti ini.

"Eh, hai," sapaku.

"Lo ngapain?" tanya Kak Dito dengan bibir yang masih tersenyum. Dia memasukkan sebelah tangannya pada saku celana.

Udah tau lagi jajan, masa di minimarket mau nyangkul?

"Nyangkul," ucapku keceplosan, "eh, maksud gue lagi jajan," koreksi ku. Aku meringis menahan malu. Entah kenapa suara hati ku bisa tersuarakan.

Kak Dito tertawa kecil. Aku melirik Kak Raka yang berdiri di samping Kak Dito seraya mengamati sekitar. Nampak tak minat dengan pembahasan kami.

"Lo abis dariman--"

Love Zone [ON GOING]Where stories live. Discover now