01

2.8K 154 0
                                    

Now Playing : Get Cool - Stray Kids

*********

  Sampai pulang sekolah pun, aku masih terpikirkan apa yang aku lihat di kantin tadi. Sebenarnya siapa gadis itu? Bagaimana bisa dia membuat seorang Raka tersenyum? Apakah mereka dekat? Pertanyaan itu terus terngiang di kepalaku.

Aku berjalan menuju gerbang dengan wajah tertekuk dan menendang kerikil di depanku. Aku terus menunduk dan tanpa sadar aku menubruk seseorang hingga aku terjatuh. Aku menepuk nepuk rok ku lalu hendak beranjak sebelum sebuah tangan terulur didepanku.

"Lo gak papa?" Tanyanya. Suara itu, suara itu adalah..... Aku mendongak lalu menahan napas karena dugaan ku benar. Ia kak Raka.

"Ga-gak papa" Kenapa aku jadi gugup begini?!. Aku menerima uluran tangannya lalu cepat cepat pergi dari sana demi kesehatan jantungku.

mimpi apa gue ditolongin sama pujaan hati batinku.

Saking gugupnya aku sampai lupa mengucapkan terimakasih. Dengan kaku aku berbalik lantas berteriak "Makasih, kak!"

Aku lihat dia hanya mengangguk sekilas lalu berjalan menuju parkiran. Aku bernapas lega setelah dia pergi. Bisakah aku tidak gugup saat berdekatan dengannya? Bukankah ini yang aku mau, bisa berdekatan dengannya?!. Aku memikirkan itu hingga tanpa sadar sudah diluar pagar sekolah dan ada suara yang menyadarkanku.

"Lo masih mau ngelamun? Awas kalo lo jatuh gue ketawain."

Aku mendengus. Dasar abang kurangajar! Aku melihatnya sedang bersandar pada motornya. Dengan muka tertekuk aku menyaut helm di tangannya lalu menyuruhnya untuk segera pulang ke rumah.

Selama diperjalanan dia terus meledekku karena wajahku yang tertekuk nampak sangat jelek dimatanya. Aku terus memukulinya dan ia malah tertawa. Sampai dirumah aku berjalan cepat masuk ke dalam rumah, aku menyalami mama dan mengucapkan salam lalu naik ke atas.

Setelah berganti baju, aku turun untuk makan. Di meja makan sudah ada mama, dan juga si menyebalkan. Yaitu abangku.

"Ma, besok Rara dianter supir aja ya?" Ucapku pada mama.

Mama menoleh ke arahku "Kenapa? Kan bang Arsen disini?" Tanya mama keheranan.

"Dia gak mau dianter Arsen ma, takut temen temennya terpesona sama kegantengan Arsen." Bang Arsen menyaut dengan wajah menyebalkannya itu.

"Sok ganteng, lo," balasku sengit.

"Apaan sih lo cebol" ucapnya.

"Dasar tiang listrik!"

"Dasar cebol!"

"Udah udah, kok malah berantem sih. Mama pusing dengerin kalian berantem terus. Arsen! Jangan usilin adikmu terus, kamu udah kuliah juga kelakuan kayak anak TK," omel mama.

Aku menjulurkan lidahku ke arah bang Arsen seolah meledeknya. Dia mendelik dan akupun tertawa.

*******

Aku keluar dari rumah untuk jalan jalan ke taman dekat rumahku, tentunya setelah pamit kepada mama. Aku berjalan santai menikmati angin sore yang membelai lembut wajahku. Saat aku sudah sampai di taman, aku membeli eskrim lalu duduk di kursi taman.

Mataku melihat ke sekeliling taman, lumayan ramai hari ini. Netra coklatku tak sengaja melihat kak Raka berjalan sendirian. Ia nampak sangat keren dengan memakai celana jeans hitam dan hodie abunya. Aku melihatnya tanpa kedip.

'Kak Raka ganteng bangettt' batinku menjerit kegirangan.

Aku memandangnya lama dan pada akhirnya dia melihat kearahku dengan kening mengerut. Aku tersadar lalu gelagapan sendiri. Aku lihat dia sedang berjalan kearahku dengan sebelah tangan yang masuk ke saku.

'Mampus gue! Dia mau kesinii' Aku sangat panik tapi mencoba untuk membuat ekspresi ku sedatar mungkin. Aku menarik napas panjang lalu menghembuskannya.

"Lo sendirian?" Suara itu membuat aku mendongak lalu refleks melotot. Aku sangat terkejut karena kak Raka sudah berdiri di depanku.

"Hah?" Aku seperti orang linglung saat ini. Ku harap ada kaca agar aku bisa melihat ekspresi ku. Sungguh! Aku sangat terkejut!.

"Lo sendirian ke sini?" Dia mengulangi lagi pertanyaannya.

Aku hanya mengangguk lantas menjawab "iya kak."

"Gue duduk disebelah lo, boleh?" Jantungku rasanya mau copot mendengar permintaan itu. Aku hanya mengangguk kaku. Aku merapalkan semua doa agar suara jantungku tidak sampai ke telinganya.

Pada jarak yang hanya selisih satu jengkal ini, aku bisa mencium bau lemon yang menyegarkan dari kak Raka. Aku sangat kaku, seperti kehilangan jati diriku. Jika ada Zifa disini pasti dia sudah menertawakan ku.

'Ya Allah, lindungi jantung Rara ya Allah'

Dia berdehem pelan "Lo kelas berapa?" Tanya nya.

Katakan jika sekarang aku sedang tidak bermimpi! Dia bertanya kepadaku? Kepadaku?!. Sepertinya aku harus menyuruh mama tumpengan setelah pulang dari taman.

"Ke-kelas sepuluh IPA 5 kak," jawabku sedikit gagap. Kenapa aku jadi seperti ini?!.

"Lo yang kemaren nabrak gue, kan?"

"I- iya kak" Kampret! Aku tergagap lagi!.

"Nama lo siapa?" Aku terkejut saat dia menanyakan itu. Bukannya kak Raka adalah orang yang super cuek dan dingin? Tapi ini.....

"Rara kak, Alista Safira" jawabku sambil menatap ke arahnya.

"Oh" jawabnya. Rahangku hampir saja jatuh!.

"Kak Raka kenapa bisa disini?" Ku beranikan bertanya kepadanya.

"Nyari udara seger," jawabnya datar.

Aku bingung harus melakukan apa. Aku sangat gugup, senang, ingin menendang angin, ingin berteriak. Rasanya campur aduk. Antara senang dan gugup. Aku melihat ke arah jam tanganku dan ternyata sudah sangat sore. Aku beranjak dari duduk ku.

"Aku pulang dulu ya, kak." pamitku kepadanya.

"Hm," jawabnya datar.

Ini baru sifat aslinya. Lalu yang tadi dia habis kejedot apa sampai sampai bertanya kepadaku?. Sudah lah aku sangat senang hari ini.

•••••••••

Haiiii!!!!
Semoga suka ya!!

Vote and comment!

Follow instagram : - amandaa.bnga
- coklatstraww

Catatan : Update setiap selasa

Love Zone [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang