"besok gue berangkat naik apa dong", sedari tadi memang aku memikirkan itu, mengendalkan bang eza sepertinya tidak mungkin, karna jam dinasnya terkadang tak tentu.
Ican langsung menepuk dadanya dengan bangga, "tenang ada babang ican yang bakal gantiin bang eza"
Aku tercenga dengan sikap ican yang sekarang, ican yang aku dan teman-temanku kenal adalah sosok pendiam,cool dan cuek. Namun berbeda dengan ican yang sekarang, rasanya berubah 360 derajat.
"kenapa bill? Lo kaget ya gue bisa se receh ini?" tanya ican yang spontan aku menganggukkan kepala.
Ican terkekeh, " ini gue yang sebenarnya bill", aku seketika terpesona dengan kekehan ican. Ia berubah menjadi sosok humoris dan banyak tertawa denganku. Tapi aku tidak mau kepedean, mungkin ican memang seperti ini dengan orang yang menurut ia dekat.
Lesung yang ada di pipinya membuat aku terpesona seketika, ican mempunyai perawakan tinggi dengan kulit putih bersih dan lesung pipi yang selalu ditampilkan saat ia tersenyum dan tertawa.
"manis"
"kenapa bill? Apa yang manis?"
Sial! Memang mulut sialan tak dapat terkontrol, "eh ini can gue tadi liat postingan kue gitu kebayang-bayang kayaknya manis deh" kilahku, semoga ican tak tahu aku berbohong.
"o,,ooh gue kira lo muji gue manis bill" serunya dengan kekehan kecil. Aku terdiam kikuk, sumpah ini malu banget tolongg.
__
Tanpa melakukan diet ekstra yang ku niatkan sedari bulan lalu, berat badanku kini menyusut sendiri. Masalah kemarin membuatku cukup stress menghadapinya yang berakhir berat badan turun drastis. Baju yang semula tak muat, kini menjadi muat bahkan sampai longgar.
"pagi-pagi makan nya buah mulu lo dek, mau sekurus apa si? Badan lo udah kurus" ucap bang eza yang baru sampai di dapur, aku sedang makan buah di meja makan seketika badmood dengan ucapan bang eza, "terserah aku bang, komen aja kaya netizen" kesalku dengan memutar bola mata.
"anak kecil dibilangin ngeyel mulu, kalo sakit gue ga tanggung jawab ya" ancamnya, mamah tiba-tiba ikut menimbrung,"udah-udah, ini masih pagi loh. Biarin aja bang, buah juga sehat ko"
Setelah melampiaskan kekesalanku pada bang eza, pagi ini aku memutuskan jalan santai di dekat area komplek. Aku tak bisa joging seperti orang-orang pada umumnya, aku selalu mengira jika berlari itu seperti sedang diadakannya perlombaan, jika santai saja maka ia akan kalah. Dan aku tak suka itu, olah raga santai yang aku inginkan seperti berjalan, memang tak mengeluarkan banyak keringat seperti joging atau olah raga pada umumnya. Yang terpenting ada aktivitas fisik bukan.
Dengan ditemani lagu sheila on 7 aku, tak terasa aku sudah berjalan 5 putaran. "cape juga ya ternyata, istirahat dulu ah" , aku memutuskan untuk berhenti di area taman komplek ku. Dan untungnya sebelum berjalan mamah membekaliku dengan satu botol air.
"hai bill, abis joging?" suara pria itu membuatku celingukan, "gue disini bill" katanya lagi.
Dia adalah ka yogi, aku sempat kikuk dibuatnya karrna sekarang ia sedang berdiri percis ada hadapanku, "eh ka, lagi ngapain di taman komplek gue?" tanyaku berusaha biasa saja.
"lagi gabut aja, iseng pengen ke sini siapa tau bisa ketemu lo" humornya yang dapat membuat pipiku memanas.
"pertanyaan gue belum di jawab loh bill"sambungnya lagi
"eh iya ka" jawabku sekenanya, rasanya ingin sekali aku beranjak dari sini. Kalau dibilang senang pasti karna memang aku bertemu dia seseneng itu, kalo dibilang sedih juga iya.
YOU ARE READING
INSECURE
Teen Fiction"Dia itu terlalu perfect buat lo, jadi jangan berharap ketinggian lo bukan level dia" langsung baca aja yuk! Copy by kelabukata2020
PART 18
Start from the beginning
