EP 29 - LIBURAN MUSIM PANAS

770 115 32
                                    

LIBURAN MUSIM PANAS

*

Draco

    Dua minggu setelah kejadian yang terjadi antara Potter dan Penguasa kegelapan di Kementerian, sekolah berakhir tanpa adanya ujian akhir semester. Di dalam kereta menuju Platform 9 ¾ , aku mencoba untuk bersikap senang karena akan segera pulang ke rumah—tapi semakin dekat menuju stasiun, semakin sulit rasanya untuk menyembunyikan fakta kalau tidak ada hal lain yang ingin kulakukan selain loncat dari kereta dan berlari kearah sebaliknya.

    “Kau baik-baik saja?” Eve bertanya padaku dengan pelan saat Flint dan Goyle bangkit untuk melihat Trolley mereka. Kami berdua duduk di kursi yang sama,  duduk dengan sangat berdekatan dan goncangan kecil dari kereta pun membuat bahu kami bertubrukkan dengan sering.

    Aku menengok kearahnya dan melihatnya menatapku dengan tatapan khawatir, dan aku merasa sedikit bersalah karena membuatnya khawatir padaku. Aku meraih tangannya dan memberikan senyuman kecil, aku meremas jari-jari tangannya dan memberitahunya, “Ya. Jangan khawatir, okay?”

    “Baiklah,” jawab Eve dengan ragu, dan jelas terlihat kalau kelakuannya justru menunjukkan perilaku seseorang yang sedang khawatir. Dia membuka mulutnya untuk berkata sesuatu lagi padaku, tapi Flint kembali memasuki kompartemen dan Eve pun langsung berbalik sebelum lelaki itu mencurigai sesuatu. Aku tetap memegangi tangannya, bagaimanapun jantungku selalu berdetak dengan sangat cepat dan, untuk beberapa alasan, aku terlalu takut untuk melepaskannya.

    Perjalanan di kereta terasa lebih sebentar dari perkiraanku. Kami sampai di stasiun lebih cepat, dan aku merasa kepalaku berputar saat aku membantu Eve dengan koper nya. Ini semua berlalu terlalu cepat, aku tidak ingin pergi sekarang—

    “Kau baik-baik saja, teman?” tanya Flint, memegangi bahuku saat aku hampir jatuh saat menuruni kereta. “Kau terlihat sedikit pucat, kalau aku boleh jujur.”

    “Terimakasih,” sarkasku, mendelikkan mata dan mencoba untuk mengabaikannya. Eve menghilang untuk berpamitan dengan Weasley, dan aku tidak ingin ada orang yang tau kalau rasanya sekarang aku merasa seperti akan pingsan. “Menyingkir dari punggungku, bisa?”

    Flint tertawa dan menepuk bahuku, berkata, “Ayahku disana. Sampai jumpa tahun depan, teman—beritahu Hawkings sampai jumpa lagi.”

    “Ya, akan ku katakan,” ucapku, mengguncang diriku sendiri dan memaksakan diriku tersenyum lebar. “Sampai jumpa lagi.”

    “Dia pilihan yang tepat, kau tau,” ucapnya, ekspresi wajahnya tiba-tiba saja berubah menjadi lebih serius—sesuatu yang sangat jarang terjadi. “Hawkings. Dia pilihan yang tepat.”

    Aku menatapnya dengan sedikit hati-hati, Tidak yakin dengan apa maksud perkataannya. Tapi sebelum aku bisa mengucapkan sesuatu dia kembali berkata, “Sampai jumpa, Malfoy.” Dan dia pun berbalik dan menghilang di antara kerumunan murid-murid dan juga orang tua, meninggalkanku yang masih menatapnya dan bertanya-tanya kenapa dia terfikir untuk mengucapkan hal seperti itu.

    Aku masih merasa bingung ketika Eve muncul di sebelahku, membuatku berjingkat terkejut seolah-olah aku sudah berbuat sesuatu yang salah. Eve tidak terlihat menyadarinya, dan dia memberitahuku, “Ginny sudah pergi untuk menemui ibunya, tapi dia berjanji akan mengirimku surat selama musim panas ini. Bukankah itu bagus? Kufikir dia sudah melupakanku.”

    “Itu bagus,” ucapku, berbalik dan menatapnya dengan kereta api yang berada di sisi kiri kami dan orang-orang yang turun di sisi kanan. Aku fikir aku bisa membuat diriku terlihat lebih senang—bagaimapun juga, aku memang merasa senang jika gadis itu juga merasa senang—tapi Eve mengeryitkan alisnya dan mendongak kearahku seperti dia sudah tau apa yang sedang kufikirkan.

Little Bird (Draco Malfoy) | translate bahasaWhere stories live. Discover now