EP 17 - PENGAKUAN

1.2K 219 30
                                    

PENGAKUAN

*

Eve

    Dua bulan berikutnya di Hogwarts terasa sangat lama --- dan kami rasanya sangat kehilangan semangat. Walaupun pertandingan Quidditch sudah berlalu cukup lama, masih ada saja orang yang bercerita bagaimana terkejutnya mereka melihatku bermain Quidditch saat menggantikan posisi Flint waktu itu. Bahkan Ginny juga melakukan hal yang sama, karena dia selalu membicarakan bagaimana lincahnya aku saat bermain Quidditch. Aku hanya bersyukur tidak perlu lagi menggantikan posisi Flint untuk yang kedua kalinya dan harus melewati masa stress itu lagi.

    Setelah apa yang terjadi antara aku dan Malfoy selesai pertandingan waktu itu, aku berjanji pada diriku sendiri untuk tidak akan pernah lagi berbicara padanya. Aku memberitahu diriku sendiri bahwa tidak ada hal lain yang ingin aku lakukan selain hanya menatapnya sekilas selama sisa tahun ini, dan semua hal yang diucapkannya tidak akan berpengaruh apa-apa lagi untukku.

    Jadi  yang harus kulakukan di sisa tahun ini adalah mengontrol emosiku sebisa mungkin jika itu berhubungan dengan Malfoy, dan hanya melakukan segala yang kubisa untuk menghindar dari Blaise setiap kali dia memperhatikanku. Aku fikir hal ini tidak akan sulit untuk dilakukan, tapi kelas ramuan membuatnya menjadi sepuluh kali lebih sulit.

    “Kau melakukannya dengan salah, Hawkings,” sahut Malfoy, mengambil batang pengaduk dariku dan maju kedepan untuk meneliti kuali nya. “Disini tertulis dengan jelas supaya mengaduknya dengan cepat, bukan lambat seperti hewan Sloth.”

    Aku menatapnya dengan marah dan memutuskan untuk tidak merespon, menggulung lengan kemejaku dan mengambil buku teks ku untuk melihat instruksinya sekali lagi. Snape menyuruh kami berdua untuk bekerja bersama membuat ramuan pengingat, dan aku meyakinkan diriku sendiri kalau bekerja dengan Malfoy setidaknya lebih baik dibandingkan harus bekerja dengan Blaise.

    “Sekarang warnanya tidak berubah menjadi biru dengan cepat,” komplain Malfoy, membuang nafas dengan kesal. “Jujur, sebenarnya kau sudah baca atau belum, sih?”

    “Jujur, sudah,” sahutku. “Maaf kalau aku mengaduknya terlalu pelan. Lagipula sejak kapan kau peduli dengan kelas ini?”

    “Nilaiku menyedihkan,” Malfoy merespon dengan mudah, menyibukkan dirinya dengan batang pengaduk sampai warna ramuan ini akhirnya berubah menjadi biru. “Aku hanya punya kesempatan selama satu minggu ini , karena sebentar lagi akan libur natal. Dan aku tidak membutuhkan kemampuan mengadukmu yang payah yang bisa saja mengacaukan nilaiku nanti.”

    Aku mendelikkan mataku dan mencoba untuk tidak tertawa dengan keras saat melihat bagaimana menyebalkannya sikap lelaki itu, memangnya kenapa nilai ramuannya bisa jadi sangat buruk jika saja dia bisa lebih rajin lagi di kelas ini selama beberapa bulan kebelakang.  Disebrang kami, Goyle sedang menambahkan bahan ke dalam ramuannya saat Blaise tiba-tiba saja melihat kearah Malfoy dan tertawa sambil berkata, “Ya, aku dengar ayahmu akan membunuhmu jika kau tidak berhasil memperbaiki nilaimu itu. Aku beritahu kau teman, jika kau berhenti membolos kelas---“

    “Ya, ya,” Malfoy mengintrupsi, memasukkan akar yang sudah aku potong. “Rasanya sulit untuk bisa menampilkan kemampuanmu jika kau berada di dalam kelas yang sama sekali tidak kau pedulikan.”

    Malfoy menyimpan batang pengaduk dan bersandar di kursinya, dan aku menyadari dengan kesal kalau dia sudah berhenti membantuku menyelesaikan ramuan ini. Aku membalik halaman bukuku dengan sedikit  paksaan dan mencoba untuk memahami baik-baik perintah selanjutnya, karena aku yakin Malfoy pasti tidak akan mau membantuku lagi.

    Murid Slytherin yang lain mulai mengobrol dan saling bercanda, dan jelas terlihat kalau mood Blaise sedang sangat bagus hari ini ketika ia berbalik dan berkata padaku untuk pertama kalinya setelah beberapa bulan berlalu. “Hey, Hawkings---“

Little Bird (Draco Malfoy) | translate bahasaWhere stories live. Discover now