EP 23 - KEKHAWATIRAN

1K 162 17
                                    

KEKHAWATIRAN

*

Eve

    Ketika aku bangun di sabtu pagi, aku bisa mendengar suara hujan deras bahkan dari dalam kamar asrama ku yang berada di bawah tanah. Aku bangkit dari Kasur, mengucek mata ku dan mengira-ngira seburuk apa badai di luar sana. Kemudian aku ingat kalau aku akan bermain Quidditch sore nanti, dan rasanya jantung ku tenggelam. Bermain saat hujan itu tidak pernah berakhir dengan bagus; malah akan semakin memudahkanku untuk jatuh dari sapu terbang.

    Aku berganti baju dengan cepat, mencoba untuk tidak menimbulkan suara karena Millicent masih tertidur --- dan itu sama sekali bukan hal bagus jika aku malah membangunkannya sebelum ia belum siap untuk bangun. Aku memakai baju ku yang hangat dan membiarkan rambut panjang ku tergerai, tau kalau cuaca pasti akan tetap dingin meskipun hujan nya sudah berhenti sebelum pertandingan di mulai.

    Saat aku sampai di ruang kebutuhan, Draco sedang sibuk berbicara dengan Flint di dekat perapian. Aku menghampiri mereka dengan perlahan, berfikir apakah aku harus bergabung dalam percakapan mereka atau pergi dari ruangan ini saja. 

    “Malfoy, kau bersikap bodoh,” ucap Flint saat aku mendekat. “Hujannya bahkan tidak terlalu buruk---“

    “Apa kau buta? Di luar sana sangat mengerikan, kau satu-satunya orang yang bersikap bodoh,” sahut Malfoy. “Cukup beritahu Hooch untuk membatalkan pertandingannya, tidak ada yang mau bermain di---“

    Lelaki itu menghentikan ucapannya saat dia akhirnya melihatku, dan bahkan aku bisa melihat dengan jelas wajah frustasinya. Draco memberikanku senyuman lemah sebelum melanjutkan ucapannya pada Flint, “Aku tidak mengerti kenapa kau tidak membatalkan saja pertandingan ini. Aku tau kau benci bermain di tengah cuaca seperti ini, kawan.”

    “Ya, tapi aku akan tetap melakukannya,” sahut Flint, melihat kearah Draco dengan tatapan seperti sudah benar-benar marah. “Ini bukan pertama kalinya ada badai saat pertandingan Quidditch. Terima saja, ayolah. Kita punya pertandingan untuk dimenangkan, titik.”

    “Terserah,” sahut Draco, meraih tanganku dan berbalik keluar dari ruangan ini. Aku melihat dari balik bahuku saat lelaki itu menarikku keluar dengan tergesa dari ruang kebutuhan, melihat Flint menatap kami berdua dengan tatapan penasaran.

    Saat kami keluar dari pintu, Draco melepaskan tanganku dan menaiki tangga, meninggalkanku untuk mengejar langkahnya. “Apa maksud semua itu?” tanyaku, bertanya dengan tergesa supaya bisa tetap mengimbangi langkahnya.

    “Aku mencoba membuat Flint membatalkan pertandingan ini,” Draco menghela nafas dengan marah, mengacak rambutnya dengan tangan. “Cuaca hari ini sangat buruk, tapi dia keras kepala dan tidak mau mendengarkanku.”

    “Tapi aku tidak mengerti,” aku memulai dengan hati-hati. “Semua orang bermain Quidditch bahkan disaat cuaca buruk.”

    “Ya, dan biasanya aku memang tidak peduli,” ucap Draco, tetap memfokuskan pandangannya lalu kemudian menatap ke sekeliling jalan menuju aula besar. “Situasinya berbeda kali ini. Sial, aku tidak mengerti kenapa lelaki itu tidak---“

    “Kenapa berbeda kali ini?” aku mengintrupsi dengan tatapan kosong, tapi aku tau ketika lelaki itu hanya terdiam dan tidak berbicara lagi. “Tunggu, ini bukan karena aku ikut bermain, ‘kan?”

    Saat Draco masih tidak mengucapkan apapun, aku meraih tangannya dan memaksanya untuk menghentikan langkah. Aku akhirnya berhasil membuatnya menatapku dan berkata, “Draco, kau tau aku pernah bermain Quidditch saat sedang hujan, bukan?”

    Dia melirikkan matanya, berkata, “Aku tau. Tapi ini bahkan terlihat seperti badai, dan aku tidak mau kau---“

    “Aku akan baik-baik saja,” aku memberitahunya dengan lembut, melipat kedua tanganku di dada saat dia akhirnya menatap kearah mataku. “Ini bukan pertandingan pertamaku. Aku tau apa yang kulakukan, kau tenang saja.”

Little Bird (Draco Malfoy) | translate bahasaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora