EP 4 - MALFOY YANG MENYEBALKAN

1.6K 270 14
                                    

MALFOY YANG MENYEBALKAN
*

Eve

Tentu saja, aku tersesat saat mencari jalan menuju Kelas Ramuan. Kenapa istana ini sangat luas, sih?

Setelah sekian lama, akhirnya aku menemukan kelas ramuan, hampir semua murid sudah ada disini. Aku mulai gugup saat melihat ke sekeliling ruangan; bagus, terjadi lagi. Tidak ada satupun orang yang ku kenal. Bahkan Blaise tidak ada disini.

Tapi kemudian aku melihat Ginny Weasley duduk sendirian di ujung kelas, dengan otomatis aku menuju ke arahnya. Dia bersikap baik padaku saat di kereta --- tentu bukan masalah untuknya bukan jika aku adalah seorang Slytherin?

Saat aku sampai di mejanya, dia mendongak dan terlihat cukup terkejut saat melihatku. Aku mencengkram tali ranselku dan berkata dengan cepat kepadanya, "Boleh aku duduk denganmu?"

"Um," dia menjawab dengan ragu, melihat ke arahku dengan hati-hati. "Boleh."

Dengan canggung aku duduk di sebelahnya dan mendekatkan kursiku dengannya, jujur aku kaget dia menjawab boleh. Setelah aku duduk, tiba-tiba saja keheningan muncul diantara kami.

Ini kesempatanku, ucapku dalam hati, aku harus berbicara dengannya. Dia mengizinkanku duduk bersamanya, iya 'kan? Setidaknya aku harus menjelaskan kenapa aku bisa masuk ke asrama Slytherin.

"Dengar," kataku, "Aku tidak tau kenapa aku masuk Slytherin. Aku.. benar-benar tidak tau." Ginny masih tidak mengatakan apapun, tapi dia menatap kearahku dan setidaknya aku tau kalau dia mendengarkanku. "Sejujurnya aku berharap masuk Gryffindor, tapi tidak ada yang bisa kuperbuat."

Aku menyerah sekarang, aku menyerah untuk bisa membuat nya mengerti kalau aku itu bukan tipe anak Slytherin. "Bibi dan pamanku itu Gryffindor, jadi ini tidak masuk akal. Bukan berarti aku ini orang jahat --- benar-benar bukan. Beberapa orang di Slytherin bahkan terlihat menyedihkan; Pansy Parkinson sejujurnya membuatku sangat kesal. Aku tidak mengerti ---"

Aku berhenti berbicara karena Ginny terkekeh kecil. Ketika aku menoleh kearahnya, dia tertawa, "Tenang, kau tidak perlu menjelaskan tentang dirimu sendiri. Ini bukan masalah besar --- sungguh. Kami hanya berfikir kalau kau awalnya bukan seperti yang kami bayangkan."

Aku tersenyum dengan canggung kearah Ginny. Aku masih tidak yakin dia ini sebenarnya bercanda atau tidak.

"Jangan khawatir, Eve. Slytherin juga bisa berteman dengan asrama lain," ucap Ginny, berusaha menghiburku. Dia bersandar ke belakang kursi dan kembali terkekeh kecil sambil menambahkan, "Dan lagi, kau membenci Pansy sama seperti kami membencinya. Aku akan memberitahu Neville dan Harry kalau kau itu memang berbeda dari murid Slytherin yang lain."

Hal ini membuatku tertawa cukup keras. "Aku tidak tau apa-apa tentangnya, tapi dia benar-benar mengerikan."

"Ya, memang benar," Ginny setuju. Dia semakin bersandar pada kursi sambil tersenyum miring,"Jadi, ceritakan padaku bagaimana rasanya berada di Slytherin. Apakah mereka cuek satu sama lain sama seperti yang mereka lakukan ke asrama lain?"

Dan akupun menjelaskan bagaimana kelakuan Blaise dan Malfoy yang selalu beradu mulut, bahkan aku menceritakan kejadian malam kemarin --- "Kau berkata begitu padanya? Aku terkejut, aku benar-benar bangga padamu---"

Setelah waktu berlalu akhirnya Professor ramuan pun memasuki kelas, bebanku tiba-tiba saja menghilang. Aku merasa kondisi ku lebih baik dari sebelumnya, merasa tidak sendirian lagi di sekolah ini. Jika Ginny bisa menjadi temanku, mungkin murid Gryffindor yan lain juga bisa berteman denganku. Untuk pertama kalinya setelah aku disortir, aku bisa tersenyum dengan sangat puas.

Mungkin tahun ini tidak akan terlalu buruk.

~*~

Lama setelah kelas berakhir, aku pergi ke Pos Menara Burung Hantu untuk mengambil surat yang bibiku janji akan kirimkan.

Little Bird (Draco Malfoy) | translate bahasaWhere stories live. Discover now