Scandal | 3

1.9K 83 7
                                    

Benar saja, manajer Kenneth datang tak lama kemudian dengan membawa gaun dengan merk yang sama seperti yang kupakai.

Manajer yang kuketahui bernama Arini itu menatapku dengan pandangan menyelidik.

Menyebalkan!

Ya artisnya, ya manajernya, keduanya sama-sama menyebalkan!

Ia pergi tak lama kemudian. Sebelum mengganti gaunku yang tak lagi berbentuk, aku menghubungi Meri. Menyuruhnya untuk datang menjemputku di lobi hotel.

***

Cukup lama aku menunggu, akhirnya Meri mengirimkan pesan juga. Dia bilang, ia telah sampai di lobi hotel.

Dengan segera, aku melangkahkan kaki menuju tempat Meri berada dengan tetap mencoba menyembunyikan identitasku lewat kacamata hitam yang selalu berada di tasku.

Setelah aku bertemu Meri, ia langsung saja merapatkan diri dan berbisik pelan. "Yey kesindang sama sapose, hah? Kata resepsionis depan tinta ada kamria pake nama yey. (Lo ke sini sama siapa, hah? Kata resepsionis depan gak ada kamar pake nama lo)"

Alih-alih menjawab pertanyaan dari Meri, aku semakin mempercepat langkah untuk memasuki van.

"Heh! Yey belumbung jawab pertanyaan eike. Sama sapose? (Heh! Lo belum jawab pertanyaan gue. Sama siapa?)"

Aku berdecak kesal. "Lo gak mau denger siapa orangnya."

"Iy, yey tuh ya! Pake rahasia-rahasiaan ajijah sama eike. Sapose, huh? (Ih, elo tuh ya! Pake rahasia-rahasiaan aja sama gue. Siapa, huh?)"

Aku melirik ke arah Meri yang setia menatapku dengan wajah penasarannya. Aku berdecak pelan. Tau bahwa Meri akan terus seperti itu sebelum aku menjawab pertanyaannya.

"Kenneth."

Sontak, Meri menjerit pelan. "Kok bisa?"

Aku mengabaikan Meri dan berjalan lebih cepat darinya.

Tanpa kusadari, Meri ikut mempercepat langkahnya. Berusaha mengejarku.

Dengan terengah, Meri mencegatku. Ia menatapku lekat-lekat. "Kenapa?" tanyaku heran.

Meri mencondongkan tubuhnya padaku dan berbisik pelan. "Yey habis belah duren yes semalem?"

Pertanyaan dari Meri itu entah kenapa membuat pipiku memanas. Antara malu dan kesal bercampur aduk menjadi satu.

Melihat wajahku yang memerah, Meri sontak berseru girang. "Akhirnya yey mau kaliwarang jugaa! Mbak Laura pasti senantiasa! Tapi eike masih penasaran, kenapa harus sama kadal busuk yang satu itu, sih?! (Akhirnya lo mau kawin juga! Mbak Laura pasti seneng! Tapi gue masih penasaran, kenapa harus sama kadal busuk yang satu itu, sih?!)"

Mendengar nama Laura, sontak mood-ku menurun drastis.

Meri memang mengetahui tentang taruhan konyol itu. Laura yang memberitahukannya beberapa tahun lalu. Saat Meri bingung dengan perilaku Laura yang terus mendesakku untuk menikah padahal aku baru saja lulus kuliah dan baru akan fokus mengejar karirku.

Meri yang menyadari mood-ku berubah, sontak menghentikan seruan histerisnya. "Yey kenapose? (Lo kenapa?)"

Aku tak menjawab. Membiarkan Meri menebak-nebak jawabannya. Aku tahu Meri tidak sebodoh itu.

"Jengjong bilang yey cuma tidur ajijah! Tinta sepaket sama kaliwarang? (Jangan bilang lo cuma tidur aja! Gak sepaket sama kawin?)"

Dengan berat hati, aku mengangguk pelan.

"Yaa amploppp!! Gimandose ceritanya?? (Gimana ceritanya??)"

Dan kemudian, meluncurlah cerita semalam dari mulutku.

Meri menatapku penuh simpatik yang membuatku semakin mengasihani diriku sendiri. Sebelum ia berhenti menatapku karena gawainya berbunyi.

"Aduuhh... Metong kitrang. Metongg!! (Aduuhh... Mati kita. Matii!!)"

Aku menatapnya dengan penuh tanda tanya. Dan Meri menjawab pertanyaanku dengan postingan instagram salah satu akun gosip nasional yang menampilkan gambarku dengan Kenneth yang tengah memasuki salah satu kamar hotel dari jauh.

Lambe_muu #HOTNEWS!!
Selebriti angelic tanah air tercintahh kita abis check in di hotel, sisstt!! Itu Kenneth??

Lambe_muu #HOTNEWS!! Selebriti angelic tanah air tercintahh kita abis check in di hotel, sisstt!! Itu Kenneth??

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Scandal |  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang