Scandal | 55

793 54 1
                                    

Anneth menatap bangunan terlampau megah yang berdiri di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anneth menatap bangunan terlampau megah yang berdiri di hadapannya.

"Ini rumah siapa, Kenneth?" tanya Anneth takut-takut. Kenneth yang duduk di jok kemudi menatap Anneth yang terlihat gugup.

"Rumah aku. Eh, keluargaku."

Anneth memalingkan wajahnya, menatap Kenneth dengan pandangan yang menyeramkan. "Jangan bilang kalau Papa Alejandro juga tinggal di sini."

Kenneth menganggukkan kepala dengan polos. "Iya. Di mana lagi?"

Seketika, Anneth ingin sekali memaki lelaki yang duduk di sampingnya itu. Bukan ini tujuannya 'tidak punya tempat menetap' di Manila. Terlebih, ia tidak ingin bertemu dulu dengan Papa Alejandro. Tapi kenyataannya? Orang yang dikira Anneth akan membantunya mencari tempat tinggal sementara malah membawanya menuju Papa Alejandro secara cuma-cuma. Berdoa saja semoga Papa Alejandro sedang tidak ada di rumah untuk tiga hari ke depan.

"Aku bakal ada di sini selama tiga hari loh, Neth." Anneth mencoba menelan rasa kesalnya dan mencoba mengingatkan Kenneth kembali. Siapa tahu Kenneth lupa?

Kenneth menganggukkan kepalanya, lagi. "Iya, aku tau. Kamu udah kasih tau aku di kantor."

Anneth menghela napas perlahan. "Oke, aku perjelas ya? Jadi, aku gak booking hotel dan bakal ada di sini selama tiga hari. Dan kamu gak lupa tentang itu. Clear?"

"Clear!" balas Kenneth dengan penuh percaya diri.

Anneth melongo. Ia menepuk pelan dahinya. "Bái chī."

Kenneth tersentak pelan mendengar ucapan dari Anneth yang tak dapat ia mengerti. Mendengar dari nada Anneth saat mengucapkannya, ia yakin artinya pasti tidak baik. Kenneth baru saja akan menanyakan artinya namun Anneth telah lebih dulu melanjutkan kata-katanya. "Kamu tau gak alasan aku gak booking hotel?"

"Biar kamu bisa tinggal di rumahku, 'kan?" jawab Kenneth skeptis. Lama-lama, ia mulai tidak yakin dengan jawabannya sendiri.

Anneth mendengus pelan. "Bukan, Kenneth. Aku sengaja gak booking hotel karena aku tau kamu punya hotel mewah di sini. Sampai sini, paham?"

Lelaki di samping Anneth itu terdiam beberapa saat sebelum akhirnya tertawa. "Jadi, aku salah?"

Anneth melengos dan memilih untuk tak menjawab pertanyaan dari Kenneth. Ia memalingkan wajahnya ke jendela, enggan untuk menatap Kenneth.

"Oke, maaf. Tapi karena kita udah sampai di sini, kita harus turun."

Anneth tak merubah posisinya. Ia masih tetap membelakangi Kenneth. Kenneth tak kehabisan akal. Ia mencoba menggenggam tangan Anneth dan mengusapnya lembut. "Mahal... Maafin aku, ya? Aku emang bodoh banget sampai gak bisa ngertiin kamu. Tapi sekarang kan kita udah telanjur di sini. Malem ini kamu nginep di sini dulu aja, ya? Sekalian ketemu sama Papaku. Besok, aku sediain kamar hotel buat kamu. Oke?"

Scandal |  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang