Scandal | 57

770 49 4
                                    

Anneth mengerjapkan mata perlahan begitu merasa tubuhnya tiba-tiba saja digoyangkan.

"Bangun, Mahal. Udah pagi," ucap Kenneth mencoba membangunkan Anneth yang masih betah meringkuk di atas kasur.

"Ayoo banguuunn," seru Kenneth ke sekian kalinya. Ia menepuk pelan kedua pipi Anneth dan berharap itu akan membangunkannya.

Anneth bergumam pelan sebelum membuka kedua matanya lebar-lebar. Sosok Kenneth yang berada tepat dihadapannya membuat ia terperanjat pelan dan tersadar. Ia dorong pelan kepala Kenneth yang dirasa terlalu dekat dan ia regangkan tubuhnya sejenak.

"Akhirnya bangun juga. Sekarang kamu mandi, sarapan, terus kita pergi."

"Ke mana?" tanya Anneth penasaran dengan suara serak khas orang yang baru saja bangun tidur. 

Wajah Anneth yang terlihat kebingungan membuat Kenneth tertawa pelan. Lucu juga, pikirnya seketika. 

"Siap-siap aja dulu. Abis sarapan aku kasih tau."

Anneth mencebikkan bibirnya kesal. Namun ia jadi malu sendiri saat perutnya mengeluarkan bunyi. Lagi-lagi, Kenneth tertawa.

"Nah kan, laper."

Dengan perasaan sebal, Anneth memukul sebelah bahu Kenneth. "Wajar tau! Aku gak makan semalem."

"Gimana mau makan? Dibangunin aja susah! Udah kayak orang mati, tau gak?" jawab Kenneth menggoda yang mau tak mau membuat Anneth kesal juga. Ia memukul badan Kenneth berkali-kali, mencoba meluapkan rasa tak terimanya. Namun bukannya kesakitan, Kenneth malah terbahak. Membuat Anneth semakin mengencangkan pukulannya.

"Udah, udah. Berenti, Ann. Kamu harus siap-siap sekarang, biar bisa cepet-cepet sarapan. Oh, ya. Papa udah nunggu kamu di bawah."

Mendengar Kenneth menyebut papa, membuat Anneth bergeming. "Papa Alejandro?" tanya Anneth konyol. Kenneth menganggukkan kepala. "Iyalah! Siapa lagi? Dari semalem Papa udah nunggu kamu, tapi kamunya tepar. Yaa wajar sih kalau kamu kecapekan. Salah aku juga yang main gak tau waktu. Harusnya aku gak-"

Anneth tiba-tiba saja membekap mulut Kenneth dengan sebelah tangan sebelum Kenneth selesai berbicara. Ia tahu pasti apa maksud Kenneth dan pagi ini ia sedang tidak ingin mendengarnya.

"Gak usah dijabarin! Aku mau mandi sekarang. Sana, pergi!" 

Kenneth menganggukkan kepala. Dan saat itulah Anneth melepaskan bekapannya. 

Anneth bangkit dari tempat tidur, melangkahkan kaki menuju tempat kopernya berada dan mulai mencari pakaian yang akan dipakainya hari ini. 

"Aku udah booking hotel buat kamu, by the way. Kamu bisa bawa kopernya sekalian. Jadi sehabis kita jalan-jalan, aku bisa langsung anter kamu ke hotel," jelas Kenneth dari tempatnya berdiri. Seketika, aktivitas Anneth yang tengah mencari baju terhenti.

Melihat gelagat Anneth yang aneh membuat Kenneth bertanya, "Kenapa? Ada yang salah?"

Anneth mengalihkan pandangannya pada Kenneth. Ia tersenyum simpul dan kemudian menggelengkan kepalanya perlahan. 

Sebenarnya, Kenneth kurang yakin dengan keadaan Anneth. Namun ia tak ingin banyak bertanya dan dicap annoying oleh Anneth. Kenneth hanya ingin Anneth yang menceritakan seluruh masalahnya tanpa ada desakan darinya. Ia tak ingin memaksa juga tak ingin menimbulkan ketidaknyamanan untuk Anneth. Justru sebaliknya, ia ingin membuat Anneth nyaman selama bersamanya dan menjadikannya tempat untuk bergantung.

Maka dari itu, Kenneth mencoba menahan desakan rasa ingin tahunya dan pergi dari kamar Anneth. Meninggalkan Anneth sendiri yang tengah bersiap-siap untuk pergi jalan-jalan bersamanya.

Scandal |  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang