✨ Hidden Gems ✨

1.5K 66 6
                                    

AFTER THAT FIRST-TIME NIGHT

- - - - - - - -

Aku membiarkan tatapan Arini yang tampak sangat menjemukkan. Aku tahu dia menyimpan banyak pertanyaan, namun aku tetap membiarkannya seperti itu. Sepanjang hidupnya berteman denganku, ia tidak pernah melihat sifatku yang seperti ini. Ia tidak pernah melihat sosok bajingan dari seorang Kenneth Reyes yang dengan teganya meninggalkan seorang wanita di kamar hotel dengan kondisi baju yang tercabik-cabik.

"Gue tau itu masalah pribadi lo. Tapi ninggalin Anneth sendirian di sana? Lo yakin?"

Pada akhirnya, Arini mengutarakan pertanyaan yang bersarang dalam benaknya juga.

"Manajernya mau jemput dia," jawabku singkat. Aku memilih untuk berlagak fokus pada tablet yang berada di genggamanku. Padahal hanya menggulirkan layar beranda saja. Karena sejujurnya, aku juga masih bingung. Bagaimana bisa kami berada di dalam kamar hotel yang sama dengan keadaan seperti itu?

Aku ingat kami bertemu di kelab semalam. Aku menyadari kehadiran Anneth di kelab itu saat tengah menghadiri pesta kepulangan temanku-James-membuatku bergerak menghampiri meja bar. Ia terlihat sangat kacau. Berbotol-botol wine berdiri tegak di hadapannya yang sudah mulai mabuk.

Lalu, aku ikut minum bersamanya. Lebih tepatnya, membantu Anneth menghabiskan winenya.

Faktanya, aku punya kadar toleransi yang cukup tinggi dalam bermabuk-mabukkan. Sebotol wine saja seharusnya tidak membuatku menjadi seorang bajingan.

Namun, kenyataannya, aku tidak mampu menahan gairah yang tiba-tiba saja muncul malam itu.

Harum parfum Anneth yang selama ini menjadi favoritku membuat aku hilang arah. Dalam keadaan tidak sadar, dan hanya bermodalkan harum Anneth yang khas ternyata mampu membuatku menjadi lelaki yang tidur di sampingnya pagi ini.

Ini gila!

Bagaimana hubungan kami ke depannya nanti?

Aku tidak ingin kejadiaan malam tadi membuat hubungan kami merenggang.

Sebenarnya, dengan dianggap sebagai musuh oleh Anneth saja telah membuat hubungan yang aku harapkan selama ini semakin menipis. Dan ditambah lagi dengan kelakuan bejatku tadi malam? Itu bencana!

"Oh my-shit!" seruan kesal dari Arini yang duduk di sampingku membuat aku menoleh. "Kenapa, Rin?" tanyaku penasaran.

"Lo dalam masalah. Bener-bener masalah. Ini bencana, Kenneth! Say goodbye ke karir lo, mulai besok, lo akan jadi pengangguran."

Aku mengernyitkan dahi, tak paham dengan maksudnya. Arini lantas mengangsurkan ponselnya kepadaku. Memperlihatkan postingan dari salah satu akun gossip di Instagram yang menampilkan fotoku dan Anneth yang tengah check-in di hotel tadi malam.

Dan saat itu, bukan reputasiku yang aku khawatirkan. Melainkan reputasi dia, Anneth.

***

Aku mendudukkan diri di atas sofa apartemen sambil menggulirkan layar ponsel, mencari nomor kontak seorang teman yang paling berguna. Dia adalah seorang detektif swasta yang memiliki kantor detektif sendiri di Surabaya.

"Ramen," panggilku begitu nada panggilanku terjawab.

"Raymond! Nama gue Raymond, bangsat! Kalo gak ramen, pasti aja dipanggil almond. Gak ada jiwa kebarat-baratannya banget!"

Scandal |  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang