PROLOGUE

5.6K 405 14
                                    

Sekali lagi, Choi Haeyoung harus memanjatkan syukur karena diberi anugerah dalam wujud seorang teman terbaik sepanjang masa bernama Jung Hoseok. Sudah tak terhitung berapa kali pria itu membantunya melewati banyak masa sulit. Meski banyak dari masa sulit itu timbul karena akibat dari ulahnya sendiri pun, Hoseok tidak meninggalkannya.

"Jadi, apa lagi kali ini?" Hoseok bertanya dengan lembut, tapi Haeyoung sadar bahwa jawaban adalah satu-satunya yang diinginkan pria berhidung mancung itu. Menghindar akan membuatnya kesal, lalu Haeyoung akan kesulitan selama satu minggu ke depan.

"Bukan masalah besar." Haeyoung yang telah berbaring pun bangkit dan mengambil posisi duduk di atas ranjangnya yang berantakan. Polesan make up sisa semalam tampak berantakan, namun tak mengurangi kesan cantik yang memang sudah terpatri sempurna di wajahnya.

"Bukan masalah besar tapi kau berakhir pingsan di pinggir jalan?" Hoseok baru pulang dari rumah sakit semalam dan tidak sengaja menemukan Haeyoung tergeletak seperti gelandangan di pinggir jalan. Kesadaran yang sudah hilang sepenuhnya baru didapatkan kembali lima menit yang lalu. Itu pun perlu upaya dari Hoseok dengan mendekatkan alarm volume maksimal tepat di samping telinganya.

"Aku hanya pingsan, bukan mati, oke?" Haeyoung tahu Hoseok hanya mengkhawatirkannya. Sebagai satu-satunya tempat bersandar paling terpercaya yang Haeyoung miliki saat ini, terkadang sahabatnya sejak masa sekolah itu terlalu berlebihan dalam mengungkapkan kekhawatirannya.

"Ya, hanya pingsan. Tapi jika semalam aku tidak datang tepat waktu, kau hampir saja dimangsa pria hidung belang."

"Benarkah?" Haeyoung terkejut, tapi tidak dengan ekspresi yang ingin Hoseok lihat. Jika menanggapi, itu juga bukan sesuatu yang ingin pria itu dengar. Sayangnya, Haeyoung tidak pernah mengerti dengan apa yang diinginkannya. "Harusnya kau biarkan saja, Hoseok. Dengan begitu 'kan aku bisa punya pengalaman tidur dengan pria asing tanpa tahu bagaimana wajah mereka."

Hoseok kehilangan setiap kata yang ada di kepalanya. Memahami apa yang Haeyoung pikirkan menjadi salah satu teka-teki tersulit yang sampai saat ini masih tidak bisa Hoseok selesaikan. Meski begitu, Hoseok masih memiliki banyak sisa kesabaran untuk dapat memahami wanita itu sedikit demi sedikit.

Ada benang kusut dalam kepala wanita bersurai hitam sebahu di hadapannya ini yang perlu diurai. Butuh waktu yang tidak sedikit, begitu juga dengan usaha yang menyertainya. Hoseok sudah melakukan banyak hal, tapi kenapa kondisi sahabatnya ini seakan tidak pernah memiliki kemajuan?

"Bersihkan dirimu," ujar Hoseok pada akhirnya. "Akan kusiapkan makanan untukmu dan kuantar ke Seokjin Hyung setelahnya."

Begitu mendengar nama Seokjin disebut, wajah Haeyoung berubah masam. Ada banyak orang yang tidak ingin Haeyoung temui dalam hidupnya, dan salah satunya adalah Kim Seokjin. Pria sok tahu yang selalu membuatnya tidak bisa bicara banyak.

"Tidak bisa cari orang lain? Aku janji akan rajin." Ini sudah kali ke sekian Haeyoung mencoba merayu Hoseok untuk mencarikan orang lain. Ia tidak membual akan rajin, asal Hoseok sungguh tidak mengatur pertemuan dirinya dengan Seokjin lagi.

"Tidak." Hoseok menggeleng tegas. "Seokjin Hyung adalah salah satu yang terbaik di bidangnya. Aku akan pastikan kau tidak mangkir dari jadwal konsultasimu lagi."

Haeyoung menggerutu, namun Hoseok tak lagi peduli dan memilih keluar kamar untuk menyiapkan makanan. Wanita itu tahu pasti bahwa apa yang dilakukan Hoseok adalah demi kebaikannya, tapi di sisi lain ia masih tidak mengerti apa yang harus diperbaiki dalam dirinya sampai harus rutin konsultasi dengan psikiater.

***

Akhirnya yang lama disimpen bisa publish juga. Setelah Craziest Thing yang jadi project perdana aku sama MJ Ink Agency, ini akan jadi project selanjutnya aku sama agensi. Kalau CT kemarin buku, ini akan jadi project e-book.

Di blurb aku mention Namjoon sama Yoongi, tapi di prologue ini aku baru munculin Hoseok dan sedikit nama Seokjin.

Oh ya, ini cerita remake temenku. She asked me to re-write this story. Premis kurang lebih sama, tapi sepenuhnya jadi versi aku. Ada banyak sisi yang diubah jadi versinya aku.

Ada yang bisa tebak Haeyoung sakit apa sampai dia harus konsultasi ke psikiater?

PORCELAINE [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now