"Bil ambilin minum dong" Suruh Tia
Mau tak mau aku langsung ke dapur, Di rumahku semua pekerjaan rumah di urus sama mamah dan aku sering sedikit-sedikit membantu. Jadi kalo ada Tamu ga bisa kaya sinetron-sinetron panggil bibi langsung jadi minuman dan cemilan hehhe.
"Silahkan nyonya tuan, di minum" ucapku
"Bil rumah lo ga berubah ya, masih kaya dulu" Celetuk Diva
"Lo kira power ranger berubah" Sambung Bobi dengan mulut yang di penuhi makanan.
"Telen dulu baru ngomong, keselek puas"
Uhuk uhuk
"lo si nyumpahin kan keselek beneran" ucap Bobi pada Diva.
Kami berkumpul di ruang keluarga.
Di Ruang tv ada Bobi dan Adit yang sedang bermain play station milik bang Eza, Ican sedang sibuk memonton permainan Adit dan Bobi sambil memangku cemilan.
Sedangkan para cewe termasuk aku sedang menonton drakor oppa oppa ganteng .
"Dit mending lo ngalah deh, lo udah menang 2 kali. Kasih gue menang napa" Keluh Bobi
" lo nya aja yang oon" cekikik Ican ikut nimbrung.
"Gue ga oon ya, cuman pura-pura kalah Aja" Alesan Bobi, Adit dan Ican hanya memutar bola mata malas.
"Cium Cium cium, Yahhh ko ga di cium si" Teriak Diva dan Tia
"Apasi cium cium, sini gue aja yang nyium berisik amat" Sambung Adit, yang langsung di balas tempolan bantal.
"Modus lo" Bobi dan Ican bersuara.
"Ogah gue di cium sama lo, mulut lo bau pete"
"Wah kurang asem lo Div"
"Emang bener Div, dia kesini abis makan pete" ejek Bobi
"Anjirr, buka kartu lo mah Bob"
"Gapapa Bob terus buli Adit Bob" aku ikut-ikutan, kapan lagi bisa ngejek si Adit. Yang di maksud dari geng kami buli itu bukan buli seperti menguasai sampai-sampai menghajar ga banget, Arti buli di sini hanya sebuah candaan membuka aib dengan mengada-ngada, bukan aib beneran kok.
Memang ada-ada saja kelakuan mereka, tapi aku sangat terhibur. Dan beginilah suasananya, mereka datang kerumah setidaknya mengusir rasa kebosananku walaupun baru sekali tapi aku berharap setiap malam minggu deh mereka main di sini, supaya aku ga ngenes-ngenes banget hehhe
--
Tempat yang paling tenang dan nyaman yaitu duduk menyendiri di bangku taman dengan segelas kopi dingin dan novel romance. Pikiranku akhir-akhir ini sangat penat, entah penat karena apa.
Novel bergenre romance dan humor adalah genre yang paling aku gemari semenjak aku duduk di bangku sekolah menengah pertama.
Dulu, sempat berkeinginan ingin menjadi penulis, mengembangkan cerita-cerita yang ku alami di dunia nyata pada orang-orang, lewat tulisan. walaupun cerita hidupku tidak seindah di novel dan drama korea.
"Hai, Boleh gabung?" Tanya perempuan tersebut. Responku hanya menganggukan kepala, karna bagian cerita yang sedang ku baca lebih menarik di bandingkan melihat orang tersebut.
"Lo dari tadi? Ga ada matkul?" Tanyanya, Tingkat penasaranku kembali bangkit, aku mengalihkan pandangan dari novelku pada orang yang mengajakku bicara, Dia Angel kakak tingkat yang pernah menabrakku.
"eh.. Hai ka, iyaa ka dari tadi. Lagi nunggu dosen ka" Balasku
"Lo ga gabung sama teman-teman lo?"
"Lagi pengen sendiri ka, kakak sendiri kenapa ga gabung teman kakak?"
Dia menghela napas " Ternyata nyari teman yang tulus itu susah ya"
"Definisi teman mah banyak ka, tapi definisi sahabat yang tulus susah di cari"
"Gue ga punya teman, mereka berteman sama gue karna ketenaran gue di kampus. Dan sekarang gue ga setenar dulu mereka pada ngejauh" keluhnya dengan raut wajah yang murung.
Aku kasihan melihatnya, untungnya seumur hidupku belum pernah menemukan teman seperti itu, dan jangan sampai deh.
"Yang sabar ya ka, nanti juga lo nemuin temen yang bener-bener tulus sama lo"
"Oiya kapan-kapan kita hangout bareng yuk" Tawarnya
(El ga bisa nulis Hangout nya, kl salah maapin guys)
"Boleh ka" Balasku canggung, seperti di jelaskan di awal. Sikapku sulit bergaul dengan orang baru.
"Thanks ya udah dengerin cerita gue"
"Santai aja, oke"
Kami bangkit dari bangku taman. Menuju tujuan masing-masing.
--
"Hoy ngelamun ae" , celetuk Sonya.
"Eh lo, ngapain di sini?" Tanyaku, sambil menyedot es teh manis.
Dia berdecak, "kalo ke kantin, ya mau makan lah"
"Ga ada kelas?"
"Gaada, eh lo ko nambah gendutan kak" Ujarnya meneliti setiap inci badanku.
Aku kaget dan sangat kaget, badanku lebih berisi di bandingkannya. Dan sekarang apa yang dia katakan, aku gendut?.
Penyataan kamu gendut itu paling di hindari bagi kaum wanita, termasuk aku. Dan sekarang aku mulai melihat badanku. Pada saat mata kuliah di mulai aku sama sekali tidak memperhatikan dosen yang sedang mengajar, tiba-tiba dosen tersebut keluar dan mata kuliah telah selesai.
"Eh itu bu Nana kenapa keluar?" tanyaku heran
"Dari tadi lo kemana aja neng, orang jam nya udah kelar" sambung Tia
"Sumpah gue ga habis fikir sama itu dosen, ngasih tugas ga kira-kira" Keluh Rahma, yang merupakan penanggung jawab Mata kuliah Bu Nana.
"Gitu-gitu juga mamih lo" Celetuk Andre
"emang ada tugas apaan?"
semuanya mengehela nafas, karna suaraku sedikit keras, tidak heran mahasiswa yang ada di kelas mendengarkan celetukkanku "woy astaga, raga lo di sini fikiran lo kemana neng" sahut Andre
Hari ini adalah hari yang paling melelahkan, selain jadwal mata kuliah padat dari pagi sampai sore. Tugaspun tak ketingalan untuk mengisi lembur menontor drama korea ku.
'Memang Tugas Laknat'
"Lo dari tadi kenapa si Bil, ngelamun mulu" tanya Diva
"Div gue gendutan ya, gue cantik ga si?" keluhku, jujur saja aku masih memikirkan perkataan Sonya di kantin tadi.
Diva mengehela nafas,"Lo ga gendut, badan segitu pas Bil, masalah cantik itu relatif. ada sisi cantik masing-masing setiap orang"
"Ajarin gue make up dong Div" pintaku
"nah kan, lo dari dulu gue ajakin. perawatan malah ga mau aja, beli skincare aja dulu" desisnya, dari dulu memang aku males untuk sekedar perawatan,. tempo hari saat teman-temanku datang aku hanya ising membuat masker DIY di rumah karna kegabutanku hehew
"Tapi gue kalo cantik takut banyak yang suka Div"
"YE SI ANJIRR"
YOU ARE READING
INSECURE
Teen Fiction"Dia itu terlalu perfect buat lo, jadi jangan berharap ketinggian lo bukan level dia" langsung baca aja yuk! Copy by kelabukata2020
PART 6
Start from the beginning
