7 - "Luke, what the hell are you doing?" -

Začať od začiatku
                                    

HPnya berbunyi dari kantongnya, dan tertawanya hilang. Dia membuka kunci HPnya lalu aku mendengar suara ketikan. Dia sedang membalas pesan yang aku kira dari Angelina atau Calum atau Mikey atau Ash. Lalu dia memencet tombol kuncinya dan menaruhnya di atas perutnya lalu dia melihatku.

"Maaf, aku harus memesan pizza lagi untuk makan siang kita, aku belum belanja minggu ini,"

"Well, it's okay," Kataku sambil tersenyum untuk meyakinkannya bahwa itu tidak masalah. "Anyway, i love pizza. Do you?"

Luke bangun dan duduk di sampingku lagi. "Yass i do," Jawabnya dengan cepat seperti dia menyebutnya yass ido. "i  just ordered pizza and i hope it wont come late again, because im so sick of waiting."

Setelah itu, Luke mengajakku turun ke ruang tamu dan duduk di sofa yang bisa memanjang sepeti tempat tidur, kami tidak duduk, kami berbaring disana. Aku berbaring sangat jauh dari Luke, Luke berada di sisi kiri sofa dan aku berada di sisi kanan sofa. Pertamanya, kami disana menunggu penjual pizza datang untuk mengantar pizza yang sudah Luke pesan, tapi akhirnya kami malah menonton program TV show dan Luke menikamtinya. Dia malah sampai tidak berbicara satu katapun kepadaku, dan aku hanya memainkan HPku saja dan berbicara pada Emily lewat pesan. Ini sudah jam 3 dan pizza belum datang sejak Luke order saat jam 2 tadi. Tapi aku rasa Luke tidak ingat karena dia serius menonton. Dia memeluk bantalnya sambil menonton TV seperti anak kecil. Lalu tiba-tiba ada suara ketukan di pintu yanga ku duga adalah penjual yang mengantarkan pizza. Aku dan Luke serempat melihat ke jendela dekat pintu.

"Who the hell is that?" Luke menggerutu sambil tetap memegang bantal kecilnya itu.

"Bukannya tadi kau memesan pizza, Luke?" Aku mengingatkannya karena dia sudah lupa karena acara TV yang di tontonnya.

"Oh gosh ive forgotten it!" Luke segera berdiri dari sofa dan segera pergi untuk menerima pizzanya. Aku hanya duduk menunggu dia ksmbali dengan pizza di tangannya.

Dia kembali dengan tangan yang berisi dua kardus pizza, namun satu ksrdusnya berukuran kecil. Jadi dia beli dua pizza? Dia kembali duduk di sampingku.

"Luke, kau beli dua pizza?" Tanyaku heran. Aku mengganti posisiku dari tiduran ke duduk untuk memakan pizzanya.

"Tidak, jadi dia datang terlambat seperti kemarin dan dia menggantinya dengan satu bungkus pizza kecil," Jawabnya sambil membuka bungkus pizza besar.

Itu lucu sekali. Aku tidak tahu apakah penjual pizzanya takut jika Luke marah atau memang sudah peraturannya dia memberi 1 pizza kecil secara gratis sebagai gantinya? Tapi jika seperti itu peraturannya, aku akan memesan pizza 1 jam lebih awal supaya mendapatkan bonus pizza gratis.

Lalu Luke memberikanku 1 slice pizza dan kami berdua memakannya. Rasanya sangat enak dan aku suka pizza karena topingnya. Andai saja aku bisa membuat pizza, pasti aku akan selalu membuatnya untuk makan siang atau malam atau bahkan sarapan.
Setelah memakan pizza, Luke membersihkan kardus pizza dan segera menuju ke dapur diikuti denganku di belakangnya. Aku kedapur untuk mencuci tangan dan meminta segelas air karena akh sangat haus. Luke membuang kardus-kardus pizzanya saat aku sedang mencuci tanganku. Dan setelah selesai, aku meminta segelas air. Namun aku malah disuruh ke sofa, lalu aku mengukuti perintahnya. Aku segera menuju ke sofa dan menintin TV yang dari tadi masih menyala.

Daritadi aku mengobrol dengan Emily lewat pesan dan aku menceritakan tentang apa yang sedang aku lakukan dengan Luke. Dia sepertinya agak tidak peduli, tapi aku tetap menceritakannya. Tapi ada satu hal yang kau harus tau! Aku tidak punya rasa suka terhadap Luke, okay? Dan aku tidak seperti anak-anak disekolah yang selalu mencari perhatian terhadap Luke agar Luke suka dengan mereka. Aku sudah memahami Luke, kalau dia sudah punya kekasih. Tapi mungkin tidak untuk saat ini. Saat akus sedang mengetik pesan kepada Emily, tiba-tiba aku mendengar suara Luke dari dapur.

Everything I Didn't SayWhere stories live. Discover now