Part 44 - "I love you Luke i swear," -

302 14 2
                                    

Kami tetap berciuman. Dan ciuman kami semakin lama semakin wild. Aku memindahkan posisiku dari samping Luke menuju ke pangkuannya dan tangan Luke tetap berada di pinggangku. Kedua tanganku memegang rambutnya dan lehernya. Aku bisa merasakan bonernya sekarang yang mana membuatku turn on lalu aku mencoba menggodanya dengan maju dan mundur, kami masih berciuman sekarang dan desahan Luke keluar dari mulutnya.

Tangannya memegang punggangku lebih keras lalu aku melepaskan ciumannya dan membuka mataku dan melihat Luke sudah melihat ke arahku.

"Kita harus bawa situasi ini ketempat yang lebih private." Ucap Luke sambil tersenyum. Lalu aku mengangguk dan menciumnya lagi.

Saat aku menciumnya dia mulai beranjak dari sofa, tangannya masih ada di pinggangku dan kami masih berciuman. Kakiku berada di pinggangnya jadi dia menggendongku menuju ke kamarku. Saat melewati tangga dia sedikit tersandung karena dia tidak melihat jalan dan hanya menciumku dan itu membuat kami tertawa di dalam ciuman kami.

Saat sampai di depan pintu kamar, Luke membuka pintu kamar dan masuk ke dalam lalu dia menutup pintunya dengan perlahan dan menguncinya. Dia menaruhku di atas tempat tidurku lalu aku membuka mataku dan melihat Luke menuju ke atasku.

Dia kembali menciumku and our kiss get rough. Dia lalu mencium leherku yang mambuatku menggigil karena lip ringnya. Lalu dia berhenti dan melihat ke arahku dengan senyuman.

"Take off your clothes!"

Aku lalu memindahkan posisiku menjadi duduk dan Luke melihatku membuka bajuku. Aku tersenyum saat aku sudah melepasnya dan Luke tertawa kecil. Luke kemudian menciumku lagi tapi aku melepaskannya.

"Wait!" Dia terlihat bingung. "Theres one thing i forget." Aku segera membuka braku dan Luke mulai tertawa.

"Oh my god, i actually can do it for you," setelah itu aku melempar braku keluar tempat tidur dan Luke mendekat ke arahku lagi. Dia melihat dadaku lalu melihat ke mataku. "Youre so beautiful Violin!" Lalu dia kembali menciumku.

Aku menciumnya dengan tanganku yang membuka kancing kemejanya. Aku bisa merasakan Luke tersenyum di dalam ciuman kami lalu tangannya membantu tanganku untuk membuka kancing kemejanya. Setelah terbuka dia melemparnya keluar tempat tidur.

Aku memegang bagian lehernya dengan kedua tanganku saat dia menciumku dengan wild. Aku mendorongnya ke belakang sehingga dia terjatuh dan aku berada di atasnya. Aku tetap mencium bibirnya yang hangat dan lembut itu. Tanganku menyusuri badannya hingga sampai di ujung celana jeansnya. Aku membuka kancing dari celana jeansnya dan lagi-lagi tangannya membantuku untuk itu. Jadi sekarang dia hanya memakai boxer berwarna hitam.

Sekarang Luke bergantian mendorongku hingga aku terjatuh. Dia mencium leherku sebelum dia turun mencium perutku hingga ke ujung celanaku. Dia membukanya perlahan dan dia langsung membuka celana dalamku. Aku menyesal tadi aku tidak langsung membuka boxernya. Dia kembali ke atas untuk mencium bibirku lagi.

"Haha im naked," kataku saat aku melepaskan ciumannya tapi kening kami masih bersentuhan.

"Yeah you look more beautiful!" Puji Luke.

Aku sebenarnya ingin memberitahu Luke kalau aku akan pindah ke Ottawa tapi aku tidak mau menghancurkan moment seindah ini dengan Luke. Tapi di sisi lain aku juga tidak mau Michael yang memberitahunya saat dia pulang ke rumah nanti. Jadi aku harus relakan moment ini hancur.

"I actually have something to say," ucapku dengan tanganku yang memegang kedua pipinya. "But i dont want to ruin this moment."

"What is that? Just tell me its okay," ucap Luke. Tapi walau begitu aku tidak yakin kalau itu baik-baik saja.

Aku kembali mencium bibirnya dan memaksanya untuk bangun dan duduk. Aku duduk di atas pangkuannya sekarang dengan tubuh naked.

Everything I Didn't SayWhere stories live. Discover now