Everything I Didn't Say

6 - "I know im such a dick, sorry," -

VIOLIN'SPOV

Pada hari senin aku menjalankan aktivitas seperti biasa lagi. Aku berangkat sekolah dan pulang secepatnya untuk latihan dengan Luke. Luke sudah terlihat agak mendingan dibandingkan jika dia tidak memintaku untuk mengajarkannya cara hidup baik. Aku juga berterimakasih padanya karena dia sudah mengajarkanku Fisika. Walaupun aku masih rada nggak bisa. Calum hari demi hari dia menjauh dengan Michael dan Ashton, sama seperti Luke. Calum malah menjadi dekat dengan Luke dan juga aku. Aku tidak tahu apa yanh salah dengan dia, sehingga dia memilih untuk mendekatkan diri kepadaku di banding kepada teman-temannya. Luke terkadang masih sering menghabiskan waktu luangnya bersama Angelina. Aku tidak melarangnya untuk berduaan dengan Angelina, karena Angelina adalah kekasihnya.

Pada hari Jum'at besok aku mempunyai ulangan Fisika. Jadi hari ini aku harus bertemu dengan Luke untuk memintanya mengajarkanku. Hari ini Luke tidak tampak batabg hidungnya, aku mulai khawatir dia akan tidak masuk lagi dan tidak bisa mengajarkanku Fisika. Saat kelas terakhir usai aku segera mencari Luke ke semua sudut sekolah, tapi dia tidak ada dimana-mana. Aku hanya melihat Mikey dan Ash. Saat aku keluar dari sekolah, aku bisa lihat di depan gerbang Luke terlihat sedang berdiri terdiam di sana. Aku segera menghampirinya dengan lari kecil.

"Luke!" panggilku sambil berlari ke arahnya.

"Hey, kemana saja kau? Aku mencarimu ke sekeliling sekolah," Luke tersenyum sedikit.

"Ada pelajaran tambahan, biasa laaah," balasku sambil tersenyum juga.

Aku dan Luke segera berjalan ke mobilnya Luke yang terparkir tidak jauh dari tempat Luke berdiri tadi. Seperti biasa Luke membukakan pintu dengan tidak ikhlas untukku. Ya, itu terlihat dari malasnya dia membukakan pintu mobil untukku. Sebenarnya aku juga tidak mengharapakan dia membukakan untukku, aku punya 2 tangan dan aku bisa menggunakannya untuk membuka pintu mobil sendiri. lalu mobil bergerak ke luar pintu gerbang sekolah. Saat keluar dari gerbang Luke malah berbelok ke kanan bukan ke kiri yang mana adalah jalan untuk ke rumahku. Jadi apa yang dia ingin lakukan?

"Luke, kenapa kau malah belok kanan?" tanyaku dengan bingung.

"Rasanya tidak adil jika kita selalu latihan di rumahmu,"Jawab Luke dengan sedikit tertawa. "Aku tidak enak dengan Ibumu yang selalu membuatkan kita makan siang. I feel like shit."

"So we're gonna go to your house?" Tebakku sambil tersenyum.

"Exactly!" Luke tersenyum dan aku tertawa, meski tidak ada yang lucu di sini.

Luke menyetel mp3 di mobilnya, dia menyetel lagu Green Day yang genrenya Pop-Rock atau mungkin Punk-Rock, aku tidak terlalu suka dengan genre itu dan ditambah di menyetelnya dengan suara yang sangat kencan. Itu sangatmengganggu. Sesekali aku berusaha mengecilkan volumenya tapi Luke malah mengencangkannya lagi.

"Kenpa? Kau tidak suka?" Luke, harus ngomong lebih keras, karena suara dari mp3nya.

"Ini sangat mengganggu Luke!" Teriakku.

Rumah Luke terletak tidak jauh dari sekolah. Aku kira saat aku meihat Luke membawa mobil ke sekolah rumahnya jauh, makanya dia membawa mobil. Rumahnya cukup besar, lebih besar dari rumahku. Luke harus turun untuk membukakan gerbang rumahnya.Dan aku suruh tunggu di dalam mobil. Apakah dia benar tinggal sendiri? Memangnya tidak ada pembantu untuk mengurusinya? Lalu setelah gerbangnya terbuka Luke masuk lagi ke mobil, lalu memarkir mobil tepat di depan rumahnya. Lalu dia turun, aku berniat membuka pintu mobil tapi gerakkan Luke lebih cepat dariku dan akhirnya dia membukakan pintunya untukku.

Aku turun dari mobil sambil menenteng tasku, Luke menutup pintu mobil dan meninggalkanku berdiri disamping mobil unuk menutup kembali gerbang rumahnya yang terbuka tadi. Dia telihat sangat ribet, jika saja dia punya pembantu, dia hanya tetap di dalam mobil tanpa membuka gerbang dan setelah turun dari mobil dia bisa langsung ke dalam rumahnya tanpa menutup gerbang. Setelah dia menutup gerbang, dia segera berjalan ke pintu rumahnya.