DABELA -7. Keceplosan

Start from the beginning
                                    

"Lo laper?" Tanya Ziah lalu lelaki itu mengangguk antusias dan anggukan itu membuat Ziah membuka ranselnya dan mencari roti isi coklat yang sempat ia beli tadi saat dikantin.

"Nih, gue ada satu," Julur Ziah diambil dengan semangat, "Makasih loh aduhh gak salah ya Lang Lo ngambil anak baru." Sialan, dimanfaatin dong?

Yang lain mendengus tak suka dengan kelakuan Kenzo, ganteng-ganteng kok sedeng.

Akhirnya mereka memulai latihan Galang sebagai gitaris utama, Ziah gitaris kedua, Kenzo drummer, Vinka keyboard, Ucha gadis yang baru ia kenal tadi adalah seorang vokalis, Fajrin yang Ziah tau adalah seorang good boy yang cukup sering disebut oleh disekitarnya adalah seorang vokalis.

Untunglah Ziah mengetahui lagu yang dibawakan dan ia hafal akan kunci-kunci gitarnya, sesekali ia bersenandung kecil walaupun suaranya tak sebagus milik Fajrin ataupun Ucha.

Hampir 1 jam mereka melakukan latihan ini dan kini mereka bersiap-siap untuk balik ke asramanya.

Saat Ziah mengsampirkan ranselnya dibahu kirinya dan bersiap keluar ruangan dengan Vinka tiba-tiba tangannya dicekal dengan tangan yang menampilkan sedikit urat yang membuat Ziah menoleh.

"Makasih," setelah mendengar kalimat itu Ziah langsung melepaskan tangannya dan membawa Vinka keluar dari ruang musik itu Kenzo, Fajrin dan Ucha terbahak lebih lagi Kenzo karena lelaki itu sangat girang.

"ANJIR, BHAHAHAA IH BARU KALI INI GUE LIAT YANG BEGITU SAMA LO LANG," Tawa Kenzo benar-benar pecah tidak percaya sedangkan Fajrin dan Ucha memelankan suara tawanya karena Galang sudah melihat kearah mereka dengan sinis.

***

"Katanya, cinta tak pernah salah," Kalimat dari bibir Ara membuat ke-dua teman sekamarnya menikmati lagu tersebut.

"Takan pernah berulah walau kadang hati disakiti oleh salah," Lanjut Ody yang tak kalah lihai mengeluarkan suaranya untuk mengikuti lantunan lagu tersebut.

Raras yang berada di dapur karena ingin mengambil cemilan untuk mereka bertiga makan diruang tengah.

Kini Raras kembali keruang tengah yang tangan kirinya memegang cemilan tersebut dan tangan kanannya memainkan handphone miliknya.

Ia tidak melihat jalan karena sedang asik pada handphonenya, "AAWW!"

"Ck, siapa yang naro meja disini sih?!" Tanyanya dengan nada yang tidak santai.

"Aaaaa kasian jari kaki gue, sakit banget sial,"

"Dih, lo-nya aja bego, ngapain coba jalan sambil main handphone padahal nanti tunggu duduk kan juga bisa," Sahut Ody.

"Ish orang lagi seru."

"Seru-seru endas mu! Tuh jari mampusin ajalah gue mah, kasian soalnya, miris gitu." Sahut Ara dengan kalimat songongnya kepada Raras.

"Udah pernah gue lirik pake mata belom Ra?"

"Ya-ya belom lah gak mau juga."

"Hih gimana sih lo Ra," Sahut Ody bermaksud untuk mengejek Ara.

Ara merapatkan tempat posisi duduknya dengan Ody sehingga sangat dekat dan Ara berbisik, "Lo tau kan? Tuh mata si Raras kayak silet? Tajem slur."

DABELA [ hiatus ]Where stories live. Discover now