UKS

603 25 14
                                    

Ayla kembali bersekolah, pagi ini ia terpaksa berangkat bareng dengan Alyo karena dipaksa Tante Amira.

Keduanya berjanji tidak akan ribut lagi, maka dari itu Tante Amira membebaskan hukuman mereka.

Tiba-tiba ada yang menarik tangan Ayla, gadis itu mendesis pelan.

"Apaansih lo!" kesal Ayla karena yang menariknya adalah Tari beserta gengnya. Mereka membawa Ayla ke toilet.

"Jangan mentang-mentang lo pemilik sekolah ini, gue takut ya sama lo." bentak Tari mencengkram tangan Ayla.

"Kenapa? Iri sama gue? Beli balik dong nih sekolah, eh gak mampu ya? Kasian." santai Ayla lalu melepaskan tangan Tari yang mencengkram tangannya.

Plakk

Tari menampar pipi Ayla membuat muka gadis itu memerah, Ayla menahan emosinya, pipinya memanas tangan Ayla terkepal. Ia tak sempat menahan tangan Tari karena kedua tangannya ditahan geng Tari.

"Sampah. Lo berani cuma keroyokan!" dingin Ayla menatap tajam Tari.

"Mana dua sahabat bodoh lo? Kenapa gak nolongin lo? Haha mereka pasti takut sama gue."

Ayla hanya menunduk, pipinya masih terasa panas, tangan Tari sangat keras melekat ke pipinya.

"Haha. Makanya jangan sok ngelawan gue, siapa sih yang berani di sini sama gue? Gak ada!"

"Ada!" ucap seorang pria dingin. Tari beserta gengnya menoleh ke asal suara.

"A-alyo." gugup Tari melihat Alyo yang sudah berdiri di depan pintu toilet.

"Lo apain adek gue ha?" Bentak Alyo lalu menarik Ayla dari sana.

"N-nggak gu-gue apa apain kok." Tari tak mau Alyo membencinya.

"Ayla ditampar sama Tari, liat mih merah kan." lirih Ayla mengadu kepada Alyo, bahkan suara gadis itu terdengar bergetar menahan tangis.

Kenapa si Ayla jadi cengeng gini ya? Batin Alyo karena tak seperti biasanya Ayla seperti itu.

Ayla mengode Alyo melalui matanya seolah olah berkata 'ikutin aja permainan gue' Alyo hanya mengangguk paham.

"Ya ampun pipi adek gue merah, wah gak bener lu Tar, gue laporin ke polisi lo" ucap Alyo syok dibuat-buat. Ayla memutar bola matanya malas. Ck lebay, pikir Ayla.

"Alyo, gu-gue gak sengaja."

Alyo hanya mengacuhkan Tari lalu membawa Ayla pergi dari situ.

"Hebat juga ya sandiwara lo." sindir Alyo.

"Oh iya dong, gue kan artis udah biasa lah kayak gitu." jawab Ayla tanpa beban.

"Tapi tuh pipi lo merah, gak sakit?" tanya Alyo sedikit perhatian.

"Ya sakit lah bego, tapi gue kan udah kebal jadi santai aja."

"Lo ke UKS aja dulu, gak usah masuk kelas," suruh Alyo.

"Gamau ah, gue ada ulangan sejarah."

"Lo bisa ulangan susulan, biar gue yang izinin, sekarang kita ke UKS gue gak mau dihukum Tante karena gak bisa jagain lo."

Ayla terdiam sebentar, kenapa Alyo perhatian kepadanya? Biasanya juga bodo amat.

Ayla menghiraukan, mungkin Alyo kemasukan jin baik hari ini, ia menuruti Alyo berjalan menuju UKS.

Ayla duduk di ranjang UKS, tidak ada anak PMR di sini karena hari masih pagi, tentunya anak PMR belajar di kelas.

Akhirnya Alyo yang akan mengobati pipi Ayla. Pria itu mengambil air hangat lalu mencampurkan dengan air dingin. Alyo membilas kain pada baskom air itu lalu mengompres pipi Ayla.

Love You Brother 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang