Kehangatan

296 17 3
                                    

Bagi yang baca ini nongol yuk di komentar, biar aku bisa ambil keputusan ini cerita dilanjutin atau dibungkus aja. Kalau masih ada yg baca aku akan lanjutin sampai tamat.

****

"Ay, kita keluar bentar yuk," ajak Alyo membuat Ayla menoleh dan menatapnya heran.

"Ke mana?"

"Ada sesuatu yang ingin gue tunjukin ke lo," ucap Alyo.

Ayla yang penasaran mengikuti saja, Alyo menarik tangan Ayla keluar restoran menuju taman yang ada di sebelah restoran tersebut.

Mata Ayla melotot sempurna benar-benar tak menyangka, Ayla menatap Alyo ia masih tak percaya.

"Kak Alyo ini beneran?" tanya Ayla tak sanggup lagi berkata apa-apa.

"Hai, Sayang!" sapa Irwan berdiri di hadapannya sambil membawa bunga. Ayla menatap tak percaya, lalu menghambur memeluk badan sang ayah.

"Daddy! Ayla kangen banget!"

"Daddy juga kangen sama Ayla."

"Kok Daddy ada di sini?" tanya Ayla.

"Tanya aja sama kakak kamu," ucap Irwan. Ayla beralih menoleh ke belakang, ia melihat Alyo yang sedang tersenyum manis. Ada yang aneh, pikir Ayla.

"Dad-dy sama Kak Alyo baikan?" tanya Ayla menatap ragu.

Alyo tersenyum ke arah Ayla, lalu melangkah ke depan mendekati Irwan. Ia lalu memeluk ayahnya itu erat. Ayla menutup mulut tak percaya. Akhirnya! Akhirnya Alyo mau berbaikan dengan daddynya.

"Ser--ius?" tanya Ayla.

"Serius, dong!" jawab Irwan. Laki-laki itu lalu merentangkan tangannya menyuruh Ayla masuk ke pelukan mereka. Buru-buru gadis itu menghambur memeluk ayah dan kakaknya itu.

"Kok, bisa?" tanya Ayla.

"Bisalah, apa sih yang gak bisa dilakuin cowok ganteng?" sahut Alyo. Ayla kembali mendengkus.

"Tadi Papa nelepon gue, trus gue bilang deh gue sama lo lagi di sini, nah Papa nyamperin," jelas Alyo.

"Ya udah, kita cari restoran lain aja, yuk, Pa. Jangan di sini, banyak cewek centil yang godain Kak Alyo," ajak Ayla. Alyo menyenggol adiknya itu pelan.

"Cieee, cemburu, ya?" goda Alyo.

"Nggak! Apaansih, lo!"

"Masih aja berantem, ya," ucap Irwan merangkul kedua anaknya.

"Ya udah, yuk kita pergi!" ajak Irwan.

"Yuk!"

***

Mereka akhirnya pergi ke kafe yang tak terlalu jauh dari tempat tadi. Irwan memesan meja VVIP untuk mereka agar tidak ada yang mengganggunya. Ayla tersenyum bahagia merasakan kehangatan berada dekat dengan orang yang ia sayangi.

"Andai aja ada mama," ucap Ayla tersenyum lirih. Alyo melirik adiknya itu singkat, sangat paham apa yang Ayla rasakan.

"Suatu saat nanti pasti keluarga kita lengkap," ucap Alyo. Irwan hanya bisa menunduk tak bisa berkata apa-apa. Ia sudah kecewa dengan Manda dan tak tahu apakah bisa berdamai dengan masa lalunya.

"Kamu mau nambah, Queen? Pesan lagi, yuk!" suruh Irwan mencoba mengubah topik.

"Nggak, Dad, ini aja Ayla udah kenyang, kok."

Ayla tahu Irwan pasti tidak nyaman dengan arah pembicaraan tadi. Ayla dapat memaklumi, tetapi keinginannya hanya itu saja.

"Oh, ya. Alyo, kamu mau lanjut ke mana setelah ini? Kuliah atau kerja?" tanya Irwan.

Love You Brother 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang