Taksi

1.2K 53 10
                                    

Ayla bergaya angkuh menatap kamera, dengan senyum miringnya ia tak ikhlas berpose. Ternyata benar, Alyo memang pengganti Doni yang menjadi fotografer Ayla. Gadis itu sempat menolak, tetapi Om Tio tak mengidahkan penolakan gadis itu. Om Tio sudah menerima Alyo bekerja di sini.

Cekrek ....

Cekrek ....

"Woy, senyum dikit kek, lo. Masam banget, tuh muka kayak ketiak lo." Ayla melotot mendengar ucapan Alyo.

"Ish, enak aja. Ketiak gue wangi, ya. Emang ketiak lo, berbulu panjang keriting lagi," balas Ayla berkacak pinggang.

"Lo nyindir ketiak lo sendiri?Perasaan, ketiak gue mulus tanpa bulu sedikit pun, deh!"

"Ketiak lo tuh bau asam."

"Ketiak lo bau tikus mati."

"Ket--"

"Psst ... Ay, kok malah ngomongin ketiak, sih? Nanti om marah!" tegur Kina mengingatkan, karena sejak tadi, manager mereka memperhatikan perdebatan Alyo dan Ayla.

"Woy serius dong lo, emang dasar model koran,"cibir Alyo.

"Apa lo bilang, ha?" geram Ayla akan melemparkan sepatu haknya.

"Ah, cepat aja deh lo tinggal gaya doang, gue yang ngambil gambarnya."

Ayla kembali berpose dengan tampang cemberutnya. Ia mengerucutkan bibir kesal.

"Lo mau tampang kayak gitu diapajang, ha? Ntar gak ada lagi yang mau ngambil lo jadi model, mau?" ancam Alyo.

Ayla mengembuskan napasnya, dengan menyingkirkan segala egonya, dia menampilkan senyum paling manis yang pernah ada.

Alyo sempat terpukau melihat senyum Ayla, lalu Alyo memutar kameranya dan mulai menjeprek Ayla.

Cekrek ....

Cekrek ....

Cekrek ....

"Ganti gaya!" suruh Alyo.

Ayla berpose dengan gaya miring ke samping dan tangan kanannya memperlihatkan jam tangan yang menjadi objek pemotretannya saat ini, lalu pandangannya lurus ke depan.

Cekrek ....

Cekrek ....

Cekrek ....

"Oke sipp," ucap Alyo mengacungkan jempolnya.

"Ayla, Alyo, silakan break!" teriak Om Tio sang manager.

***

Seperti biasa, setelah selesai pemotretan, Ayla mengisi perut sebelum pulang. Ia dan Kina duduk di pojok kantin.

"Jadi, Kak Alyo itu kakak lo, Ay?" tanya Kina masih tak percaya.

"Gak nganggap gue."

"Kenapa, sih? Gitu banget sama kakak sendiri."

"Lo gatau aja, Na, gmana gue sama dia. Dari dulu, kita gak pernah yang namanya akur, pasti berantem terus sampai mama gue aja gak sanggup ngurus kita," cerita Ayla.

"Hah? Terus, sekarang lo tinggal sama siapa?"

"Sama tante gue yang lagi hamil tujuh bulan."

"Wagelaseh. Tante lo gak pusing apa, ngurusin kalian?"

"Ya iya, kita sering kena marah, palingan nanti tante gue keluar rumah kalau udah marah."

"Dih, ngeri gue."

Love You Brother 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang