- PART 13 -

905 109 22
                                    

Happy Eid Mubarak

Minal Aidin Wal Faizin 

- Mohon Maaf Lahir dan Batin -

Bagaimana kegiatan kalian saat #dirumahaja ?

Beberapa bulan kemudian, Desa Eryboss kembali pada tatanan yang seharusnya

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Beberapa bulan kemudian, Desa Eryboss kembali pada tatanan yang seharusnya. Puing-puing sisa bangunan telah dibersihkan, berikut dengan rampungnya pembangunan rumah warga dengan susunan bata yang lebih kokoh tanpa membuang sisi khas dari Kerajaan Astantium. Dinding-dinding rumah dilukis dengan pewarna alami membentuk suluran tumbuhan atau motif bebungaan. Tumpukan jerami mengisi bagian atap rumah yang disokong dengan kerangka kayu di bawahnya.

Kala malam menelan matahari, lentera dinyalakan di tiap rumah. Tidak lagi ada bunyi nyanyian yang memaksa mereka mengurung anaknya. Setelah bertahun-tahun lamanya, malam penuh kengerian itu berhasil dilewati dengan damai. Meskipun tidak sedamai yang dirasakan oleh Tao pada malam ini.

"Greta belum kembali?"

Pintu kayu itu terbanting dengan sangat keras. Tao yang duduk di kursi rotan menorehkan senyuman miring di bibir. Sementara Petunia yang duduk berseberangan dengan Tao sama sekali tidak terganggu dengan nada tinggi Lily. Dia meneruskan sesi minum teh chamomile-nya sembari bersandar pada kursi.

Merasa tidak perlu menjawab pertanyaan Lily, Tao kembali terfokus pada papan datar dan biji peronia yang berwarna merah di atasnya.

Diabaikan dengan kentara oleh Tao membuat Lily yang semula berada di ambang pintu, langsung berlari menuju pria itu. Biji- biji di atas papan datar, Lily geser hingga berjatuhan. "Kapan Greta kembali, Tabib Palsu? "

Tao tidak mempermasalahkan hal itu. Meskipun dia butuh berjam-jam lamanya menyusun strategi demi mengalahkan dirinya sendiri dalam permainan monolog. Kursi itu sedikit bergerak saat Tao menghempaskan punggungnya. "Sejak kapan kalian jadi sedekat ini?"

"Jawab saja pertanyaanku."

"Dia tidak akan kembali." Tao mengangkat gagang gelas keramik berisi teh chamomile. "Sudah kujawab. Giliran dirimu menjawab pertanyaanku, Lily."

"Kami tidak sedekat yang kau kira. Dia hanya belum menepati janjinya kepadaku."

"Benarkah? Karena saat ini tubuhku merasakan kecemasan luar biasa darimu. Apa kau yakin tidak sedekat itu dengan murid manisku?"

Lily menggeram sembari mengepalkan kedua tangannya. "Demi anjing Hades, aku tidak percaya Dewa Olympus menciptakan manusia sepertimu."

"Mereka terlalu banyak menambahkan unsur elok kepadaku. Bukan begitu, Petunia?"

Mata Petunia berkilat kesal, kendatipun nada bicaranya setenang air danau. "Nak, sekali lagi kau panggil aku Petunia, aku tidak segan merusak kebun kesayanganmu."

To Kill Wild Rosesحيث تعيش القصص. اكتشف الآن