Kami sampai disebuah rumah seperti istana, otak cerdasku kini bertanya-tanya dan mengada-ngada.

Untuk apa diva membawa aku ke rumah semegah ini? Ingin bertemu siapa ?

"Woi malah ngelamun, ayo masuk" cetusnya menyadarkanku dari lamunan.

Langsung diangguki olehku, dan berjalan dibelakang Diva.

Setelah membuka pintu yang di rasa hanya sepi, hening, dan tak ada orang "Sayang sekali rumah segede ini gaada orang" Bisikuu, yang kutangkap Diva masih bisa mendengarkan namun tetap tak menghiraukan.

Aku di arahkan untuk naik ke lantai atas, begitu banyak pintu yang terdapat disana. Aku mulai mengadi-ngadi kalau ini semua pintu kamar, dan di lantai ini penuh dengan kamar.

Diva membuka pintu ke tiga, aku sebagai buntutnya ikut saja. Setelah pintu di buka mataku seketika melotot, di dalamnya terdengar suara musik yang sangat berisik.

"Sejak kapan lo jadi pelamun Bil?" tanya Diva kembali menyadarkanku dari dunia lamunan.

Kaget, itulah posisiku saat tersadar dari lamunan. Aku mendengar jelas suara drum, gitar yang berpadu dalam melodi musik. Tapi anehnya sebelum pintu dibuka aku tak mendengar apa-apa.

"Ini ruangan kedap suara" suara itu berbeda bukan lagi suara cempreng Diva, melainkan suara bass pria.

Yap. Aku kembali terkejut, di depanku kini berubah jenis kelamin yang menjelma Ka yogi. Apakah aku sedang berhalusinasi, mana mungkin ada ka Yogi di depanku.

"Lo ga lagi berhalusinasi. Ini Gue Yogi dan ini Rumah gue"

"Eh ka, Diva mana?" Tanyaku dengan wajah congo.

"Tuh didalem lagi ngobrol sama anak-anak" balasnya

Aku menengok ke dalam, dan pikiranku kembali berkelana. Sejak kapan Diva bisa akrab dengan teman-teman ka Yogi?

"Pengen gue getok pala lo Bil, dari tadi ngelamun mulu"

"ya abisnya gue tanya ini dimana, lo malah diem aja. Gue kan takut di culik, siapa tau lo musuh dalam karung"

"musuh dalam selimut woi bukan karung" Sambung teman ka yogi yang tak ku ketahui namanya.

Ka yogi terkekeh, "Lo lucu juga ya ternyata Bil, polos-polos gemesin haha"

"Ye si Billa mah bukan polos-polos gemesin, tapi polos-polos pengen nabok" Cetus Diva.

"Kurang asem lo Bil"

Kami bergabung bersama membicarakan hal-hal konyol.

Ka Yogi mempunyai sahabat karib, Erul si cowok manis yang sedang di incar olah Diva. Adul Cowok item manis dengan sifat yang kutangkap sangat friendly dengan orang baru. Dan Yogi cowok yang aku kagumi sampai saat ini. Aku tak bisa memperjelaskan watak mereka secara bersamaan, karna kami baru saja berkenalan dan aku tak mau mengadi-ngadi dengan watak seseorang.

Kalian baca ceritanya aja , watak mereka pasti ketauan ko wkwkw

Aku lebih banyak Diam, karna selain sulit bergaul, rasa canggung selalu saja menghampiriku.

Diva berjalan menghampiriku, "Udah malem, balik yu Bil" Ajaknya

"Yuk, astaga gue belum ngasih tau Abang " balasku, sekarang sudah pukul 9 malam. Dan bodohnya aku belum memberi tahu orang rumah.

"Alah anak abang lo mah Bil, orang tua lo aja biasa aja" Elak Diva dengan nada mengejek.

Abang salah satu manusia terseram kedua setelah papah.

"Gue antarin aja gimana? Ga baik jam segini perempuan pulang sendirian" Pinta Ka Yogi, langsung ku balas "Billa kan ga sendiri ka, sama Diva ko"

Ka Adul terkekeh disemping ka Yogi, "Astaga Billa, lo polos apa kelewatan jujur si"

INSECUREWhere stories live. Discover now