"Mana ada Hilap bertahan setaun" ledekku, urusan meledek akulah jagonya wkwk

Sonya menarik nafas, " Gue pas pacaran sama dia abis kejedot jendela jadi hilap amnesia"

"Wah parah lo Son, mantan seganteng gue dibilang hilap" sanggah Iky dengan sifat Percaya dirinya.

"Iya ganteng, GANGGUAN TELINGA" Suara aku dan Sonya bersamaan

Dengan wajah di sedih-sedihkan Iky membalas, " Gue disini di buli aja heran, Dedek sebenarnya salah apa?"

"Jijik Ky, jijik sumpah" jeritku, memang jijik sekali dengan wajah so sedih dan panggilan dedek. Badan sebesar babon di panggil dedek.

Iky ini memang tampan, namun sikap absurb terkadang melenyapkan ketampanan. Aku tidak bisa mendeskripsikan Iky lebih banyak, karna kita kenal sebatas kenal dan setiap bertemu selalu berantem.

Kami bertiga akhirnya larut dalam obrolan, hanya aku dan Iky saja si Sonya lebih banyak diam. Mungkin masih kesal dipertemukan mantan semenyebalkan Iky hehew.

"Gue balik dulu ya"

"Kenapa lo ? Di telponin mami" ejek aku

"Sialan lo, ada urusan. Babay mantan" ucapnya menghilang dari pandangan kami.

"Muka lo biasa aja, Bete banget keliatannya" ejekku.

"Gimana ga Bete ketemu spesies macam Iky" ketusnya.

Kami sibuk dengan dunia masing-masing. Aku iseng-iseng membuka akun Ka Yogi bukan iseng-iseng berhadiah gais wkwk.

"Yang di postingan sama di foto beda jauh, cakep di fotonya" celetukku tanpa sadar.

"Siapa?" jawab Sonya

"Eh engga, ini akun instagram"

"Lagi stalking ya lo?" Tuduh sonya, sepontan aku kaget.

"Engga" Tanpa sadar aku men tap postingan dulu yang tentunya berada paling bawah, otomatis aku melove dia.

Dan benar saja, tidak mendapat iseng-iseng berhadiah. Malah dapat iseng-iseng memalukan.

"ASTAGA INI GIMANA" teriakku histeris

Ting

Yogiprtm_
Lagi stalking IG gue ya (:

" Tanda Love laknat!"

--

Mimpi gue ga aneh-aneh, pengen jalan sama doi aja udah seneng


"Akhirnya selesai juga" Keluh Diva

Hari ini semua mata kuliah dituntaskan, karna tak terasa minggu depan sudah memasuki Ujian Tengah Semester.

"Sekarang lo mau kemana Bil?" Tanya nya lagi. "Palingan pulang" .

"Antarin gue dulu mau ga?" pintanya, "kemana?"

"Udah ikut aja yuk". Mau tak mau akhirnya aku ikut, lumayan dari pada gabut di rumah hehe.

Kita menyelusuri jalanan yang tak pernah aku lewati, entah aku akan dibawa kemana oleh Diva. Ku hanya bisa pasrah duduk di boncengannya.

"Nyampe" ujar Diva dengan lagak seperti pemain tukang ojek pengkolan .

"Dimana ini?" tanyaku, karna ini perumahan yang lumayan mewah. Bukan lumayan lagi si, memang perumahan mewah. Bisa dipungkiri penghuninya pasti tajir-tajir.

Diva mendengus kesal, "Banyak tanya lo kaya wartawan"

Memang sedari tadi aku banyak bertanya. Bertanya kan hal yang wajar, takutnya siapa tau aja aku mau di culik dan di jual sama om-om kan ngeri.

INSECUREWhere stories live. Discover now