Seperti dugaanku, semua mata memandang kearah kami. Termasuk aku, rasanya benar-benar ingin menghilang, tolong siapapun selamatkan aku.

BRAKKKK

"WOI GILA YA, SI CABE-CABEAN DIDIEMIN MALAH NGELUNJAK, PAKE ACARA BIKIN STORY PACARNYA SELINGKUH SAMA BILLA LAGI" teriak bobi saat memasuki kantin, dan yang menggebrak meja pun dia. Orang-orang sebenarnya kenapa si, semuanya membuat aku kaget dan syok!!

" berisik banget lo bob" celetuk diva, "gue emosi banget gila, dia emang siapa sih? Rachel venya seleb terkenal pake bikin gosip ga jelas di story" sambung bobi menggebu-gebu.

"lo disitu lagi ngapain bill?" tanya Adit, foto tersebut diambil seseorang saat dimana kemarin acara evant. Aku sedang membisikkan perubaahan roundown acara pada ka yogi, karna dirasa tak terdengar karna sangat berisik saat acara. Aku mendekatkan diri untuk memberitahunya, namun sepertinya orang-orang salah asumsi. Seperti kami sedang berciuman, karna foto tersebut diambil dari arah aku. Yang berkesan aku seperti sedang mencium ka yogi.

Setelah aku menceritakan kejadian itu pada mereka, rasanya aku sedikit lega."gue curiga ini akal-akalan sonya deh bill" tuduh diva,

Biar ku perjelas terkait story yang tertera dalam sosmed nya sonya, ia bercerita dalam story tersebut bahwasannya aku jadi selingkuhan nya ka yogi. Publik atau warga kampus mengiranya semua itu memang benar adanya, tanpa tahu keadaan yang sebenarnya. Dalam ungahannya, ia seolah merasa tersakiti dengan foto aku dan ka yogi. Teman makan teman, itu yang berada dalam komenannya, aku memang berteman dengan dia. Namun, tak sedikitpun aku ingin merusak kisah percintaanya.

"Kalo gue si malu gasi, jadi selingkuhan temen sendiri" bisik orang-orang,

Saat ini aku sedang berada ditaman, dengan novel digengamanku. Aku mengeratkan novel yang sedang aku baca, ingin menangis rasanya. Namun aku berusaha untuk terlihat cuek dengan melanjutkan bacaan ku.

"gausa di dengerin omongan mereka, sikap dan tindakan orang lain diluar kendali lo" ucap seseorang dan langsung mendudukan diri disampingku. Ka angel adalah orang tersebut.

Aku tesenyum kikuk,"ehh ka, gue santai ko" jawabku kekeh

"gausa sok tegar bill, gue tau lo takut. Buktinya lo ngeratin pegangan novel"

Aku hanya bisa terkekeh, mau bagaimanapun sepertinya tindakan ku telalu kentara didepannya. "yang terpenting lo harus tetap percaya sama diri lo sendiri, gue tau ko lo ga salah. Semua itu hanya sebuah kesalahpahaman aja" ucapnya, "biarin fakta yang bakal ungkap semuanya bill" sambungnya lagi.

Tak sadar bendungan yang ditahan sejak kejadian kemarin akhirnya tumpah di depan orang asing yang baru aku kenal beberapa bulan yang lalu. "nangis aja bill, gausa lo tahan."

"yogi memang dari dulu gitu, banyak cewe dimana-mana. Saat masa pacaran, gue terlalu banyak makan hati karna sikap friendlynya dia terhadap perempuan" ungkapnya, ka angel menghela nafas, "ya memang resiko pacaran sama orang famous seperti itu, sebelum lo masuk terlalu dalam. Segera hilangin rasa itu bill, gue tau gaakan mudah. Ini cuman buat antisipasi aja biar lo ga terlalu makan hati seperti gue dulu" jelasnya lagi.

Aku masih terisak di tempat, mencoba meresapi nasihat dari ka angel,"lo ga marah ka gue suka ka yogi?" tanyaku

Ka angel terkekeh pelan,"menyukai atau disukai seseorang itu ungkapan perasaan bill, kita ga bisa nyuruh orang buat lakuin apa yang kita mau. Jadi gue mah aman, toh udah jadi mantan ini, dan gue juga udah gada perasaan apapun sama dia"

Kami menghabiskan sore hari ditaman kampus, sharing dengan ka angel ternyata semenyenangkan itu. Aku bagaikan mempunyai kakak kandung perempuan, deep talk dengannya membuatku kembali berfikir untuk tidak terburu-buru dalam segala hal, dan aku mencintainya terlalu terburu-buru sampai rasa sakitnya pun datang secepat itu.

__

Efek dari gunjingan orang memang sedasyat itu ya, program dietku tak berjalan lancar. Namun berat badanku kini mulai menyusut dengan sendirinya, tak biasanya seperti ini. karna jika banyak fikiran akan kulampiaskan dengan makan sebanyak mungkin, namun sekarang rasanya melihat makanan mual sekali.

"dek, ada temen kamu di ruang tamu. Buru turun dulu" kata mamah dengan daster kebanggannya, "siapa mah?" tanyaku. "kebawah dulu aja sana"

Mamah selalu saja membuatku penasaran, akhirnya aku memutuskan untuk turun kebawah. "hai bill, kabar lo gimana?" tanyanya, aku mematung seketika. Bukan tia,diva dan dua curut adit dan bobi maupun si kalem ican, tapi ini ka yogi. Camkann!! Ini kak yogi, tokoh utama yang digosipkan dengan aku oleh pacarnya sonya.

"sorry gue ganggu lo ya bill?" tanyanya membuatku kembali tersadar dari lamunan itu, "eh..hh engga ka, kenapa ya ka? Eh silahkan duduk" jawabku dengan nada kaku dan grogi, aku sampai lupa kalau dia punya alamat lengkap rumahku.

"jadi gini bill, gue mau minta maaf atas tindakan sonya baru-baru ini, yang buat nama lo jelek. Tapi tenang gue udah klarifikasi kok, itu ga seperti mereka fikirkan" tuturnya,

Aku menghela nafas panjang, " gapapa kak, santai aja ko. Orang-orang akan tau mana yang benar mana yang salah" ucapku mencoba sesantai mungkin, padahal aslinya jika mengingat hal itu rasanya sakit sekali. Aku tak bertingkah, tapi dituduh macam-macam.

Terkadang aku iri dengan orang-orang yang disayang banget oleh pacarnya, seperti ka yogi ini. padahal semua itu bukan salahnya, namun ia rela jauh-jauh datang ke rumahku demi untuk meminta maaf atas kelakukan pacarnya.

Kami mengobrol sebentar, karna setelah itu ia pergi setelah menerima sebuah panggilan, dan sepertinya dari pacarnya.

"lohhh can, lo kapan ke sininya?"ucapku pada sosok manusia kalem yang tiba-tiba ada di teras depan rumahku, bagaimana tidak terkejut, ican ini bagaikan setan yang tiba-tiba datang tanpa pertanda suara kaki atau yang lainnya.

"ya lo dari tadi fokus lagi liatin cowo orang, mana tau gue datang. Lagian itu orang ngapain si ke sini lagi" ungkapnya dengan nada jengkel, "ooooh, ka yogi. Dia ke sini minta maaf, gara-gara perlakuan cewenya"

"terus lo maafin?"

"iyalah, orang minta maaf"

"gila lo bill! Ngapain orang kaya gitu dimaafin, pelakunya aja ga minta maaf secara langsung" ketus ican, "dia itu bikin lo kaya gini, liat diri lo. Ga nafsu makan kan gara-gara masalah ini?" lanjutnya

Aku selalu heran dengan ican, ko dia bisa tahu segala tentangku. "kenapa lo heran gue bisa tau? Abang lo selalu cerita ke gue, tiap hari sepulang kuliah lo ngurung diri di kamer, gamau makan"

"ahh abang gue boong can, lo percaya aja sama dia. Musrik tau" alihku mencoba berbohong,

"gue tau lo bill, udah sekarang ayo jalan-jalan" ajaknya

"kemana? Udah sore, males ah can. Gue ngantuk"

"ga bisa lo dari pagi ngurung diri dikamer doang, gue maksa! Buruan naik" titahnya

Ican membawaku ke arah dago, di sana udaranya masih sangat sejuk. Sepanjang perjalanan, ku habiskan semuanya dengan melamun tak tentu. Melihat diri ini dengan gampangnya disakitin orang sedih juga ya.

"lo mau di motor aja? Gamau turun?" tanya ican menyadarkan lamunanku, "hah, udah sampai can? Ko cepet si?"

"cepet lah, sepanjang jalan kan lo ngelamun. Gue ajak ngorbol malah diem aja"

kami menikmati sore di cafe dago, dengan kopi dan pemandangan yang sangat menyejukkan. "munafik kalo lo ga kepikiran bill, disini lo ga salah ko" ican membuka obrolan

"tapi gue temen makan temen gasi can, dikampus banyak yang bilang gitu" keluhku,

"definisi temen makan temen itu si sonya bill, bukan lo" cetusnya, "lagian yang suka duluan kan elo, bukan dia kan?" lanjutnya dan langsung kuangukkan kepala. 

INSECUREWhere stories live. Discover now