"bill, gue duluan ya!" pamit misel,

Aku menunggu jemputan dari abangku, karna tadi pagi aku sengaja tak membawa motor. Bang eza terlalu khawatir takut nanti aku pulang kecapean bahaya jika berkendara sendiri, dan benar kini rasanya aku benar-benar tak ada energi.

" lo ngapain di kampus malem-malem can?" aku terkejut didepan gerbang ada sosok ican, nangkring diatas motornya.

"jemput lo lah"

"hah? Emang gue minta jemput lo" lagi-lagi aku melongo dengan tindakan ican yang benar-benar susah ditebak

" buruan naik, kebanyakan hah lo"

"eh gue nunggu bang eza" sela ku, "abang lo ada pasien darurat, udah buruan naik keburu pagi" titahnya, karna aku ingin sekali cepat sampai rumah. Alhasil langsung ku terima saja tawarannya.

__

Aku berlari dari gerbang menuju kelas, hari ini ada kuis. Dan aku kesiangan, karna kecapean sampai tak dengar suara alarm. Namun ada yang berbeda, sudut mataku melihat orang-orang seolah menatapku tajam, entah itu fikiranku saja atau benar. Namun sekarang yang penting bagaimana caranya aku segera sampai kelas.

"huh huh!, dosennya udah sampai belum div?" tanyaku pada diva saat sampai tempat duduk, "belum"

"ahh syukurlahh" ucapku lega, "bil, ini ga benerkan?" tanya diva

" apa div?"

"lo belum buka instagram?" aku hanya menggelengkan kepala, diwaktu kapan aku bisa buka sosmed, setelah event kemarin ku habiskan hari dengan tidur.

"apaan si?" tanyaku, "ini bill" kata diva sambil menyodorkan story instagram sonya.

Aku syok benar-benar syok! Mengapa ada fotoku dan namaku di story nya, memangnya aku kenapa. Aku bertanya-tanya dalam hatiku.

"div, sumpah. Lo percaya gue kan?" bisikku, "gue selalu ada di pihak lo bill"

"NABILLA!! BENER-BENER YA ADIK KELAS LO PENYEBAR HOAX BANGET ANJIR. JIJIK GUE!" teriak Tia dari depan pintu, semua orang yang ada dikelas langsung mengarah ke sumber suara.

"AWAS YA! LO PADA YANG ADA DIKELAS INI PERCAYA SAMA STORY NYA CABE-CABEAN ITU!" ungkap Tia lagi, "tapi digrup kampus udah rame tau" sambung fifin teman kelasku,

"okay! Mumpung lagi pada kumpul semuanya gue mau klarifikasi, terserah lo pada mau percaya gue atau cabe-cabean itu. Yang jelas gue ga terima sahabat gue di giniin" tutur tia

Aku lagi-lagi ingin menangis dengan sikap tia dan diva, mereka benar-benar sahabatku. Sembari menunggu dosen, diva dan tia mencoba klarifikasi terkait berita yang ada. Aku? Hanya bisa menangis di tempat, semuanya membuat kepalaku pusing.

Kuis dadakan telah terselesaikan, membutuhakan waktu 30 menit untuk mengerjakan. Tapi dengan 30 menit itu yang ku lakukan hanyalah melamun, tak tahu soal yang aku isi benar atau salah, aku tak memperdulikan itu. Kini yang aku inginkan, pulang lalu menangis sendiri di kamar.

" yuk kantin, laper nih" ajak Tia, "yuk!" balas diva

Bahuku ditepuk oleh tia, "ayo bill, udah ga usah di fikirin, tenang ada kita"

"tapi gue malu keluar nya" cicitku,

"emang lo buronan, biasanya juga malu-maluin lo" gurau diva,

Kami berjalan beriringan menuju kantin, namun saat dipintu keluar seseorang mencegat kami, "BILL, LO GAPAPA?" tanya nya

"gila lo can, ngagetin aja" seru diva, "minggir div! Billa lo oke kan?" tanyanya lagi,

"aman can" balasku,

INSECUREWhere stories live. Discover now