CHAPTER SEMBILAN BELAS|| Kekecewaan

Začať od začiatku
                                    

Adela menengok kerangga dan memegang kaus leher Rangga "lo anggap gue apa hah? Selama ini gue apa? Gue apa di mata lo? Cuman menjadi pelampiasan!? Iya? Jawab gue. Ngga, jawab!! hiks...hiks" Tangis Adela.

"Maafin gue, Del. Tapi gue sama Alice emng udh pacaran sebulan ini." Ucap Rangga

Mata Adela seketika kosong. Setelah yang dikatankan Rangga. Membuat hati nya sakit, dia fikir. Datang nya ke Amerika bisa bersama lagi dengan Rangga tapi apa yang Adela dapat kan? Ini bukan yang di harapkan Adela selama ini.

Adela berusaha positif jika photo yang digalerinya itu bukan dia. Tapi tebakan nya yang tadi malam itu benar benar dia.

"Maaf? Lo kira maaf dari lo bisa kembaliin kepercayaan gue ke lo? Enggak! Gue salah. Gue salah banget emang naruh kepercayaan gue sama lo. Maaf dari kelian berdua ajah gak cukup! Yang buat hati gue ancur! Harusnya dari pertama gue gak nerima untuk jadi pacar lo. Dan harus nya gue gak naruh hati sama lo! Hikss... hikss" jelas Adela mengungkapkan nya dengan marah. Adela segera pergi dari hadapan kedua nya.

Alice yang melihat bagaimana reaksi Adela. Cukup, dia sangat patah dan rapuh. Kini Alice mentap Rangga yang saat itu Rangga juga diam tidak mengeluarkan kata-kata.

Alice pikir ini salah, ini salah besar. Apa yang dilakukan nya? Alice harus mengejar Adela namun ditahan oleh Rangga.

"Jangan di kejar." Ucap Rangga menatap Alice.

Alice yang melihat mata Rangga yang begitu merah. Apa dia juga menangis?

"Maafin gue, Del." Batin Alice

Lalu Alice dan Rangga memutuskan untuk pulang. Rangga akan mengantar Alice pulang terlebih dahulu. Hening tidak ada yang membuka suara mereka masing-masing tengelam oleh pikiran nya sendiri.

Saat sudah sampai dirumah Alice, Alice ingin ngomong sesuatu tapi niatnya ia urungkan karna melihat kondisi Rangga saat ini.

"Hati-hati dijalan." Ucap Alice kepada Rangga.

"Ah! Gue duluan." Rangga langsung memutar balik tubuh nya ke arah utara dan berjalan dengan tegak.

Alice tahu hati Rangga juga sakit sama dengan Adela tapi ini semua kebaikan buat Adela. "Andai lo tau sebenarnya, Del." Gumam Alice dan langsung masuk kedalam rumahnya.

*

Disisi lain Adela berlari menuju untuk pulang kerumahnya dengan kondisi masih menangis. Bahkan saat ini emosi Adela tidak setabil.

"Hiks...hiks... bukan ini yang gue mau." Ucap Adela disela sela larinya.

Setelah sampai Adela langsung masuk kedalam menuju ke kamarnya. Dan langsung tidur di kasur dengan gaya tengkurep.

Adela mengais sekencang-kecang nya yang kebetulan tidak ada Mamah nya dirumah.

*

Rangga menatap lurus kedepan dengan tatapan kosong. Pikiran Rangga masih berputar saat kejadian 15 menit yang lalu.

Rangga tahu apa yang dia buat kepada Adela adalah salah. Tapi ini untuk kebaikan nya agar Adela benci dirinya.

"Maafin gue, Del. Maaf, hanya itu yang bisa gue katakan. Hanya kata maaf. Yang tidak bisa kembaliin semuanya." Cairan bening dari pelepuk matanya terjun dengan damai.

Rangga juga sengaja tidak membalas pesan Adela. Rangga mematikan ponsel nya selama sebulan ini dan membeli ponsel baru. Saat Adela kirim pesan dia berada di Amerika. Saat itu juga Rangga memikirkan sesuatu.

Rangga berfikir ini juga untuk kebaikan dirinya dan Adela. Umur Rangga sudah tidak lama lagi. Untuk terus berada di samping Adela. Hanya ada satu cara membuat Adela benci dari Rangga. Itu yang ada di pikiran Rangga.

"Ahkk." Ringis Rangga dada nya kini sangat sakit.

"Mamah." Panggil Rangga dengan sedikit teriak.

"Iya apa sayang?" Tanya Mamah Rangga. Saat itu juga Rangga jatuh pingsan.

"Ranggaa!!" Teriak Mamah nya lalu sedikit berlari mendekat ke arah Rangga.

*

Adela bangun dari tidur nya dengan mata agak sembab, ia turun dari kamar nya untuk mengambil segelas air.

"Eh, anak perawan udah bangun?" Tanya Jeni.

"Hmm."

"Anterin Mamah yuk, kerumah sakit."

"Ngapain? Mamah sakit?" Tanya Adela.

"Bukan, tapi. Anak teman Mamah, dia masih muda cuman dia sering sakit gitu. Kebetulan dia disini buat berobat." Jelas Jeni.

"Mamah ajah, Adela enggak mau." Tolak nya.

"Ayuk, ah. Kan Mamah takut sendiri, kalo di apa-apain gimana? Kan Mamah masih Ting-ting." Ucap jeni dengan gaya syndrom tiktok

"Ih apaan sih, Mah. Udha tua juga." Sarkas Adela sambil mengeleng-geleng.

"Ayok, ah! Ikut Mamah. Anterin, Mamah." Ucap jeni memohon kepada anak semata wayangnya.

Mau tidak mau Adela haru mengiyakan ajak kan mamahnya. "Adela mau mandi dulu." Ucap nya.

"Jangan lama-lama, Mamah tungguin disini." Teriak jeni.



.
Tbc

Yaaa akhirnya update gimana dengan chapter satu ini?😟 kurang banjir gak?😭 seu nex chapter ya, jangan lupa votmen di setiap paragraf dan krisar nya!

KETLAS VS WAKETU [TAMAT]Where stories live. Discover now