38| Tamara Butuh Penjelasan

49.6K 3.5K 361
                                    

Suasana di dalam mobil sangat hening dan terasa canggung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana di dalam mobil sangat hening dan terasa canggung. Kejadian di kantin tadi membuat hubungan mereka semakin merenggang. Tamara pikir setelah Agra menariknya ke mobil, laki-laki itu akan menjelaskan segalanya.

Namun, nyatanya sedari tadi Agra hanya bungkam. Laki-laki itu tampak tenang dan fokus menyetir. Tatapannya lurus ke depan tanpa menoleh ke arah Tamara sedikit pun. Hal itu membuat Tamara ketar-ketir sendiri karena suasana jadi semakin canggung. Ia hanya bisa diam sambil menebak-nebak pikiran Agra dan hal apa yang akan terjadi selanjutnya.

Apa Agra akan mengamuk di depannya karena kejadian di kantin tadi? Apa laki-laki itu sekarang sedang marah?

Tamara menoleh sekilas untuk memastikan ekspresi Agra. Tapi, raut laki-laki itu hanya datar dan malah terlihat sangat tenang. Ia menggit bibir bawahnya, kemudian meremas rok abu-abunya gugup.

Tamara pun mengalihkan tatapannya ke luar jendela. Ketika melihat mobil yang mereka tumpangi malah lewat begitu saja dari gang rumahnya, Tamara spontan melotot ke arah Agra. "Gang rumahku kelewatan!"

Tamara mencebikkan bibirnya kesal karena Agra hanya diam. Apa secepat itu Agra melupakan rumahnya?

"Kita mau kemana sih?" tanya Tamara ketika menyadari jalan yang mereka tempuh semakin jauh.

Tamara berdecak kesal karena lagi-lagi pertanyaannya hanya dianggap angin lalu oleh Agra.

"Kita mau kemana, Agra? Mending aku turun aja dari pada gak jelas gini." Tamara melipat tangannya di dada sambil menatap Agra kesal.

Tanpa mengatakan apapun, Agra hanya mengusap puncak kepalanya dengan tersenyum tipis.

Setelah menghabiskan waktu selama hampir satu jam di dalam mobil yang hanya diisi dengan keheningan, akhirnya mereka tiba di sebuah rumah dengan cat abu-abu tua. Tamara melongo melihat rumah di depan mereka yang begitu mewah dan besar. Bahkan, bangunan di depannya ini tak bisa di sebut dengan rumah. Bangunan di depannya ini lebih pantas disebut istana.

Karena sibuk mengamati bangunan di depannya, Tamara sampai tidak sadar jika pintu mobilnya sudah dibuka.

"Ayo turun."

Tamara mengerjab beberapa kali melihat Agra yang mencondongakan tubuhnya ke arahnya hingga wajah mereka hanya berjarak beberapa senti saja. Cahaya matahari yang membelakangi laki-laki itu membuat wajah Agra malah tampak bercahaya dilihat dari posisi Tamara sekarang. Rambut bagian depan Agra tampak menutupi sebelah mata Agra. Laki-laki itu tampak menyeringai kecil membuat Tamara diam-diam semakin mengagumi wajah laki-laki itu yang sialnya tampak semakin tampan.

"Kamu tau gak tatapan kamu itu bikin aku gugup?" ujar Agra setelah melihat mata Tamara yang menatapnya memuja.

Tamara mengerjabkan matanya lagi berkali-kali. Agra gugup? Gugup dari mana? Yang ia lihat laki-laki itu tampak tenang-tenang saja.

[MTS 1] More Than Possessive [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang