Laki-laki itu melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata, membelah padatnya jalanan ibu kota pada malam hari. Pikirannya kini kalut. Ia tidak tenang saat gadisnya memintanya untuk putus.
Ucapan gadis itu yang mengatakan ia tak bahagia lagi semenjak mereka berpacaran terus teringiang-ngiang di kepalanya. Ia hanya mau membuat Tamara merasa nyaman dan bahagia dengan mencintai gadis itu sepenuhnya. Tapi, kenapa rasanya sulit sekali?
Padahal, sejak mereka awal pacaran, Tamara selalu patuh atas semua perintahnya. Namun, sekarang yang terjadi adalah gadis itu jadi gadis pembangkang. Ia kesal. Tak suka jika perintahnya di abaikan.
Ia melambatkan laju mobilnya ketika sampai di komplek perumahan yang cukup sepi . Agra memberhentikan laju mobilnya dan memarkirkan mobil itu di pekarangan sebuah rumah megah bercat putih gading. Ia menyeringai ketika mendapati sebuah motor gede berwarna merah terparkir rapi di parkiran itu bersama sederet mobil dan motor mewah lainnya.
Ia turun dari mobilnya kemudian berjalan memasuki rumah itu dengan muka yang sama sekali tak bersahabat. Begitu tiba di depan pintu, ia langsung disambut dengan beberapa pengawal dan pembantu di rumah itu.
Mereka semua kompak membungkukkan tubuh ketika melihat Agra. Namun, Agra tampak tak mengacuhkan itu dan terus berjalan masih dengan wajah dingin. Membuat beberapa pengawal dan pembantu di rumah itu kebingungan dengan sikap Agra yang tak seperti biasanya.
Agra menghentikan langkahnya ketika melihat seseorang dengan setelan jas hitamnya menunduk ke arahnya.
"Dimana dia?" tanya Agra dingin.
Alfonso, orang kepercayaan pemilik rumah itu pun berpikir sejenak sebelum mengerti maksud dari anak majikannya itu. "Tuan Kristof ada di kamarnya, Tuan."
Agra mengangguk singkat dan memilih berjalan menaiki anak tangga demi anak tangga menuju lantai dua. Sesampainya di depan sebuah kamar, tanpa permisi Agra langsung membuka knop pintu dan mendorongnya dengan kuat.
Rahangnya kembali mengeras, mata elangnya memancarkan amarah yang sangat kentara. Matanya langsung menangkap sosok laki-laki yang ia cari sedang diobati lukanya oleh seorang wanita paruh baya. Kedua orang itu kompak langsung melihat Agra.
Agra mendekati mereka dan langsung menarik kerah baju Kristof, membuat laki-laki itu bangkit berdiri.
Bugh.
Satu tinjuan melayang bebas tepat di sudut bibir kanan Kristof yang baru saja di beri obat merah. Membuat ia meringis kesakitan.
Wanita di sampingnya yang melihat itu langsung terpekik terkejut.
"Astaga Agra! Apa yang kamu lakukan?!" teriak wanita itu histeris. Nalurinya sebagai seorang ibu keluar. Melihat anaknya dengan luka lebam dan tubuh lemas dipukul lagi seperti itu. Namun, Agra sama sekali tak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
[MTS 1] More Than Possessive [Sudah Terbit]
Teen Fiction"Kamu camkan ini baik-baik. Aku, Agra Abiyoma nggak akan pernah ngelepasin kamu, Tamara Grizelle." Suaranya dalam dan penuh keseriusan, membuat gadis di hadapannya terenyuh. Arga menyelipkan rambut yang menghalangi wajah cantik gadisnya itu ke bela...