28| Kecurigaan yang Terjawab

53.9K 3.5K 371
                                    

"Lo nangis lagi, Ra?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo nangis lagi, Ra?"

Tamara yang berada di balik punggung Rey langsung cepat-cepat menghapus air matanya. Melalui kaca spion, Rey dapat melihat Tamara langsung menyembunyikan wajahnya di balik punggung kokoh Rey.

Tamara hanya diam, tak menjawab ucapan Rey.

"Mau mampir dulu gak beli es krim?"

Tamara menggeleng pelan. "Enggak," ujarnya lirih tapi masih mampu didengar Rey. Nafsu makannya sudah hilang saat tiba-tiba saja Agra meninggalkannya.

Tak lama setelah Agra meninggalkan apartemen itu, Rey datang untuk menjemputnya. Bahkan, Rey memergokinya sedang menangis. Tamara yang sudah mengganti bajunya dengan seragam miliknya lagi segera pergi, tak berniat untuk berlama-lama di apartemen itu.

Ia heran dengan sikap Agra. Biasanya laki-laki super posesif itu tak akan membiarkannya berdekatan dengan laki-laki lain. Tapi kali ini malah Agra yang menyuruh Rey untuk menjemputnya. Apa karena Rey sahabat Agra makanya laki-laki itu tidak cemburu? Entahlah apa urusan Agra yang sangat mendesak itu hingga Agra bisa mengesampingkan sikap posesifnya terhadap Tamara.

Tak perlu waktu lama sampai keduanya sampai di depan kediaman Tamara. Gadis itu pun turun dari motor Rey dan menyerahkan helm yang ia pakai pada laki-laki itu.

"Makasih, Rey. Lo mau mampir dulu?" tanya Tamara. Hanya untuk basa-basi saja.

"Enggak deh. Gue langsungan aja. Ntar gue diamuk sama pacar lo. Gue gak mau merusak persahabatan gue cuma karena cewek."

"Rey, gue boleh nanya sesuatu?" tanya Tamara ragu.

Rey tersenyum ramah. "Sok atuh, Neng."

Melihat respon Rey membuat rasa gugup dalam dirinya sedikit hilang. "Lo sama Agra udah sahabatan lama?"

Rey setengah berpikir. "Dulu pas SMP kita satu tempat les. Lumayan deket sih karena sekelas. Trus waktu SMA ketemu dan sekelas lagi. Yaudah, akhirnya kita makin akrab sampai sekarang."

Tamara memainkan jarinya untuk menghilangkan gugup. "Lo tau apa hubungan Agra sama Kak Michelle?"

Senyum di bibir Rey memudar digantikan dengan raut keterkejutan. Laki-laki itu membatu di tempat. "Kenapa lo nanya kaya gitu?"

"Gue pengin tau aja. Gue pacarnya Agra. Tapi gue selalu ngerasa gak pernah kenal sama Agra."

"Kenapa gak lo langsung tanya sama Agra?"

"Dia bilang Kak Michelle masa lalunya Agra. Tapi, bukan mantannya Agra. Gue jadi bingung. Definisi masa lalu buat Agra itu apa?"

Rey menghela napas. Ia sudah hapal dengan sifat Agra yang sangat tertutup itu. Bahkan, dengan pacarnya sendiri sahabatnya itu sangat tertutup. Terkadang dengan Rey dan Pandu pun Agra tertutup mengenai masalah pribadinya. Agra jarang sekali mau berbagi cerita dengan orang lain.

[MTS 1] More Than Possessive [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang