12| Lepas Kendali

85.1K 4.5K 483
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah menghabiskan hidangan mereka, Tamara, Kristof, dan Michelle memilih untuk duduk di depan panggung outdoor untuk menyaksikan beberapa tarian, nyanyain, dan pertunjukan-pertunjukan lainnya yang masih berbau Prancis.

Beberapa menit lagi, pengumuman pemenang akan diumumkan. Tarian Quadrillé menjadi penutup manis pertunjukan kali itu. Semua penonton bersorak-sorai dan bertepuk tangan, tak terkecuali Tamara. Gadis itu tampak sangat antusias.

Kemudian, kendali panggung dipegang oleh dua orang MC yang mengatakan pemenang lomba akan segera diumumkan.

Pemenang yang diumumkan paling awal adalah puisi, lalu menyanyi, disusul dengan cerdas cermat, dan yang terakhir adalah pidato. Tamara dan Kristof bersorak senang ketika mendengar nama Michelle disebut sebagai juara pertama lomba menyanyi bahasa Perancis. Mata Michelle tampak berkaca-kaca ketika dengan bangganya ia naik ke atas panggung.

Kini saatnya pengumuman lomba pidato yang diumumkan. Jantung Tamara semakin berdebar tam karuan. Ia terus berdoa agar ia mendapat juara satu. Tapi, mengingat siapa lawan-lawannya, gadis itu agak pesimis.

"Lo pasti menang," ujar Michelle menenangkan Tamara dengan menggenggam tangan gadis itu.

Tamara menoleh ke arah Kristof. Laki-laki itu tersenyum segaris dan mengangguk singkat, pertanda ia ikut menyemangati Tamara.

"Juara tiga diberikan kepada. . . "

Detak jantungnya terasa semakin berpacu.Keringat dingin terus menetes di pelipisnya.Dalam dirinya terasa ada yang terbakar, tapi udara saat ini cukup dingin.

Jujur, Tamara tidak berharap namanya disebut. Ia ingin juara satu karena yang mendapat beasiswa ke Prancis hanya yang juara satu.

"Tamara Grizelle!"

Michelle langsung bersorak senang. "Yey! Lo menang, Ra!!"

Kristof tersenyum lebar, tampak senang sekaligus bangga dengan kemenangan Tamara. Kristof bertepuk tangan sambil berujar kagum,"wow! You desereve it, Girl. Congratulation!"

Berbanding terbalik dengan respon Tamara. Gadis itu malah menunduk dan tersenyum kecut. Entahlah, seharusnya ia senang. Namun, yang ia rasakan malah kekecewaan.

Kristof yang menyadari itu pun bingung. "Kenapa? Lo kelihatan gak seneng gitu?"

Tamara menggeleng, matanya sudah berkaca-kaca. Ia tersenyum tipis. "Enggak, gue seneng kok," ujarnya dengan suara bergetar.

Michelle juga bingung melihat respon Tamara. Ia mengusap pergelangan tangan mulus gadis itu. "Hey, lo kenapa? Lo pengen jadi juara satu?"

Air mata Tamara luruh ketika mendengar itu. Seharusnya Tamara puas dengan pencapaian yang ia dapat sekarang.

[MTS 1] More Than Possessive [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang