Aruna buru-buru keluar dari kamarnya, ia menuju ke ruang tengah. Kosong. Tidak ada siapapun. Ia pun beralih ke kamar Arjuna.

Aruna membuka pintu kamar Arjuna lebar-lebar dan benar saja. Mereka bertiga ada disana, bermain Monopoli. Aruna menghembuskan napas kasar, ia tak mengerti kenapa tiga bocah ini sangat kecanduan dengan Monopoli. Hampir setiap minggu, Aruna bisa menemukan Arjuna, Bana dan Cica bermain monopoli dirumahnya. Bahkan bisa jadi seminggu lima kali. Jika mereka benar-benar tidak sibuk. Gila kan?

Aruna mematikan sambungannya. Ia saling berpandangan dengan Bana yang juga perlahan meletakkan ponselnya.

"Ada apa?" tanya Bana tenang.

"Bisa cek naskah gue nggak?" pinta Aruna.

"Gue nggak nerima naskah potongan. Kalau naskah lo udah full semua baru kirim ke gue," tolak Bana.

"Gue lagi stuckpemilihan kalimat. Itu-itu aja. Ajarin gue," rajuk Aruna.

"Lo bisa cari referensi di no..."

"Gue janji nggak akan nyatain cinta, gue akan fokus minta ajarin," porong Aruna cepat.

Bana menghela napas pelan, ia terlihat gamang sesaat. Hingga akhirnya mengangguk setuju.

"Oke, gue susul ke kamar lo lima menit lagi."

YES! Aruna bersorak senang dalam hati. Ia tak menyangka Bana akan menyetujui tanpa berdebat panjang.

"Gue tunggu dikamar ya," pamit Aruna.

"Iya."

Setelah itu Aruna beranjak keluar kembali ke kamarnya.

Arjuna menoleh ke Bana, ia sedari tadi mendengarkan percakapan adiknya dan Bana sambil berpura-pura tetap bermain monopoli. Meskipun akhirnya fokusnya terbagi dua dan membiarkan Cica berbuat curang dua kali.

"Runa kenapa tadi kesini?" tanya Arjuna basa-basi.

"Minta cek naskah dia," jawab Bana. "Dia belum cerita?"

"Apa? Soal tanda tangan dengan WINMEDIA?"

"Iya."

"Udah, semalam dia cerita ke Mama dan Papa juga."

"Syukurlah. Gue kira belum."

Bana bangkit dari duduknya, mengambil ponselnya.

"Mau kemana?" tanya Cica.

"Kamar Aruna," jawab Bana santai.

"Ngapain lo? Ganti popok Aruna? Dia udah besar Ban," ucap Cica ngaco.

"Lo belajar dulu keluar dari penjara. Baru ngomong sama gue," sadis Bana.

"Sialan!"

"Gue duluan."

Bana berjalan menuju pintu.

"Ban," panggil Arjuna membuat Bana menghentikan langkahnya tanpa berbalik.

"Gue tau Jun. Gue nggak akan ngasih dia harapan," ucap Bana mengerti arti panggilan itu.

"Oke, thanks."

Bana keluar dari kamar Arjuna, melangkah menuju kamar Aruna yang berada di depan dekat balkon rumah.

*****

Bana langsung masuk kedalam kamar Aruna yang tidak dikunci, Aruna sudah menunggunya di balkon depan dengan laptopnya. Bana pun segera mendekati gadis itu.

"Coba lihat, baru 30 menit update FILOVE sudah dibaca 70 ribu pembaca. Keren kan gue?" pamer Aruna menunjukan work FILOVE miliknya di platform PENAKU.

FILOVEWhere stories live. Discover now