Benedict X Allegra (2)

15 3 2
                                    

"Kelompok nomor lima, kelompok nomor lima. Satu, dua, nah itu di sana yang nomor lima."

"Ini udah lengkap semua belum, orang-orangnya? Ada yang belum hadir atau nggak hadir mungkin?"

"Nggak tau deh, coba aja diabsen."

"Okay, yang namanya merasa dipanggil silakan menyatakan kehadirannya, setelah itu perkenalkan diri kalian, ya. Nanti sebelum bubar, baru kita semua saling tuker kontak. Dan akan gue usahakan secepatnya untuk membentuk grup chat buat kelompok kita."

"Okay, yang peertama, Dian."

"Hadir! Gue Dian, mahasiswi jurusan kesehatan masyarakat. Salam kenal, semuanya."

"Lanjut, Allegra."

"Halo semuanya, nama aku Allegra. Jurusanku ilmu gizi, salam kenal, ya."

"Allegra, okay. Selanjutnya Zivanka."

"Nama gue Zivanka, jurusan ekonomi. Salam kenal."

"Berikutnya, Benedict."

"Nama gue Benedict dari jurusan Teknik sipil."

"Benedict, udah. Dan yang terakhir adalah gue sendiri. Nama gue Haikal dari jurusan Teknik Elektro. Salam kenal ya, semuanya" ujar Haikal ramah, yang kemudian dibalas dengan sapaan singkat oleh seluruh anggota kelompok tersebut, "okay, karena semuanya udah saling memperkenalkan diri dan juga saling sapa, sekarang saatnya kita semua menentukan ketua kelompok kita sekaligus bertukar kontak, agar memudahkan komunikasi kita ke depannya nanti. Pertama-tama, mau buat grup chat dimana nih, WhatsApp atau LINE?"

"WhatsApp ajalah, kalau LINE kan ada yang pake ada yang nggak" Kata Dian memberikan usul.

"Gitu? Yang lain gimana, setuju nggak kalau grup chatnya di WhatsApp?"

"Gue sih, setuju-setuju aja. Toh, sama aja kok fungsinya. Yang penting kelompok kita punya grup chat, udah gitu aja." Ucap Ziva menimpali.

"Tapi, emangnya diatara kalian ada yang nggak pakai aplikasi LINE?" tanya salah satu seorang anggota lainnya.

"Gue nggak pake" sahut seseorang.

"Dan gue juga nggak" kata Benedict menambahi.

"Okay, kalau gitu sepakat ya, semuanya, grup chat kita akan dibuat diaplikasi WhatsApp. Nah, selanjutnya tolong tuliskan nama beserta kontak kalian di buku ini dan di HP gue, agar bisa gue buatkan grup secepat mungkin. Gue sengaja minta dua, biar nggak ada back-upannya dan juga biar nggak ada nomor anggota yang ketinggalan. Kali aja nanti ada yang kelupaan nulis. Silakan ya, yang mau nulis, sok atuh." Ujar Haikal sambil menyodorkan HP dan juga buku tulisnya kepada seluruh anggota kelompok.

Lalu, tanpa perlu menunggu waktu yang terlalu lama, semua nomor telah tercantum di buku serta ponsel pintarnya tersebut, sehingga hal terakhir yang perlu ia lakukan sebelum membubarkan diri adalah memilih kandidat yang dapat menjadi ketua dari kelompok tersebut.

"Karena kita semua sudah bertukar nomor kontak, sekarang hal terakhir yang perlu kita lakukan hanyalah memilih ketua kelompok. Ada yang mau mengajukan diri, nggak? Atau mungkin ada yang mau memberikan usulan kira-kira siapa yang pantes buat dijadiin ketua kelompok kita."

"Kenapa nggak lo aja, Kal? Gue rasa lo udah cocok, kok" kata Ziva menyampaikan pendapatnya.

"Iya, lo aja, Kal" ujar yang lain menyetujui.

"Yaudah, polling deh biar adil. Apakah semuanya menyetujui kalau gue yang jadi ketuanya?" tanya Haikal lantang. Lalu, dengan mantap seluruh anggota kelompok pun mengungkapkan persetujuan mereka atas ide tersebut, sehingga secara otomatis Haikal-lah yang akan menjadi ketua kelompok ini, "Okay, karena semuanya setuju untuk mencalonkan gue sebagai ketua, maka dengan ini diputuskan bahwa gue, Haikal dari jurusan Teknik Elektro, akan menjabat sebagai ketua kelompok lima dalam program KKN ini. Gimana semuanya, sah?"

Way to Your Heart [TAMAT]Where stories live. Discover now