Maxon X Gemma (2)

14 3 0
                                    

"Eh, Maxon?"

"Gemma?"

"Ya, ampun, Max! Lo apa kabar? Sumpah, gue kangen banget loh, sama lo. Kayanya kita udah lama ya, nggak ketemu dan nongki-nongki bareng. Emangnya lo lagi sibuk, apa sih? Sampai-sampai nggak ada waktu buat gue begini? Aku merasa dicuekin loh, Max" cerocos Gemma tanpa henti.

"Ampun, Nyai. Kebiasaan deh, lo. Kalau nggak ketemu pasti gini. Ngomong panjang lebar, nggak pakai titik koma. Untung lo masih napas ya, kalau nggak alamat UGD udah."

"Iih, lo mah bukannya dijawab pertanyaan gue. Malah ngejek."

"Iye, iye. Sensian amat sih, PMS ya lo?"

"Jawab aja, kenapa sih, pertanyaan gue" ujar Gemma sambil melayangkan cubitan gemasnya ke sekujur lengan Maxon dengan gemas. Biarin aja, biar tau rasa tuh bocah rese!

"Ampun, Nyai, ampun. Iya, iya, gue jawab."

"Nah, gitu dong."

"KDRT ini mah, lama-lama gue laporin juga lo ke komnas perlindungan anak" kata Maxon tidak terima, namun ketika melihat Gemma yang sudah berancang-ancang kembali menyubiti dirinya, ia pun sontak saja menyerah dan menjawab seluruh pertanyaan bertubi-tubi yang sempat dilontarkan oleh sahabatnya tadi, "Ah, itu mah lo-nya aja kali yang sok sibuk. Gue mah biasa aja, tuh. Cuma ngampus, nugas, nongkrong ya gitu-gitu aja sih, nggak ada yang spesial."

"Masa? Tapi, kok gue jarang ketemu sama lo? Padahal gue juga rajin ngampus, lo boong ya? Cabut kan, lo? Ngaku! Gue bilangin tante Cempaka nih, kalau lo suka madol."

"Enak aja, maemunah. Sembarangan lo, kalau ngomong. Madol, madol, siapa yang madol. Orang absensi gue nyaris sempurna, ye. Sekate-kate, emang nih bocah. Lo kali yang terlalu sibuk pacarana, sampe yang lain nggak keliatan. Kan katanya orang pacaran serasa dunia milik berdua, yang lain ghoib."

"Dasar setan! Ya, nggak gitu juga keles. Siapa juga yang pacaran? Orang gue udah putus."

"Ha? Lo putus? Sejak kapan?" ALHAMDULILAH, MAKASIH YA ALLAH AKHIRNYA SI DIA PUTUS JUGAA. Cakep kalau gini mah, tinggal gas pol. Rejeki anak Soleh emang, nih.

"Sejak kapan-kapan, dong. Lo sih, kabur-kaburan mulu kalau gue samperin kerumah. Kudet kan sekarang, ketinggalan info."

"Eh, tapi ini beneran, Gem?"

"Beneranlah, masa gue boong?"

'Terus, terus apa lo merasa sakit, karena sedang putus cinta? Patah hatikah? Butuh temen curhat? Sandaran? Atau pengganti, mungkin? Gue siap, kok, Gem, jadi pengganti si dia. Ada gue, Gem, yang akan selalu ada dan selalu sayang sama lo. Gue, Gem, gue. Jadi, mau kan lo jadi milik gue seorang?' batin Maxon, tetapi sayangnya pertanyaan ini bukanlah jenis pertanyan yang dapat dia tanyakan pada keadaan seperti ini. Selain tidak sopan, dirinya sendiri pun belumlah begitu siap jikalau harus sejujurnya mengatakan perasaan yang tengah bersemayam di dalam dadanya kini. Biarlah Tuhan dan waktu saja yang akan membantunya, hingga pada akhirnya ia merasa mampu dan siap untuk menjadikan gadis di hadapannya ini sebagai miliknya seorang.

"Hm, yaudahlah, Gem. Mungkin emang dia bukan yang terbaik bagi lo. Nggak usah dipikirin, cowok juga masih banyak kok di dunia ini. bukan Cuma dia doangan." Iya, contoh gue, Gem, gue.

"Iyalah, yang udah berlalu biarin aja berlalu. Nggak perlu gue pikirin lagi. Lagian kan udah mantan, yaudah. Dan seperti kata lo katakan, masih banyak cowok lain yang bisa gue pacarin. Kaya gue, nggak bisa nyari yang baru aja, ya kan?"

"Yoa. Nah kalau gitu, untuk merayakan kebangkitan lo dari sesi patah hati ini ekaligus merayakan pertemuan kita yang setelah sekian lama sempat tertunda, gimana kalu abis ini kita nongki?"

"Ya, nggak apa sih, nongki sama lo. Tapi, ini harus banget ya untuk merayakan kebangkitan dan pertemuan kita? Nggak bisa gitu, kita nongki aja tanpa ada embel-embel yang lain? Alay tau nggak, Max, sumpah" ujar Gemma sambil terkikik geli.

"Yee, lo tuh ya. Gue hibur juga, nggak ada makasih-makasihnya lo."

"Oh, ini ceritanya buat ngibur gue? Nggak sekalian lo dandan kaya badut aja? Itu lebih menghibur kayanya."

"Eeh, si asem, emang lo!"

"Hahaha, abisnya lo mau ngajak ngonkrong aja susah bener. Kaya baru kenal aja, kita, kan udah sohiban lama, Max. Santai dong, jangan kaku mulu kaya masker kering."

"Bacot lo! Jadi mau apa nggak nih nongkrong?"

"Eh, iya, iya jadi. Baperan lo! Gitu aja ngambek."

"Yaudah, kalau gitu kita nongkrong di tempat biasa, ya. Kafe Wonderland. Eh, tapi lo masih ada kelas, nggak Gem abis ini?"

"Nggak ada kayanya."

"Good, yaudah see you later ya, Gem."

"Siip, see you later juga, Max."

***

Way to Your Heart [TAMAT]Where stories live. Discover now