Angeline X Javier (3)

12 2 0
                                    

Kemudian, di hari-hari berikutnya, semuanya terasa sama. Tidak ada perbedaan atau pun perubahan yang ia alami selain hubungannya dengan Angeline sang penawan hati. Dengan seiringnya waktu, maka semakin intens dan dekat pulalah hubungan yang terjalin antara dirinya dan Angeline. Tidak hanya bertukar sapa melalui applikasi chatting, kadang jika waktu memungkinkan keduanya akan berjanji untuk saling bertemu dan berjumpa, dimana saja. Baik di butik Angeline maupun di kafe-kafe terkenal yang sedang begitu hits dikalangan anak muda lainnya. Sehingga, lambat laun hubungan yang tadinya diawali dengan kecanggungan sudah semakin berkembang pesat, dan membuat keduanya kian merasa nyaman dikala bersama. Ya, kalau dibilang sih sudah menyerupai hubungan-hubungan tanpa status deh. Tapi, tentunya hubungan tanpa status yang hampir mendekati jadian, loh. Bukan hanya sekedar HTS-an nggak jelas. Namun, khusus untuk kasus mereka ini sih, hubungan sudah jelas, hanya perlu pengakuan dan penjelasan lebih lanjut saja dari masing-masing pihak. Apakah sang gayung akan bersambut, ataukah hanya satu sisi saja yang memendam perasaan.

"Duh, Ram, kok gue deg-degan gini ya? Kaya orang yang mau nikah, ngucapin janji sehidup semati gitu." Ujar Javier gugup.

"Yaelah, kumat dah nih bocah. Lo sih, punya pasangan tapi di pandangin doang, macem pisang. Kagak pernah diajak ngomong ataupun kencan. Jadinya gini nih, ngajak kencan sekali groginya amit-amit."

"Tapi, ini juga udah kemajuan Ram. Udah syukur, si Javier bisa memulai semuanya dulu. Gue kira, si Javier bakalan jadi lumutan sebelum bisa ngedeketin si Angeline ntar." Kata Alga mengejek.

"Ah, lo mah, Ram, Ga, tega bener jadi sahabat. Bukannya semangatin gue gitu, biar nggak grogi lagi, ini malah ngejelek-jelekkin. Makin nggak karuan nih, perasaan gue. Kalau nanti gue kumat lagi gimana? Kan malu, Ram, Ga."

"Ya, makanya janganlah." Ucap Rama dan Alga dengan kompak.

"Makanya semanagatin, dong guenya."

"Idih, ogah. Siapa lo?" Balas Rama jijik.

"Yaelah, gini amat y ague punya temen. Nggak berperikesahabatan. Udah ah, mending gua cabut aja. Kasian juga, kalau si Angeline harus nunggu kelamaan. Udah ye, mamen, gue berangkat dulu!"

"Iyee, hati-hati ya, Jav. Inget, jangan macem-macem lo, satu macem aja. Belom sah!"

"Iya, inget juga kalau Tuhan Maha melihat. Jangan bablas ya, mamen.

"Iye, iye, makasih ya bro! Semoga semuanya berjalan lancar. Dah, mamen."

***

Akibat keduanya yang memutuskan untuk berpergian di waktu kerja, maka lalu lintas pun menjadi lebih lenggang dibandingkan pada waktu akhir pekan. Sehingga, perjalanan keduanya pun cenderung lancar tanpa adanya kemacetan yang berarti. Oleh karena itu, dengan aktu tempuh yang terbilang cukup singkat, keduanya dapat dengan cepat sampai di tempat yang mereka tuju itu.

"Bandung? Kamu ajak aku ke bandung?"

"Iya, gimana? Nggak suka, ya?"

"Nggak sih, Cuma aku pikir kita bakalan kemana gitu."

"Kan kamunya bilang yang deket aja. Tadinya kalau waktu kamu lebih lowong lagi, mau aku ajakin ke Yogya. Eh, tapi Taunya jadwal kamu padet banget, makanya aku putusin buat ajak kamu ke bandung aja. Tapi, walaupun kita ke bandung, aku jamin deh kalau liburan ini bakalan seru."

"Beneran? Janji loh ya, awas aja kalau nggak seru. Aku ngambek pokoknya sama kamu."

"Tenang aja, An. Kan ada aku, pasti liburan kamu seru deh."

"Dih, PD!"

"Haha, yuk kita check-in dulu di hotel. Abis itu, baru deh kita jalan-jalan."

"Eh, tapi kamu pesannya terpisah kan?"

Way to Your Heart [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang