Angeline X Javier (1)

59 5 0
                                    

Sebagai seorang lelaki, ada banyak hal di kehidupannya kini yang telah ia miliki. Hal-hal yang mebuat dirinya bahagia sekaligus merasa bersyukur, karena beruntung dapat memilikinya. Dan hal tersebut adalah hal-hal sederhana, yang mungkin saja diinginkan oleh setiap manusia di belahan muka bumi ini. Hal itu adalah, satu, keluarga yang utuh dan juga bahagia, yang kedua, karir yang cemerlang serta kepemilikan harta benda yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dirinya sehari-hari. Yang ketiga, memiliki kesempatan untuk dapat mengenyam bangku Pendidikan hingga dapat menamatkan pendidikannya di bangku kuliah. Dan yang terakhir adalah, seorang tunangan, yang tidak hanya cantik secara fisik tetapi juga hatinya. Nah, kalau seperti ini, rasa-rasanya hidup Javier terlihat begitu indah, bukan? Layaknya kehidupan-kehidupan bahagia yang selalu terpamapng di layar kaca mau pun wara-wiri di media-media social. Well, hal itu mungkin saja terjadi, jika seandainya sang pujaan hati juga merasakan hal yang sama dengan apa yang tengah ia rasakan kini. Akan tetapi, jangankan merasa cinta, dirinya diperhatikan dan dianggap ada saja sudah lebih dari bagus buat dirinya.

"Udeh, lo mau sampai kapan sih, ngeliatin si Angeline terus? Samperin dong, mamen, samperin!" ujar Rama menyemangati.

"Tau nih, Jav. Orang udah tunangan juga, masa sampai sekarang dianya malah nggak tau wujud lo yang kaya gimana?"kata Alga ikut menambahkan.

"Iya, ini gue juga lagi mikir sih, baiknya gimana. Kan nggak mungkin juga, guenya ujug-ujug dateng gitu kehadapan dia. Terus, nggak ada angina nggak ada ujan gue bilang, 'Hai, aku Javier. Itu loh yang tunangan kamu itu. Anaknya pak Pradipta.' Yang ada dianya malah kaget lagi, ngeliat tingkah gue yang aneh."

"Lah, emang situ kapan nggak anehnya sih? Perasaan selama kita temenan, lo kan emang yang paling aneh, Jav" ejek Rama terbahak.

"Yee, siaul!"

"Tapi, beneran deh. Masa lo mau gini-gini aja, Jav? Ngeliatin si doi sampe ileran dari jauh gini?" tanya Alga tak mengerti.

"Ya, nggak gitu juga, tong. Tapi, mau gimana lagi? Guenya malu kalu deket-deket sama dia. Soalnya dia tuh, geulis pisan euy. Kan jadinya gue grogi, mau ngajak ngomong juga."

"Yah, lo mah, jangakan ngomong, liat dia dari jarak deket aja udah sawan. Inget nggak, Ram, waktu dia tiba-tiba gemeteran gitu aja?"

"Oh, iya tuh. Gue sampe mikir kalau lo itu kesurupan tau, nggak. Untung lo nggak digaplok ya sama si Angeline. Coba kalau digaplok, makin sawan lo yang ada."

"Eh, udah dong. Yang udah lalu mah biarin aja, jangan diungkit lagi aib guenya. Sumpah ya, kalau diinget-inget lagi, gue malu banget asli. Sampai nggak tau lagi muka gue mau ditaruh mana, saking gue malunya sama si Angeline. Mana gue keliatan kaya bocah SMP yang baru jatuh cinta lagi. Kan gue makin nggak PD buat nemuin Angeline lagi."

"Makanya, lo tuh ya, kalau gue bilangin dengerin. Lo tuh kaya gitu, soalnya lo jarang bergaul sama cewek sih. Hobinya ngendon aje kaya adonan di dalam kamar. Bergaul dong, Jav. Latih skill lo itu social lo itu, sama cewek-cewek kantor. Jadi, kalau lo ketemu si Angeline lagi, lo-nya nggak bakalan sawan atau pun gagau lagi kaya yang dulu-dulu."

"Eh, tapi maksud lo bergaul ini, bukan bergaul yang konotasinya negative kan? Yang tepe-tepe gitu-gitu?"

"Dih, ya kagaklah. Ngapain coba, gue ngajakani lo yang kaya begitu? Mubajir. Udah jelas, lo-nya nyantol kaya jemuran sama si Angeline, mana bisalah gue alihin. Males juga kali ngajakin lo yang begituan, keburu guenya empet duluan sama ceramah lo itu!"

"Terus, bergaul yang gimana lagi emangnya? Perasaan gue, gue selalu bergaul kok sama siapa aja."

"Iya, tapi lo-nya kaku bener. Kaya mumi yang abis dibalsem. Selow aja, mamen. Kalau emang car ague kurang nampol buat lo, ya lo-nya usaha dong. Googling kek, baca buku kek. Ngapain gitu, biar lo nggak mati gaya banget-banget."

"Tau nih, jaman udah canggih, lo masih aja kudet kaya gini, Jav. Prihatin gue."

"Eh, atau nggak mending lo ikut gue aja dah, Jav."

"Ikut lo? Dosa woy, kalau jadi pengikut lo!"

"Bukan itu, gemblung! Maksud gue, lo dating aja kerumah gue. Kebetulan kan kakak perempuan gue ada di rumah nih, kali aja gitu lo bisa menimba ilmu sekaligus berguru sama kakak gue. Gimana? Canggihkan saran dari gue?"

"Wah, ide yang bagus tuh Ga. Udeh, nggak usah mikir lagi, Jav. Iyain aja sarannya si Alga. Kapan lagi coba, lo bisa latian sekalian praktek kaya gini?"

"Gitu ya? Hm, kayanya bolehlah gue coba. Yaudah, okay deh, Ga."

"Nah, gitu dong! Itu baru Namanya semangat." Ujar Rama dan Alga denagn kompak.

"Jadi, kapan gue bisa ke rumah lo."

"Besok malam juga bisa, kok. Mumpung weekend gitu, sekalian aja lo kerumah."

"Sip, makasih ya Ga."

"Yoi, good luck ya, Jav. Semoga aja abis ini lo udah mulai PD lagi dan siap berinteraksi sekaligus menaklukkan hati pujaan lo itu, ya."

"Siap, bro!"

***

"Rules pertama yang harus lo inget kalau mau deketin cewek adalah, cewek itu selalu benar, Jav. Mau dikata dia salah, dia tetep aja benar. Jadi, jangan pernah sekali-sekali nyalahin cewek ya. Apalagi kalau si cewek lagi PMS, beuh bisa abis lo di maki. Itu pun masih bersyukur, coba kalau lo dicakar sama dijambak juga? Kan makin babak belur."

"Em-emangnya seserem itu, ya, Ka?"

"Ya, nggak juga, sih. Cewek itu ibaratnya kaya kucing, Jav. Ngeri-ngeri sedep. Kalau lo salah selangkah aja, alamat bonyok udah. Tapi, sekalipun si kucing nyakar, apa lo bakaln tega buat buang dia gitu aja? Nggak kan? Nah, kaya gitu, Jav."

"Jadi, aku harus gimana ka?"

"Yang pertama, kamu harus PD. Inget, PD loh Jav, bukannya narsis ya. Cewek tuh seneng ngeliat cowok-cowok PD yang memiliki keyakinan dan prinsip atas pilihan hidupnya sendiri. Dan meskipun cewek-cewek suka ngegalau, tapi mereka nggak suka cowok galau yang nggak berpendirian. Mereka sukannya di yakinin, sepasti-pastinya kalau mereka Cuma satu-satunya buat kamu. Terus ya, yang kedua, mereka juga seneng cowok-cowok yang pinter gitu, Jav. Pinter ini, bukan berarti sok tau ya. Tapi lebih kepada memiliki wawasan yang luas. Kamu nggak mau kan, pembiaraan kamu berhenti gitu aja, garing karena nggak ada bahasan yang bisa dibahas. Nah, karena itu, walau sedikit kamu juga mesti melek fashion. Soalnya, nanti wawasan kamu ini juga berfungsi untuk memabntu kamu dalam berpenampilan. Jangan sampai pasangan kamu kece, tapi kamunya buluk, kumel dan kumuh ya. Ya, tapi jangan fasih-fasih juga, nanti kamu malah dikira belok lagi. Yang umum-umum aja, juga udah cukup kok."

"Terus ka, selain itu, masih ada lagi nggak yang perlu aku pelajari?"

"Oh, ada dong. Kamu juga harus perhatian, Jav. Cewek itu paling seneng kalau diperhatiin. Nggak usah yang muluk-muluk, kamu tanyain kabar mereka aja, mereka udah seneng kok. Terus, kalau bisa kamu juga harus bisa diandelin dan menjadi pendengar yang baik. Kdang nih ya, kalau cewek itu lagi curhat, belum tentu juga dia pengen kamu bantuin cari solusinya. Bisa aja, dia Cuma butuh didengarkan. Jadi, pinter-pinternya kamu aja ya, memosisikan diri sebagai apa. Dan yang terakhir serta yang paling penting, kamu harus setia. Cewek tuh nggak suka diselingkuhi apalagi di duakan. Soalnya bagi mereka, kepercayaan yang mereka kasih ke kamu itu berharga banget loh. Mereka menitipkan separuh hatinya sama kamu, makanya kamu harus jaga hal itu baik-baik. Jangan sampai kamu menodai kepercayaan yang udah mereka kasih, sebab untuk mengembalikan rasa percaya itu nggak bakalan mudah, Jav. Akan butuh usaha yang super, agar dia yang telah tersakiti bisa kembali percaya sama kamu. Itu pun kalau dia mau, kalau nggak ya ikhlasin ajalah. Nah, sampai sini ada yang mau kamu tanyain lagi nggak, Jav?"

"Nggak ka, semuanya udah jelas."

"Good, kalau gitu tinggal kamu praktekin aja ya semua nasihat kakak tadi."

"Iya, ka. Doain ya, supaya usaha PDKT aku lancar hingga ke pelaminan nanti."

"Iya, kakak doain. Semangat ya, Jav."

"Iya, ka. Makasih, Ya."

"Sama-sama. Hadeeh, katanya jatuh cinta itu mudah, tapi kenyataannya tetap aja harus seribet itu dalam mengejar cintanya. Dasar anak muda!"

***

Way to Your Heart [TAMAT]Where stories live. Discover now