one👽

117 10 0
                                    


Revan menekan bel di dekat pintu aparterment dari Reva. Yaa aparterment mereka bersebelahan jadi tidak ada salahnya untuk seorang sahabat menyapa sahabatnya yang sedang malas malasan di dalam kamar.

Reva sedang membuat journal di diary nya. Sudah banyak kertas berserakan dilantai. Reva yang mendengar bunyi bel pun berjalan lunglai ke arah pintu.

Ia pun membukanya lalu nampaklah sosok lelaki memakai kaos Pink polos dengan celana Jeans hitam.

Reva pun tersenyum tipis lalu berjalan kembali ke meja belajarnya sambil mengambil snack di atas kulkas.

"Ya allah kamar lo berantakan amat dah!" Teriak Revan pada wanita yang sedang memakan snack sambil menulis menggunakan tangan Kiri.

Reva berbeda dari yang lain. Ia menulis memakai tangan kiri. Ia hanya bisa menggunakan dan mengerjakan semua aktfitas dengan nyaman dengan tangan kiri.

Sampai beraktivitas olah raga saja ia harus memakai tangan kiri. Tapi jika makan ia memakai tangan kanan. Ia mempelajari makan menggunakan tangan kanan sejak kelas 3 SD.

Revan yang melihat Reva yang tidak menyahut perkataanya sedikitpu pasrah. Ia berjalan ke arah tempat penyimpanan alat bersih bersih.

Ia mengambil sapu lalu menyapu sampah yang berserakan.

"Gila tuh anakk pemalesan bangenn njirr". Gerutu revan dalam hatinya.

Beberapa menit kemudian ia selesai dengan kegiatan menyapunya. Ia berjalan mendekati tempat sampah kecil, lalu membuang sampah yang telah ia kumpulkan tadi.

"Huh.. Beres" ucapnya sambil berjalan lalu tidur di atas kasur. "jan di berantakin lagi ya?" tanya nya kembali yang hanya di jawab dengan anggukan kecil.

Revan menutup matanya setelah melihat Reva mengangguk. Ia tidur terlentang di kasur yang lumaya besar untuk satu orang.

Satu sisi Reva menatap sahabatnya yang sedang menutup mata. Reva pun berjalan dan duduk di samping kasur sambil sesekali menatap nya sekilas.

" Vann..." ucap reva sambil menggoyangkan badanya. " Ntar anterin gue beli stiker ya? Gue kekurangan stiker nih" lanjutnya.

Revan pun  membuka matanya sebentar lalu menutupnya kembali dan tersenyum. Ia menyimpanya tangan kiri dari Reva di kepalanya lalu mengangguk.

"Kenapa? Lo pusing?" tanya Reva yang mulai hawatir.

"Apaan coba. Gapapa cuman minjem aja" jawab Revan.

Reva menarik tanganya secara paksa. "Ga bolehh!!tangan gue mahal cuman boleh di pegang sama Kim Taehyung aje!"

Revan memutar bola matanya malas. "Halu terus. Dah lah, mu kapan beli stikernya? Sorean aja yaa?"

"Yaa."

Revan kembali menutup matanya, sedangkan Reva masih berada di samping Revan yang menutup matanya.

Reva menatap wajah Revan dengan lekat.

"Ganteng juga nih anak" batinnya.

seketika Reva sadar atas kata hatinya dan langsung menggelengkan kepalanya.

Reva pun menghempaskan semua pikiran tentang sahabatnya itu. Ia berjalan menuju meja belajar lalu membuka laptopnya.

Seperti biasa, karna dia adalah penggemar dari boy grup BTS dan juga mulfand, ia segera membuka instragam. Intinya yang ia liat sekarang hanyalah foto foto, fakta, vidio tentang K-pop.

Revan membuka matanya. Mencari sosok wanita yang tadi berada di sisinya dan sekarang berada di meja belajar. Revan pun berjalan ke arah sahabatnya yang sedang fokus dengan kegiatanya.

"Nge fangirl?" tanyanya.

"Huuh lah" jawabnya. "Van liat sini" titahnya sambil menunjuk ke foto yang ada di laptopnya.

"Ini sifat, sikap nya sama kaya lo tau... Nama nya Kim seokjin di panggil jin memb BTS nih" lanjutnya sambil menatap ke arah Revan.

"Masa? Tapi mukanya gantengan dia sih" Jawab Revan sambil mengangguk.

"Oh tentuu dongss... Gantengan my husband yang ke 3" Sahutnya sambil tersenyum lebar kepada Revan.

Revan hanya mendengus kesal dan menggeleng kecil. Ia pun berjalan ke arah pintu luar.

"Mau kemana cuy?" Tanya Reva yang masih fokus dengan laptopnya.

"Mu ganti baju dulu, supaya lo ga malu kan gue biasanya pake baju pink wkwkwk" Jawabnya sambil membuka pintu.

"Gausahh.. Siapa yang malu, gue ga malu. Kita pake baju couple aja yang lo kasih ke gue ya?" Sahut Reva yang berdiri dari duduknya.

Revan mengerutkan dahinya bingung. "Yang mana?"

"Ituu yang hoodie warna putih terus ada gambar lope warna pinknya kecil di dada sebelah kiri." jawab Reva.

"Ohh oke siap. Bentar"

Revan keluar dari kamar Reva.

Sampainya ia di kamar, Revan langsung membuka lemari mencari hoddie yang di pilih Reva.

Revan pun memakai hoddie dengan cepat lalu memakai mantel. Karna sekarang udara sudah lumayan dingin karna sudah masuk kedalam musim gugur.

Semuanya sudah selesai. Revan bergegas ke depan pintu. Saat membuka pintu, nampak seorang Wanita berambut panjang dan berponi dengan hoddie yang sama.

"Lama amat sih!" Gerutunya malas.

"Sorry" sahut Revan sambil menyengir. "Udah ayo" ajaknya.

Revan mengambil tangan Reva. Di genggamlah tangan Reva sekarang olehnya. Jujur Reva nyaman dengan perlakuan dari Revan.

Mereka masuk ke lift dan turun di lantai satu. Mereka berjalan keluar menikmati sejuknya angin di musim gugur ini.

Banyak dedaunan yang memerah dan berjatuhan ke jalan. Ini adalah salah satu musim yang sangat Reva sukai. Maka dari itu, setiap musim gugur Reva selalu membawa kamera kemanapun seperti sekarang.

"Vann.. Fotoin gue disitu dongg" Pintanya sambil menunjuk ke arah pohon yang daunya berjatuhan.

Revan mengangguk lalu mengambil kamera yang di pegang oleh Reva. Sedangkan Reva sedang berlari ke arah pohon. Disana ia berdiri dan bergaya.

Revan mulai menghitung mundur.
"3..."

"2.."

"1...."

Cekrek...

Reva berlali kearah Revan untuk melihat hasil gambarnya. Reva tersenyum lebar ketika melihat hasil fotonya bagus.

"Lagii... Lagiii..." ujar Reva sambil menarik tangan Revan.

Revan hanya tersenyum lalu mengangguk.

Revan pun memulai memotret setiap gambar. Sesekali mereka berfoto bersama dengan memasangkan waktu di kameranya yang di simpan di atas meja.

Revan menyukai sahabatnya banyak tersenyum hari ini. Revan menyukai hari hari dimana Reva bisa berbahagia dan selalu tersenyum.

"Nanti udah ini mau cetak fotonya??" Tanya Revan sambil melihat foto foto di kameranya.

"Boleh ini juga fotonya bagus bagus" Jawabnya sambil tersenyum. "Nanti udah beli stiker, kita cetak fotonya terus nanti kita ke sungai han ya?" lanjutnya sambil mengangkat tanganya dan menyebutkan satu persatu tempat yang akan mereka kunjungi.

"Beli stiker, sungai han baru pulangnya nyetak foto. Soalnya nanti di sungai han kan biasanya lo foto foto di tamanya."  Sahutnya sambil mengalungkan kamera di lehernya.

Reva mengedipkan matanya lalu mengangguk. Reva berlari kecil ke arah dedaunan, mengambilnya dan di lemparkan keatas membuat daunya berjatuhan seperti hujan.

Revan yang melihatnya hanya menggeleng kecil. Ia pun menyusul Reva lalu menggengam tanganya. Reva yang mengertipun langsung berjalan menarik Revan secara paksa sehingga sesekali Revan tersandung sandung karna batu.

Revan yang di tarik oleh Reva hanya bisa pasrah dan menatapnya sahabatnya itu dengan tatapan yang sedikit kesal.

Pink BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang