Di sebelah Xavier, Aurora tersenyum geli mengelus puncak kepala putranya "Mommy harap Daddy punya jawaban. Kita semua tahu bagaimana jika singa kecil ini sudah merajuk."
"Tentu saja." Xavier mengecup pipi Axelion. "Aaron sudah menunggu di mansion Grandpa. Dia dan Dilara berangkat sebelum kita."
"Are you serious, Daddy?"
"Yes. I'm really serious. Kau pikir Daddymu ini akan membiarkan little lion menangis tanpa temannya?"
"Horray! I love you so much, Daddy!" Sekali lagi, Axelion memekik kegirangan. Axelion menghujani pipi Xavier dengan kecupan—membuat Xavier terkekeh—sebelum kemudian berdiri dan menempelkan wajahnya di jendela. Menatap pemandangan halaman luas dengan taman, kolam air mancur, danau buatan hingga pohon-pohon yang tertata rapi begitu Limousine melewati gerbang.
Mobil itu berhenti di pintu utama mansion Leonidas sepuluh menit setelahnya.
"Daddy! Look at there! That's grandma! Open the door, now! Open the door, Daddy!"
Sebelum Axelion memprotes lebih keras, pintu Limousine terbuka—Elias ada di baliknya. Tanpa dapat dicegah, Axelion merangsek keluar, berlarian menaiki undakan.
"Baby lion, hati-hati!" Aurora berteriak, yang tidak Axelion gubris. Bocah kecil itu tertawa, terus belari menuju Anggy dan memeluk erat-erat kakinya. Anggy tertawa, segera mengulurkan tangannya untuk menggendong Axelion.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
She BELONGS to the PRINCE
Romantizm[Trilogi MY BASTARD PRINCE | Bisa dibaca terpisah] DON'T COPY MY STORY! DILARANG PLAGIAT! _______________ ❝Cause everyone knows, She BELONGS to the Prince.❞ **** Aurora Regina penyuka fairy tales. Karena itu...
She BELONGS to the Prince | Part 52 - The Fairytale
En başından başla