14- Saingan

4.3K 490 5
                                    

____

Apa mencintai Alea merupakan kesalahan besar?

-DAFA

-DAFA

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

^_^

"Terima kasih atas waktu yang teman-teman luangkan untuk bisa hadir di rapat OSIS hari ini, semoga kalian tetap semangat meski sudah menghabiskan waktu di jam sekolah."

Semua mendengarkan, sementara Dafa? Sudah di duga sebelumnya, ia hanya akan menganggu Alea karena tujuannya memang itu. Alea menatap tajam Dafa saat cowok itu mencolek-colek pipinya.

"Baik untuk yang tidak ada kepentingannya silakan keluar dulu karena rapat ini sedikit rahasia, jadi yang bukan pengurus silakan keluar," ujar Fizan menekankan kata terakhirnya, ia melirik Dafa berharap cowok itu sadar.

Tapi lihatlah sekarang apa yang dilakukan Dafa, ia masih sibuk menjahili Alea meski Alea sudah menatapnya dengan amarah tertahan. Sekarang Dafa melilitkan jari telunjuknya di rambut panjang Alea.

"Alea cantik, Alea manis, Alea imut, Dafa jatuh cinta," bisik Dafa.

Alea merinding.

"Sekali lagi, saya harap yang tidak ada urusan silakan keluar!" ulang Fizan sedikit meninggikan intonasi suaranya.

"Woii, Dafa lo budek apa tuli sih? Fizan ngusir lo!" kesal Alea.

Sontak Dafa menatap Fizan dengan ekspresi polos. "Iya, ada apa?"

"Lo bisa keluar dulu? Soalnya kami mau bahas hal penting, jadi hanya anggota yang bisa ikut."

Dafa melotot. "Hei, sejak kapan tuh peraturan ada?!"

Semua menatap Dafa. "Dari lo belum lahir juga peraturan sudah ada," jawab Fitri.

Dafa mengangguk pasrah. "Yaudah gue keluar." Dafa menatap Alea. "Kamu hati-hati ya, jaga hati jaga mata jangan sampe kamu tergoda dengan setan di depan sana." Dafa melirik Fizan.

Fizan melotot, sementara yang lain tertawa mendengar perkataan Dafa.

"Ayo, Bang kita keluar." Dafa melirik kakak kelas mantan ketos dan sektos.

"Cuma lo yang gue suruh keluar," ujar Fizan.

"Curang!" sewot Dafa, ia menatap Fizan. "Kalo lo cuma nyari kesempatan buat modus ke Alea bilang aja. Sok-sok ngusir gue segala lagi, biar apa? Biar nggak ada ganggiun lo?!"

Astagfirullah, Fizan mengelus dada, ia harus banyak-banyak menyedakan stok kesabar jika berhadapan dengan Dafa. "Dafa, kami mau bahas tentang promnight kelas 12 jadi kita juga butuh pendapat mereka," ujar Fizan setenang mungkin.

"Fine! Gue keluar." Dafa beranjak dari bangku. "Awas aja kalo lo beneran modus." Dafa pergi, lalu duduk di bangku depan ruangan. Pintu ditutup dari dalam.

After You (TERBIT) Where stories live. Discover now