Tamu Undangan

1.4K 36 15
                                    

Spesial untuk malam jumat, keluar dari peridolan dulu.

++++

Malam itu Nayaka menginap di rumahku. Untuk pertama kalinya dalam perjalan hidupku, aku bisa melihat sosok yang tak pernah ku lihat sebelumnya.

Kenalkan namaku Aryn Indraswari, anak bungsu dari dua bersaudara. Kakakku bekerja sebagai pilot. Karena pekerjaannya dia jarang berkumpul bersama kami, aku merasa jadi anak tunggal karena dirumah hanya ada aku dan kedua orang tuaku.

Dua hari lalu orang tuaku sedang menjenguk nenek yang berada di luar kota, aku hanya tinggal bersama dua asisten rumah tangga yang biasa ku panggil mbok Yem dan pak Gani.

Ngomongin soal Nayaka, aku dan dia berteman cukup lama, sejak SMP hingga sekarang kami sama-sama berada di bangku SMA. Aku memanggilnya Naya, Naya adalah teman satu-satunya yang mau ku ajak menginap dirumahku. Maklum saja rumah tiga lantai ini kosong karena mama dan papa hanya pulang saat aku sudah tertidur.

Malam itu, kamis 17 Oktober 2019. Suara mesin mobil terdengar di pekaranganku, aku menengok sekilas dari balkon kamar, benar itu Naya yang baru saja datang. Aku dan Naya bertemu selepas sholat Isya karena dia harus meminta izin terlebih dahulu kepada orang tuanya.

“Nay, langsung ke atas ya.” Teriakku pada Naya yang hanya di acungi jempol.

Suara langkah kaki Naya tak terdengar, ia tiba di belakangku dengan suara bisikan. “Rame amat kamar lo, Ryn." Bisikan Naya membuatku terjengkat kaget karena hembusan napasnya terasa panas di telingaku.

“Anjir lo bisa gak ketuk pintu dulu kalo mau masuk. Kaget gue astaga, jantung gue hampir copot.”

“Hehe gue udah ketuk pintu tapi lu gak nyaut yaudah gue nyelonong aja.” Aku mengerutkan dahi, sejak tadi tak ada suara apapun yang aku dengar selain suara mesin mobil Naya.

“Beneran lo ketuk pintu?” Tanyaku lagi.

“Iya. Gue gedor malah, tapi di kamar lo berisik banget gue kira lo lagi play video atau apa gitu.” Naya melompat ke arah kasurku, dia mengeluarkan ponselnya kemudian terbahak. Entah dia sedang chat dengan siapa tapi perkataan Naya barusan membuatku penasaran.

Pukul 20.05 kami bermain game di ponsel masing-masing ditemani lagu dari Led Zeppelin dan Arch Enemy yang membuat kami semangat untuk saling memaki. Jajanan ringan dan beberapa minuman dingin tersedia lengkap di kamarku, jadi kami tidak perlu turun ke dapur. Selain malas, dapur dan beberapa bagian rumahku terlihat mencekam saat malam, apalagi jika lampu-lampu mulai dimatikan. Seperti ada bayangan yang memperhatikanku dari setiap sudut ruangan.

Karena besok pagi hari minggu, kami menghabiskan malam ini dengan bermain game dan bercerita tentang gosip-gosip terhangat di sekolah. Kami juga bercerita tentang cowok-cowok yang menjadi gebetan kami, banyak hal yang kami bahas malam ini.

Pukul 22.23 aku dan Naya memutuskan  untuk menonton dorama Jepang, kami sama-sama tak bersuara mata kami fokus pada layar laptop dan mulut kami ikut bungkam melihat adegan per adegan dalam film. Tak ada yang aneh sepanjang film berjalan, hingga kami selesai pukul 23.45

Usai menonton kami bersiap untuk mencuci muka dan gosok gigi, itu adalah hal yang wajib sebelum tidur. Ditambah skincare malam adalah ritual tambahan yang tidak boleh terlewatkan.

"Ryn, lo denger sesuatu gak sih?" Ucap Naya yang sedang menggosok gigi.

"Denger apaan, Nay? Jangan bikin gue takut ah."

"Suara burung gagak, kayak diatas genteng kamar lo." Aku memicingkan mata sembari medekatkan tubuhku ke arah Naya.

"Nay, please jangan mulai."

ONESHOOTWhere stories live. Discover now