YOU'RE MINE (19+)

2.4K 48 11
                                    

Jangan lupa vote ya teman-teman, tolong hargai karya saya dengan vote sebelum membaca. Thank you.

+++++

Aroma kopi menusuk hidungnya, bibirnya tersenyum meski matanya masih terpejam. Laki-laki dengan mata hazel itu membuka matanya dengan sempurna lantas duduk menyisir rambutnya dengan jemari. Tubuh tegap dengan tatto di lengan kirinya membuat penampilannya terlihat maskulin sebagai lelaki. Di tambah dengan kemapanan dalam hidupnya menjadi sebuah pelengkap yang tidak semua orang miliki.

"Sayang," Suara lembut menyapa paginya yang indah. Lelaki itu memejamkan matanya lagi, menikmati aroma kopi dan aroma parfum dari perempuan yang sedang memeluknya.

"ich liebe dich" Bisiknya dengan suara serak.

" 私もあなたを愛している." Balas perempuan berambut sebahu tersebut.

Lelaki itu tersenyum menampilkan deretan gigi yang rapih, menoleh ke sebelah kiri untuk mengecup pipi kekasihnya.

"Morning sweety,"

"Morning prince, are u hungry?"

Lelaki bernama Boby itu lantas tertawa, sepertinya gadisnya menawarkan sarapan dalam bentuk lain.

"Heem, aku laper. Aku mau sarapan sekarang." Godanya sambil mendorong tubuh gadis itu.

"Boby.." Panggilnya. Gadis bernama Shani itu menahan gerak Boby yang akan menindihnya.

"You're mine." Balas Boby.

Boby menyentuh leher Shani dengan bibirnya, hanya sekedar memberikan tiupan kecil namun berhasil membuat sekujur tubuhnya merinding. Boby menatap Shani, memperhatikan setiap inchi dari wajah cantik yang selalu ia lihat setiap hari dalam hidupnya.

"Cantik." Ucap Boby sembari melumat bibir Shani. Mata Shani terpejam, merasakan aroma mint dari mulut kekasihnya, sedangkan Boby menatapnya dengan sayu. 

+++++

"Widih, Shani tuh Yo.." Ucap Gracio.

"Cakep banget emang, beuh.. Sikat Yo.." Sambung Frans.

Plak! "sikat, sikat, lu pikir Shani lantai kamar mandi?" Mario menepuk kepala Frans yang sedang menyantap makan siangnya.

Mario, Gracio dan Frans adalah teman kantor Shani. Mereka bertiga adalah pengagum gadis cantik yang baru beberapa bulan pindah ke kantornya.

"Cepetan samperin Yo mumpung dia sendirian." Cicit Frans sambil mendorong punggung Mario.

Mario bangkit, ia merapikan kemeja putih dan dasinya lantas berbalik meminta pendapat kepada kedua temannya.

"Udah tamvan bossque." Ujar Gracio, sedangkan Frans hanya mengacungkan jempol saja.

Langkahnya tegap penuh keyakinan, Mario berjalan mendekati Shani yang sedang menyuapkan beberapa makanan ringan. 

"Shan, aku boleh duduk disini?" Shani menoleh. Ia tersenyum sambil menyelipkan anak rambutnya pada belakang telinga.

"Boleh, silahkan kak." Jawab Shani sopan. 

Mario duduk berhadapan dengan Shani, matanya lekat memandang gadis bak dewi shinta dalam pewayangan.  Hatinya berdegup tidak karuan ketika Shani menatap Mario yang sedang memperhatikannya.

ONESHOOTWhere stories live. Discover now