22. Senyum kok nular ?

154 56 2
                                    

"Hallo Hanin Nadhira sarapan yuk... Belum masuk kelas lagi kan hari ini?" Satu pesan masuk diponsel Hanin, gadis yang baru saja selesai mandi itu dengan cepat membalas pesan tersebut.

"Iya belum masih nungguin pengumuman nih, entar jam 7 ya..."

"Oke aku jemput ya," Hanin tersenyum membacanya.

"Okay,"

Elsa yang baru saja membersihkan tempat tidur dan melihat Hanin, menggeleng-geleng heran "Jangan percaya banget deh sama hubungan yang kamu jalani sekarang Han ini Pare lho hubungan percintaanya sebatas periode kelas,"

"Gak juga kok, itu kak Esty sama murid kelasnya malahan sekarang mau married ye!" Sanggah Talia, Hanin yang tengah bersiap hanya tersenyum tipis. Ya kak Esty dia salah satu tetangga kos sekaligus tutor di pare ini--yang berhasil menjalin hubungan hingga ke jenjang serius--dengan salah satu membernya.

Dan meskipun begitu apa yang dikatakan Elsa juga ada benarnya, ini Pare. Perpisahan sudahlah lumrah terjadi setiap harinya. Persahabatan, percintaan, bahkan kekeluargaan dapat terjalin cepat dan berpisah dengan cepat pula. Pertemuan dihitung oleh periode, jika periode kelas selesai maka segala keeratan yang dijalin selama kursus disini akan berakhir di pemberhentian kendaraan. Entah itu periode kursus selama 2 minggu, periode 6 bulan bahkan periode 1 tahun 2 tahun sekalipun tak ada artinya, jika masing-masing diri pulang ke kampung halaman maka teknologi hanya perantara komunikasi sementara, setelah itu perjalanan kehidupan yang sesungguhnya pun dimulai.

"Gak usah khawatir kalau pun itu terjadi sama aku, aku bakal tetap sama tujuan pertama aku, BEASISWA! So be calm guys," ujar Hanin mencoba meyakinkan kedua sahabatnya.

"Good," ucap Elsa, setuju.

Sembari menyisir rambutnya Hanin menghidupkan sebuah lagu inggris--yang baru dihapalnya--dari ponsel. Sejujurnya dia tidak suka lagu-lagu barat tapi karena kata salah satu tutor 'pintar bahasa inggris bisa dengan menghapal salah satu lagu bahasa inggris yang sangat dusukai' Maka Hanin pun mencoba mempraktekannya, saat ini Hanin suka mendengar lagu inggris 'everybody gotta learn sometime' dan benar lagu yang dipopularkan oleh 'The Korgis' Memiliki pronounciation yang bagus sehingga Hanin yang suka salah dalam pelafalan kalimat memiliki kemajuan dikit demi sedikit. Namun ketika baru saja sampai reff lagu yang tengah dinyanyikannya bersama Elsa dan Talia berhenti--berganti dengan nada dering telpon.

"Hai, iya ini udah siap," jawab Hanin ketika telpon tersambung "oke aku kebawah ya, wait!" Sambungan Telpon pun dimatikan, Hanin bergegas.

"Hati-hati ya," ujar Talia,

"Pulang bawa oleh-oleh," pinta Elsa.

"Yi orang cuma mau sarapan kali bukan jalan-jalan, bye guys!" Lalu gadis itu pun meninggalkan kamarnya.

***

Hanin tengah sibuk memilih menu sarapannya, membolak balik buku menu dari belakang kedepan dari depan hingga ke belakang lagi. "Hm saya air putih hangat sama bubur ketan hitam aja bu,"

"Oke ditunggu ya mbak e," ucap wanita paruh baya pemilik kedai tersebut. Hanin membalasnya dengan senyuman yang lagi-lagi berhasil membuat Reyhan ikut tersenyum.

"Kenapa sih kalo senyum kok nular?"

"Emang dikira penyakit apa nular?" Seloroh Hanin berusaha menutupi salah tingkahnya. Reyhan yang mendengarnya tertawa.

"Oh ya mau ambil kursusan dimana periode minggu ini?"

"Belum tau sih masih nungguin pengumuman,"

"Pengumaman kursus?"

"Bukan tapi pengumuman seleksi," melihat ekspresi Reyhan yang semakin bingung Hanin tertawa kecil "Jadi aku itu ikutan tes beasiswa lima puluh persen TOEFL di titik nol, terus pengumumannya entar jam dua siang dikirim di gmail tapi kalau mau cepat ya entar jam delapan udah bisa cek langsung di mading kantor TITIK NOL nya," Hanin memperjelas.

"Lho kalo gitu langsung aja kita kesana gimana? Pasti kamu penasaran kan?"

"Iya penasaran banget sih, yaudah selesai sarapan temani aku ya?"

"Amannn!" Mereka pun melanjutkan sarapannya sembari bertukar cerita panjang lebar, melepas rindu dan segala tanya yang berada di kepala masing-masing selama beberapa minggu berpisah.

***

Pare JahatWhere stories live. Discover now