11. 3 + Dania = 4

192 90 17
                                    

Disela konsentrasi melahap makanan Hanin membuka percakapan dengan inti mengajak temannya ke Gunung Kelud.

"Wah serius sama Reyhan pelukis? asik!! Ngebolang bareng orang ganteng." ujar Talia bersemangat.

"Iya apa ganteng? Mana adalah orang ganteng selain aa' nya Dania" balas Gadis cantik dengan gingsul di gigi kanan itu.

"Dasar bucin, tiap hari yang diceritain aa' gak habis-habis. Dari bangun tidur sampai malam tidur lagi kalau Dania di kos pasti kamus di bibirnya aa' lagi-lagi aa', jelas-jelas namanya Elang di panggil aa'." gerutu Hanin yang mulai panas dengan topik terpanas dari reporter bucin Dania Paradila.

"Loh aa' kan karena dia orang sunda makanya cocok dipanggil aa'."

"Iya, tapi gara-gara lo kita ikutan manggil aa'." kini Talia berada pada tim Hanin.

"Pokoknya dimana dia berhenti dari kamar nomor dua sampai nomor sepuluh yang diceritainnya itu aa' aduhhhh dasar bucin." keluh Elsa yang ternyata belakangan ini ikut resah.

"Kalian sih gak ngerasain gimana senang nya aku dispesiali cowok ganteng--"

"Tapi hubungan kalian tanpa status?" potong Elsa mulai mengeluarkan aksi jitu menyebalkannya.

Pletak! Dengkulnya berhasil dipukul Dania. "Sadar diri dong, hubungan lo sama Adam juga gak ada status kali."

"Apaan sih, selesai S1 liat aja undangan gue sama Adam sampai di tangan lo." Elsa pun bangkit dari duduknya mencuci tangan menuju kamar mandi

"Udah diam, paling sebulan lagi hubungan kalian semua udah pada kelar kena Pare Jahat." Talia menengahi, Hanin hanya tertawa. Masih bingung sendiri pada akun sosial media di Pare yang terkadang di beri tagar Pare Jahat.
Sebenarnya Talia dan Elsa sudah sering menjelaskan, tapi karena Hanin anti ambil pusing gadis itu pun tak menghiraukannya.

Makan siang di atas amben yang ada di loteng pun ditutup dengan mereka yang satu persatu beringsut lalu asik pada kesibukan masing-masing.
Hanin tak beranjak, gadis manis bermanik mata coklat itu mulai membuka bukunya sebagai persiapan ujian dua hari mendatang.

***

"Oke everyone to the point, I would like to tell you about my hometown. My hometown is Jambi. Jambi is located in west sumatera, it takes 2 hours from Jambi to Surabaya by plan. Jambi is a little city in Sumatera island, but Jambi has many cultures, such as traditional food, native lenguange, etc."

" ... Third the tourism place of Jambi are Muara takus Temple, Gentala Arasy Bridge, Jambi Paradise Garden, Kaca Lake, Sipin Lake, Kerinci Mountain, etc."

"Fourth the ethnic of Jambi are Java, Minang, and Melayu. Fifth The traditional food of Jambi are; tempoyak (tempoyak is fermantion of Durian), perdamaran cake, krutub fish. And traditional drink of Jambi is Pinang juice ...."

"Enough!" ujar Miss Shofi menghentikan story tell Hanin. Gadis itu mengangguk menutupnya dengan salam lalu kembali duduk diiringi tepukan tangan nan meriah.

"Weh ternyata pronouciation lu kerenn banget cuy!" seru Reyhan bangga sembari menepuk-nepuk bahu Hanin.

"Banyak filler nya gak?" Hanin mengelap dahinya yang berpeluh keringat dingin, Reyhan hanya tertawa kecil melihatnya.

"Udah bagus banget kok. Gak ada cacat satupun, mungkin ada tapi samar deh kayaknya."

"semoga aja." balas gadis itu lega. Selain menjadi peserta ujian pertama ini juga merupakan pengalaman pertama Hanin berbicara banyak di depan umum tanpa teks.

"Kamu good luck ya? Semoga nilai kita semua A."

"Berdua aja lah."

"Kenapa?" tanya Hanin.

"Reyhan, come forward." panggil miss Shofi memotong pembicaraan mereka, kini giliran laki-laki itu yang maju ke depan untuk story tell.

"Biar dicetak sejarah Pare" sambung Rey berbisik pada Hanin "Bye! " lalu beralih kedepan sana.

Member demi member mendapatkan giliran sesuai tema yang didapatkan sehari sebelum ujian. Dengan khidmat ujian berlangsung sampai pukul sepuluh.

Waktu pun terus berputar, menggerakan jarum pendek menuju menit ke 60, Mengganti jam menuju hari baru.
Dan kini tibalah hari Sabtu, waktunya pelajar menikmati hari libur dengan tidur atau ...


***

Pare JahatWhere stories live. Discover now