Telephone dari seberang Provinsi

Start from the beginning
                                    

"Nggak ngajar ke TK, Kak?" tanya sang ibu saat Ayana telah sampai di rumahnya.

"Nggeh Buk, niki badhe siap-siap," jawab Ayana sopan.

"Yo wes, ayo tak enteni."

"Nggeh." Setelah melakukan percakapan singkat dengan sang ibu, akhirnya Ayana bersiap untuk segera pergi ke TK bersama dengan sang ibu yang profesinya sama dengan dirinya. Yaitu sebagai guru TK.

-----o0o-----

Sesampainya di tempatnya mengajar, Ayana telah di sambut oleh beberapa anak kecil yang menjadi anak didiknya beberapa tahun terakhir ini. Suara teriakan anak kecil menjadi hiburan tersendiri untuknya. Walaupun terkadang kesal dengan kenakalan anak-anak, namun rasa bahagianya lebih besar dari rasa kesalnya.

Pelajaran di mulai dengan mata pelajaran agama. Di mana setiap anak akan di belajari membaca serta menghafal beberapa surah pendek dan surah-surah penting lainnya. Tak jarang juga saat sedang proses pembelajaran di mulai, ada beberapa anak yang menjahili teman sebangkunya, hingga membuat Ayana sedikit kewalahan.

Semua canda tawa serta kepolosan sang anak didik mampu membuatnya sedikit melupakan akan rasa rindunya kepada sang pujaan hati. Bahagia rasanya jika melihat dan mendengar sang anak yang telah dia didik mampu mengikuti dan memahami apa yang dia ajarkan.

Waktu pembelajaran telah usai. Semua siswa dan guru telah pulang ke rumah masing-masing, begitu juga dengan Ayana beserta sang Ibu. Ponsel Ayana bordering menandakan bahwa ada telephone masuk mengubunginya.

"Hallo, assalamualaikum Kak," salam Ayana terhadap orang yang berada di seberang ponsel.

"Wa'alaikumussalam Kak, gimana kabarnya?"

"Alhamdulillah baik. Tumben telvon, biasanya aja cuma wa kalau ada apa-apa."

"Aku punya kabar bahagiaaaaa banget," cetus orang tersebut dengan nada yang bahagia.

"Apaan, dapet cogan baru? Dapet kenalan baru? Tobat kali Kak," saran Ayana sembari terkekeh ringan.

"Ih, aku mau nikah tau Kak. Seriusan ini nggak ngayal lagi aku!"

"Serius? Emang ada yang mau serius sama kamu?" cibir Ayana.

"Emang kamu yang ngga bisa move on dari masa lalu? Aku sih bisa ya! Entar dateng ya Kak," Rayu Dila.

"Eh, seriusan kamu? Siapa emang calon kamu? Dan lagi, kapan di khitbah dan acara nikahnya?" berondong Ayana menannyakan.

"Iyalah seriusan. Kamu inget nggak sama salah satu santri putra yang waktu itu pernah aku ceritain ke kamu. Dia yang waktu itu nolong aku waktu motorku mogok itu loh Kak, inget nggak?"

"Lupa-lupa inget, hehehe. Kamu kebanyakan cerita tentang cowok yang deket sama kamu ke aku sih."

"Ah elah. Entar deh aku kasih tau wajahnya. Tapi kamu dateng ya, ke acara nikahanku."

"Insya deh, kirim aja ya tiketnya, hehehe."

"Aku nikah satu bulan lagi Kak. Acaranya cuma sederhana aja kok. Resepsinya juga cuma ngundang temen sama keluarga deket doang. Nginep di rumahku satu minggu ya. Oke, tiga minggu lagi aku kirim tiketnya."

"Tapi ...," Belum sempat Ayana menjawab pernyataan dari sahabatnya, ucapannya haruslah terpotong.

"Oke, aku buru-buru nih. Makasih atas waktunya, hehehe. Wassalamualaikum Kak,"

"Wa ...." Tut ... tut ... tut ...
"Wa'alaikumussalam," jawab Ayana.

"Kebiasaan deh, belum sempet aku jawab udah main matiin aja telvonnya. Semoga ini yang terbaik untukmu Kak, aamiin," lanjut Ayana secara perlahan.Setelah mengakhiri obrolannya bersama dengan sang sahabatnya sejak memasuki masa MA atau SMA, Ayana memutuskan untuk membicarakan serta meminta izin kepada sang Ibu dan Bapaknya untuk pergi ke acara nikahan sahabatnya.

Beruntungnya karena kedua orang tuanya memberinya izin, walaupun harus melewati tahapan membujuk sang ibu terlebih dahulu.

"Apa aku sanggup pergi ke Cirebon? Kemungkinan besar untuk bertemu dengannya sangatlah besar. Apa aku sanggup, padahal hatiku sendiri masih menginginkannya menjadi imamku. Apakah aku sanggup bertemu dengannya setelah sekian lama?" gumam Ayana saat berada di dalam kamar.

-----o0o-----

Pilu membasahi kalbu
Rinai hujan membawa sendu
Tahukah kau, bahwa hati ini tengah merindu?
Ah, mungkin hanya aku yang mengharapkanmu
Mengingat kenangan bersamamu, membuat hatiku semakin pilu
-----o0o-----


Terus baca sampai akhir. Karena yang bikin greget ada di tengah-tengah.

Ayana √Where stories live. Discover now