Meneduh

85 9 0
                                    

“Kok rasanya tambah dingin ya cuacanya, apa mau hujan?” heran Mumun.

“Kayaknya karena udah malem deh Mbak, jadi cuacanya tambah dingin aja,” elak Harun. Satu yang kini membuat Ayana tersadar, bahwa malam semakin larut.

“Astaghfirullah,” gumam Ayana saat melihat angka di handphone miliknya menunjukkan sudah pukul 22.16 WIB.

“Kenapa Tar?” tanya Milda bingung saat mengetahui wajah cemas milik Ayana. Semua orang menoleh ke arah Ayana saat mendengar pertanyaan dari Milda yang di tujukan kepadanya.

“Udah malem Mbak,” jawab Ayana sembari tersenyum kikuk ke arah semua orang yang kini tengah memandangnya.

“Kak,” panggil Ayana memberi kode agar segera mengantarkannya pulang menuju rumah Dila. Beruntungnya Harun memahami situasi tersebut.

“Ya udah, ayo aku anterin kamu ke rumahnya Dila,” ajak Harun sembari berdiri meninggalkan semua orang untuk mengambil kunci motor miliknya.

“Mbak, tau kunci motorku di mana nggak?”  teriak Harun saat tidak dapat menemukan kunci motor miliknya.

“Bukannya tadi kamu bawa?” tanya Mumun sembari berdiri meninggalkan orang yang berada di ruang keluarga tersebut.

“Tadi aku taruh di atas kulkas seingetku,” pekik Harun panik saat mengetahui waktu kini berjalan semakin cepat.

“Ada nggak Run?” tanya Bagas yang entah sejak kapan sudah berdiri di sebelahnya yang kini tengah mencari kunci motornya di sekitar kulkas.

“Nggak ada Ang, bantuin cari!” pinta Harun cemas.

“Suruh tidur di sini aja sih Lestarinya?”

“Nggak mau dia-nya. Orang tadi ku suruh masuk aja dia nggak mau, dengan alesan nggak enak sama tetangga. Lah apalagi kalau aku suruh dia tidur di sini?”

“Coba aja dulu, siapa tau dia mau,” bujuk Bagas.

“Ya udah deh, aku coba bujuk dia dulu.” Usai mengucapkan kalimat tersebut, Harun langsung berlari menuju ruang keluarga di mana Ayana kini tengah berada bersama dengan keluarga yang lainnya.

“Dek,” panggil Harun memberi kode agar Ayana berjalan mendekatinya.

“Kenapa Kak?” tanya Ayana yang kini sudah berada di hadapan Harun.

“Kamu mau tidur di sini aja nggak?” tanya Harun ragu-ragu. Dan Ayana hanya mampu menukikkan kedua alisnya sembari menatap wajah-wajah orang di sekitarnya.

“Nggak papa kan Mi, Ang, Mbak?” tanya Harun memastikan. Semua orang mengangguk, dan Ayana di buat salah tingkah sendiri akan reaksi dari tubuhnya. Jantungnya berdetak sangat keras, hatinya menjadi cemas jika nanti memang dia benar akan menginap malam ini di rumah milik keluarga Harun.

“Tidur di sini aja nggak papa. Kalau pulang juga pasti kemalaman nanti,” ujar Sunarti mengetahui kecemasan dari wajah Ayana.

“Kak,” pinta Ayana lirih. Harun frustasi karena kunci motor miliknya telah hilang. Sedangkan rasa khawatir di dalam benak Ayana selalu saja bermunculan.

Bagaimana reaksi kedua orang tuanya jika mereka mengetahui dirinya bermalam di rumah seorang pria? Bagaimana tanggapan tetangga-tetangga sekitar? Dan juga bagaimana tanggapan dari keluarga Dila jika mereka mengetahui bahwa Ayana tidur di rumah Harun?

“Pakai motor milikku aja Run,” saran Bagas.

“Kamu mau?” tanya Harun kepada Ayana, dan Ayana mengangguk antusias karena sebentar lagi dia akan segera pulang ke rumah Dila.

Ayana √Where stories live. Discover now