[34]

177 15 8
                                    

"Project keluar negeri?" Tanya Alona terkejut.

"Iya, kak." Jawab Veneza dengan agak takut.

"Kamu yakin mau berangkat? Apa kita semua bisa jauh dari kamu?" Tanya Alona memastikan kembali keputusan Veneza.

"Entahlah, tapi jika kakak tidak mengizinkan.
Aku pun juga tidak akan pergi."

"Siapa yang akan menjaga kamu disana?"

"Ada, Sean." jawab Veneza yang tadinya menunduk kini menatap dengan pasti ke arah kakaknya.

Helaona terdiam sejenak, memikirkan beberapa kali rencana adiknya yang memang akan memiliki resiko. Mungkin saja disana Veneza lalai dengan siapa dirinya, mungkin juga dia bisa menunjukkan sihirnya, atau bisa jadi ada hal lain yang terjadi. Bahkan di luar negeri ia hanya dengan Sean dan tim nya, yang mereka manusia bukan seperti dirinya yang seorang peri.

"Tidak apa-apa kak, kalau tidak menyetujuinya. Aku bisa mengatakan alasan lain untuk menolak project itu pada Sean." Sekali lagi Veneza mengucapkan kata-kata pasrah dengan keputusan kakaknya.

Alona mengerti betul keinginan kuat dari dalan diri adiknya itu, bagaimana bisa dia akan menolak keinginan adiknya yang tidak akan datang untuk kedua kalinya.
Akhirnya keputusan pun di ucapkan oleh Alona.

"Baiklah, kakak percaya kamu bisa menjaga dirimu baik-baik. Dan kakak percaya pada Sean, tapi kamu juga harus ingat siapa jati dirimu."

Veneza tersenyum sumringah, dia mengangguk dan berjanji akan selalu ingat pesan kakaknya itu. Dan, dia pun langsung menghubungi Sean untuk mengabari kabar baik ini.

"Halo, Sean?"

"Iya, gimana?"

"Aku boleh berangkat kok, jadi kapan?"

"Besok malam kita berangkat."

"Baiklah, aku akan besiap-siap."

"Aku akan menjemputmu dan mengizinkan lagi kepada kak Alona. Kamu tenang aja aku masih punya rasa tanggung jawab terhadap kamu."

Veneza tersenyum dengan kalimat yang diucapkan Sean. Bagaimana tidak meleleh kalau Sean sudah mengatakan hal itu. Sungguh laki-laki itu sangat bertanggung jawab dan dewasa. Hingg rasa suka Veneza semakin hari semakin kuat saja terhadap laki-laki yang terus membuatnya jatuh cinta itu. Semoga saja dia tidak akan mengecewakan Veneza apalagi menyakiti hatinya, dan semoga Sean lah Takdirnya untuk menjadi pelengkap sayapnya dan bisa menyelanmatkan kerajaan peri dari sumber ketakutan selama bertahun-tahun.
Bicara soal kerajaan, Veneza jadi merinduka Ayah dan Bundanya di atas sana. Bagaimana keadaan mereka berdua, dan bagaimana kerajaan peri ketika di tinggalkan oleh kelima putri besar kerajaan. Apakah Veneza harus menemui pamannya untuk tau bagaimana cara berkomuniskasi dengan dunia kerajaan. Ya, itu ide yang bagus dia bisa menemui pamannya untuk mengatakan hal itu.

•••

Pagi ini, Veneza bangun lebih awal dari biasanya. Entah dari mana asalnya dan bermimpi apa tadi malam sekarang dia sudah memakai celemek di tubuhnya dan sedang berkutat dengan berbagai sayur di atas meja dapur. Beberapa buah pun juga sudah dicucinya. Kali ini dia akan memasak masakan yang banyak.
Bau harum tercium di indera penciuman Aille yang baru keluar dari kamarnya sambil mengucek matanya yang baru saja bangun tidur. Dilihatnya jam dinding masih menunjukkan pukul setengah 6 dan siapa pagi-pagi seperti ini sudah masak pikirnya. Jika kak Alona juga tidak mungkin karena kakaknya itu akan memasak pada pukul 6 tepat. Lalu siapa?
Aille berjalan ke arah dapur, dan dilihatnya Kakak keduanya itu mondar-mandir mempersiapkan segala bentuk masakan.

KU INGIN MENCINTAIMUWhere stories live. Discover now