[24]

316 32 0
                                    

Baru saja mobilnya masuk kedalam garasi, ia sudah disuguhkan dengan pemandangan yang tidak mengenakan mata. Ingin sekali ia mencabik-cabik muka sok cantik itu, ya siapa lagi kalau bukan Mora yang sudah duduk manis di ruang keluarga rumah besar milik Tanubrata. Jefin, ingin berbalik lagi ke garasi namun langkahnya tercegah oleh Mama nya yang sudah terlanjur melihatnya datang. Akhirnya mau tidak mau ia harus menemui si Mora itu.

"Sayang, kamu udah pulang kok mau balik lagi sih?" tanya Mamanya pada Jefin setelah pemuda itu melepas dasi dan jas nya.

"Mau cari udara segar aja, Ma." jawab Jefin melirik Mora yang terus nenatapnya.

"Wah, kok bisa kebetulan gitu sih? Mora juga mau cari udara segar ke luar. Sekarang kamu mandi gih terus jalan-jalan sama Mora." Suruh Ellea pada anaknya.

"Emm, kok tiba-tiba badan Jefin agak nggak enak gitu ya Ma. Gimana kalo Mora jalan-jalan sendiri aja, Jefin mau istirahat di kamar aja. Oke, Ma." Ucap Jefin berlalu menaiki tangga setelah mencium pipi kiri Ellea mamanya.

"Tuh kan Tante, Jefin tuh banyak alasannya. Gimana coba aku bisa deket sama dia kalo kayak gini terus?" Keluh Mora pada Ellea.

"Yang sabar ya sayang, kalo kamu terus deketin dia Tante yakin deh Jefin bakalan luluh sama kamu." Ucap Ellea sambil mengelus rambut tergerai Mora.

"Kayaknya ya Tante, kalo aku lihat-lihat Jefin tuh lagi deket sama cewek. Ya mungkin Jefin nggak bilang sama Tante."

Ellea mengerutkan keningnya, siapa yang  sedang di dekati anaknya. Sebab setelah kejadian itu Jefin anaknya sama sekali tidak mau dekat dengan wanita manapun.

"Siapa? Kamu tau?" tanya Ellea mulai penasaran.

"Sini deh tante aku kasih tau."  Mora mengajak Ellea duduk.

"Jadi ya tante waktu itu tuh, Jefin nolongin cewek gitu di taman. Aku di marahin abis-abisan sama Jefin cuma gara-gara cewek itu, Tan."

Untuk yang kedua kalinya Ellea bingung  karena mana mungkin Jefin bisa memarahi Mora anak rekan kerja suaminya.

"Masa iya sih Jefin marah-marah ke kamu?" tanya Ellea memastikan.

"Iya tante, padahal kan yang salah si cewek itu. Bisa-bisanya dia dorong aku dan numpahin air ke baju aku, Tan. Cuma gara-gara aku bisa deket sama Jefin, eh dianya marah ke aku, Tan." Ucap Mora pura-pura memelas agar mendapatkan simpati dari Ellea.

"Yaampun sampek segitunya? Tapi kamu gapapa kan?" Tanya Ellea.

"Gapapa kok,Tante. Cuman aku sakit hati aja karena cewek itu ngata-ngatain aku yang nggak-nggak. Aku takut kalo Jefin nggak bisa sama aku lagi tante." Jawab Mora kembali pura-pura menangis sedih.

"Udah sayang jangan nangis ya, Tante pastikan Jefin akan sama kamu Oke, udah ya ada Tante dan Om disini untuk jagain kamu." Ucap Ellea memeluk Mora sambil mengusap-usap lembut punggung Mora.

"Makasih ya, Tante." Ucap Mora menghapus air matanya sambil tersenyum licik di tengah-tengah ia berpelukan dengan Ellea.

•••

"Jadi, selama ini pekerjaan kamu itu model?" tanya Alona setelah mendengar cerita dari Veneza.

"Kok, kakak nggak cerita sih? Pantesan aja wajah kakak ada dimana-mana." Kata Aille yang pernah melihat poster wajah Veneza di salah satu pertokoan.

"Berarti sekarang, Kak Veneza jadi terkenal dong?" tanya Evril.

"Tapi itu nggak akan lama kok." Jawab Veneza tak bersemangat.

"Kenapa?" tanya Evril lagi.

"Besok aku akan keluar dari pekerjaanku." Jawab Veneza lagi membuat ketiga saudaranya saling pandang.

KU INGIN MENCINTAIMUWhere stories live. Discover now