[31]

218 29 3
                                    

Dua orang yang sedang dilanda kerinduan sedang asyik mendengarkan lagu di dalam mobil yang sudah melaju beberapa menit yang lalu. Setelah berbaikan mereka berdua pergi ke suatu tempat entah kemana, yang tau hanyalah pemuda yang sedang menyetir itu.

“Kita mau kemana?” tanya Veneza yang duduk di kursi pemengemu.

“entar juga tau.” Jawab Sean singkat.

“Kamu nggak akan apa-apain aku kan?” tanya Veneza memastikan.

“Ya enggaklah, kalo gue mau apa-apain udah daritadi kali.”

“Iya juga ya. Emang mau kemana sih?” tanya Veneza penasaran.

“Kan udah gue bilang entar juga tau sendiri. Perjalanan masih jauh mending lo tidur dulu aja.” Suruh Sean karena perjalan menuju tempat asing itu masih cukup jauh.

Veneza masih tetap penasaran mau dibawa kemana dia oleh Sean, ia masih menatap Sean yang sedang menyetir. Sadar karena gadis disampingnya itu tetap menatapnya dengan penuh tanda tanya ia pun menoleh.

“Kenapa? Lo masih penasaran?” tanya Sean dan Veneza mengangguk.

“Oke, gue kasih clue nya aja. Pokoknya tempat itu tuh pasti bisa buat lo merasa nyaman dan tenang. Lo bayangin aja sendiri gimana tempatnya dan seperti apa.” Lanjut Sean kembali fokus menyetir.

Veneza beralih menghadap depan dan mencoba membayangkan tempat yang akan mereka temui.

“Kayaknya tempat itu luas dan disana udaranya masih sejuk.” Gumam Veneza dan masih dapat di dengar oleh Sean.

Gadis pintar, secepat itu dia bisa tau.” Ucap Sean dalam hati sambil tersenyum.

“Eh iya, kamu udah izin ke kakak aku kan kalo kamu bawa aku keluar?” tanya Veneza baru ingat jika dia tadi tidak izin dengan kakaknya.

“Tenang aja, di awal juga udah aku izinin.” Jawab Sean santai.

Gadis itu mengerutkan keningnya dengan jawaban Sean.

“Seyakin itukah kamu?” tanya Veneza.

“Apanya?” tanya Sean balik.

“Emm nggak jadi deh.” Jawab Veneza merubah posisinya menghadap kesamping dan menatap keluar jendela kaca mobil.

Suasana kembali hening hanya lagu yang Sean putar yang terdengar. Lama-kelamaan Veneza terlihat mengantuk karena waktu sudah hampir menunjukkan pukul 22.30
Akhirnya ia pun memejamkan mata, sedangkan Sean masih tetapfokus menyetir sambil sesekali melihat ke arah samping ia duduk.

•••

“Depan situ entar belok kanan, Bang.” Ucap Evril memberi tunjuk pada Jefin.

Ya setelah melewati beberapa perdebatan dengan Kenzo akhirnya Jefin berhasil mengantarkan Evril pulang. Sebenarnya sih itu malah membuat Kenzo senang karena dia tidak repot-repot mengantarkan gadis yang ia sebut ‘gadis menyebalkan lah’ ‘gadis bermuka triplek lah’ dan sebagainya.

“Belokan ini?” tanya Jefin memastikan, karena dia tidak asing dengan belokan itu.

“Iya,Bang. Belok kanan,” jawab Evril.

Jefin mengangguk dan membelokkan mobilnya ke arah kanan.

“Apa dia satu perumahan sama Alona?” tanya Jefin dalam hati pada dirinya sendiri.

Tinggal dua rumah lagi mereka lewati dan sebentar lagi adalah rumah Alona. Jefin mengawasi betul rumah-rumah yang sering ia lintasi saat mengantar kekasihnya itu puang atau menjemputnya.

KU INGIN MENCINTAIMUWhere stories live. Discover now